Chapter 7

540 56 1
                                    

2013

"Eomeoni," teriak Hanbin setelah sampai ke rumahnya.

Dia hari ini memutuskan untuk pulang ke rumah, pikirannya mulai pusing jika terus-terusan berada di studio rekaman. Dia juga rindu dengan masakan eoma-nya yang lezat, juga rindu menggendong adiknya, Hanbyul.

"Hanbin-ah," ujar ibunya sesaat setelah melihat sang anak masuk ke dalam rumah. Dia langsung memeluk erat anak sulungnya itu.

"Mana Byul?" tanya Hanbin langsung, setelah beberapa menit berpelukan dengan ibunya itu. Sang ibu hanya memberikan isyarat bahwa adiknya sedang tidur. Hanbin pun mengangguk lalu memilih untuk pergi ke kamarnya.

Dia merebahkan diri di kasur. Aroma kamarnya tetap sama, meski telah ditinggal tiga bulan oleh pemiliknya. Sepertinya, kamar ini sering dibersihkan.

Dia lalu mengecek handphone, dan melihat ada satu panggilan suara tidak terjawab dari Donghyuk. Ia pun langsung menelepon balik teman satu grupnya itu.

"Halo," ujar Donghyuk di telepon.

"Ada apa?" tanya Hanbin masih dalam posisinya rebahan di kasur.

"Aku tidak melihatmu di asrama dan studio, kau di mana hyung?" tanya Donghyuk.

"Aku di rumah, baru sampai."

"Ah baiklah, selamat istirahat hyung."

"Ya, kau juga pulang lah, jangan terlalu lama di asrama."

"Ya hyung, sampai jumpa."

"Ya."

Tak lama setelah panggilannya terputus, langsung masuk satu panggilan lagi dari Yunhyeong. Hanbin pun menggurutu, mengapa orang-orang terus meneleponnya.

"Apa hyung?" ujar Hanbin langsung.

"Kau di mana Hanbin-ah?"

"Aku di rumah, ada apa?"

"Ah baguslah, aku hanya khawatir, kau seharian tidak terlihat di mana-mana."

"Aku baik-baik saja hyung."

"Iya bagus jika kau baik-baik saja."

"Kau pulang juga, makan makanan enak dengan keluargamu."

"Iya aku sudah di rumah."

"Oke, salam untuk eomeoni dan abeoji."

"Ya, salam juga untuk keluargamu."

"Iya hyung, selamat istirahat."

"Iya kau juga, sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

Hanbin lalu melirik jam di handphone-nya, sudah pukul tujuh malam. Dia lalu menghembuskan napas pelan, kemudian mencoba menutup matanya yang lelah akibat tidak tidur semalaman.

Baru saja menutup mata, pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, sesosok makhluk kecil mengendap-endap ke kasurnya, lalu naik ke atas tubuhnya.

Hanbin tersenyum. Menyadari siapa yang datang mengganggu waktu istirahatnya. Dia pun menarik tubuh mungil tersebut ke dalam pelukannya. Menjadikannya guling untuk kembali tidur.

"Hanbinie," rengek suara kecil yang dipeluk Hanbin, yang dipanggil hanya bergeming, malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Sebentar, oppa lelah," lirih Hanbin pelan, tanpa membuka matanya.

Seperti mengerti perkataan Hanbin, adiknya Hanbyul pun langsung diam. Mereka lalu tertidur berdua, mengistirahatkan matanya yang lelah.

Di sisi lain, Jennie kini tengah berkumpul dengan teman-teman trainee-nya di ruang latihan vokal. Hari itu, dia baru saja makan siang dengan Hanbin, sehingga para trainee meledeknya, dan terus menerus mengatakan bahwa mereka seharusnya berpacaran.

Well, let's look at the sky sometimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang