2011
"Hanbinnnnn," teriak suara kecil melengking, menggema di lorong YG Training Center. Laki-laki yang dipanggil itu terus lari menjauh saat namanya diteriaki oleh perempuan yang telah dikenalnya selama kurang lebih sepuluh bulan ini.
"Hanbin, kalau kau terus lari, aku tidak akan memaafkanmu, sampai kapanpun!" kata gadis kecil itu tegas, sembari melipat kedua tangannya di dada.
Hanbin pun berhenti berlari, lalu berbalik memperhatikan gadis tersebut yang sedang cemberut memperhatikannya. Dia tertawa geli, dan selalu merasa senang ketika menjahilinya.
Pipinya yang tembam, perawakannya yang kecil, rambut hitam panjang yang terurai hingga punggung, menambah kesan imut terhadap wajahnya yang jutek.
"Jennie, kau ini memang paling bisa dalam urusan mengancamku," kata Hanbin sambil berjalan gontai menghampiri gadis yang seumuran dengannya ini. Di tangan kanannya, Hanbin memegang sebuah buku kecil berwarna merah muda, yang memiliki gembok.
"Kau harusnya berpikir dua kali kalau mau mengerjaiku, Hanbin!" kata Jennie merebut buku yang dipegang oleh lelaki yang hobi mengenakan topi itu.
"Aku kan hanya ingin tahu lirik lagu yang kau tulis di bukumu itu," kata Hanbin pelan. Jennie mendesah, merasa kesal melihat ekspresi Hanbin yang merajuk.
"Kontrol mukamu, jelek!" kata Jennie sembari memukul kepala Hanbin pelan menggunakan bukunya.
Dia pun berlalu berputar balik memasuki ruangan latihan. Hanbin lalu mengekori Jennie masuk ruang latihan tersebut sembari tersenyum puas.
***
"Hyung, coba lihat muka masam Hanbin," ujar seseorang sembari mencolek lengan orang di sebelahnya.
Mereka lalu tertawa melihat wajah muram Hanbin. Hanbin hanya mendelik kesal menjadi bahan ejekan kedua hyung-nya itu.
Setelah peristiwa mencuri buku Jennie, ternyata gadis itu benar-benar marah kepada Hanbin. Hingga membuatnya merasa bersalah dan bingung.
Ini pertama kalinya Jennie benar-benar marah kepadanya. Padahal selama sepuluh bulan terakhir, dia sudah sering menjahilinya.
"Kim Hanbin, kau harusnya tahu, berurusan dengan Jennie Kim, sama dengan mencari mati," lanjut orang itu disambung tawa puas karena melihat wajah Hanbin yang semakin masam.
"Diam kau hyung," kata Hanbin kesal.
Ketiga trainee YG itu kini sedang berada di kantin sembari makan roti dan susu pisang. Selain Kim Hambin, mereka adalah Kim Jiwon dan Kim Jinhwan. Triple Kim, yang terkenal lengket seantero YG bak perangko dan amplop, mereka bertiga tidak bisa terpisahkan sejak pertama kali memulai masa trainee di awal tahun 2011.
"Dengar Hanbin, kau tidak akan pernah bisa mendapatkan pacar kalau caramu kekanakan," ujar Jinhwan santai sambil memakan rotinya yang telah habis setengah.
Jiwon yang lebih dikenal dengan panggilan Bobby itu mengangguk, menyetujui perkataan laki-laki yang paling tua di antara mereka bertiga.
Hanbin pura-pura tidak mendengarkan, dan sibuk memainkan sedotan susu pisang yang telah habis. Telinganya sudah memerah karena kesal dinasehati seperti itu oleh Jinhwan.
"Kau dengar tidak?" tanya Jinhwan memastikan.
Bobby pun mencolek-colek lengan Hanbin, sembari senyum-senyum memperhatikan wajahnya yang semakin muram.
"Aku tidak ada niat memiliki pacar, tidak ada perempuan yang aku sukai," ujar Hanbin cuek, lalu menggigit sedotan yang dari tadi ia mainkan.
"Kau serius Bin?" kata Bobby dengan suara meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, let's look at the sky sometimes
FanficKisah soal cinta bertepuk sebelah tangan. Soal cinta yang tak mereka rasakan. Soal keberadaan yang terlalu membuat nyaman. ----- Jennie Kim, gadis muda yang memilih untuk pulang ke Korea demi menjadi idola K-Pop. Ia pun menjadi trainee di YG Enterta...