2014
"Selamat ulang tahun!"
Suasana meriah di asrama membuat Jennie terperangah kaget. Dia melihat teman-teman trainee-nya yang sudah memegang kue dan juga beberapa balon di sekitar tempat tidurnya.
Jennie mengucek matanya bingung, dia kemudian ditarik oleh Lisa untuk berdiri. Lalu gadis asal Thailand itu memegang kedua tangan Jennie dari belakang dan memaksanya untuk bertepuk tangan.
"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Jennie, selamat ulang tahun!"
Tepuk tangan bersahut-sahutan membuat Jennie tersadar bahwa hari ini ulang tahunnya. Para trainee Pink Punk yang tersisa tujuh orang ini kemudian membawa Jennie ke luar kamar, dan mendudukannya di sofa.
"Ayo potong kuenya," ujar Chaeyoung sambil membawa pisau kue dari arah dapur. Dia juga membawa serta beberapa piring.
"Tunggu tunggu, aku mau cuci muka dulu," kata Jennie kemudian. Dia lalu berdiri dan menuju westafel untuk mencuci wajahnya.
Setelah itu, dia kembali bergabung dengan teman-temannya, dan menikmati sisa malam sebagai perayaan ulang tahunnya yang ke 18 tahun.
Tak lama, Hanbin kemudian meneleponnya. Jennie tersenyum mengetahui temannya yang satu ini menelepon di tengah malam saat perayaan hari ulang tahunnya.
"Selamat ulang tahun!" ujar Hanbin di sebrang telepon. Jennie tersenyum setelah mendengar suara laki-laki ini.
"Terima kasih Hanbinie," kata Jennie singkat. Senyumnya masih menguar di wajahnya.
"Bagaimana kejutan teman-temanmu? Berhasil?" tanya Hanbin kemudian.
"Kau tahu?"
"Iya, aku ikut patungan kue."
"Ah pantas saja rasanya tidak enak."
"Kurang ajar," kata Hanbin sembari tertawa.
"Kau mau langsung tidur lagi?" tanya Hanbin.
Jennie melihat jam sekilas, sudah jam setengah dua malam.
"Sepertinya belum, ada apa?" ujar Jennie.
"Tidak apa-apa, kau cepat tidur, besok pagi aku mau minta traktir."
"Enak saja!"
"Dadah, selamat malam, selamat ulang tahun," Hanbin pun langsung menutup teleponnya.
Jennie hanya merenggut kesal, yang benar saja besok pagi? Pagi-pagi? Dia lalu dengan malas masuk ke kamarnya, mencoba untuk kembali tidur.
***
Benar saja! Pagi-pagi sekali sekitar pukul 6, Hanbin sudah menelepon Jennie berkali-kali, meminta gadis itu untuk segera menemuimya di luar. Jennie sedikit mengomeli Hanbin sebelum akhirnya menurut keluar asrama.
"Yaaaak! Kau tidak tahu aku masih kurang tidur? Aku benar-benar ngantuk Kim Hanbin!" kata Jennie setengah membentak Hanbin, setelah keduanya bertemu di lobi apartemen.
"Eh, anak manis tidak boleh marah-marah," kata Hanbin sambil menarik lengan Jennie, mengajaknya ke luar lobi.
"Kita mau ke mana sih? Masih pagi Ya Tuhan, Kim Hanbin, yang benar saja!"
"Lihat, ikan-ikan di sungai Han saja masih enggan terbangun," Jennie terus protes kepada Hanbin. Sementara laki-laki yang kini mengenakan topi, masker, kaos, jaket, celana jeans, dan converse ini tidak mempedulikan rengekan gadis tersebut.
"Kau juga, kenapa terus memegang tanganku? Nanti kalau kita tiba-tiba bertemu dengan penggemarmu bagaimana? Mau cari mati?" lagi-lagi mulut Jennie Kim memang tidak bisa ditahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, let's look at the sky sometimes
FanfictionKisah soal cinta bertepuk sebelah tangan. Soal cinta yang tak mereka rasakan. Soal keberadaan yang terlalu membuat nyaman. ----- Jennie Kim, gadis muda yang memilih untuk pulang ke Korea demi menjadi idola K-Pop. Ia pun menjadi trainee di YG Enterta...