2014
"Sebentar, aku benar-benar tidak paham," ujar Chaeyoung.
"Iya, coba kau hubungi Junhoe," kata Jennie.
Jennie dan Chaeyoung kini tengah berada di samping sungai Han. Menjauh dari teman-teman trainee lain. Ini masalah gawat, gara-gara foto tersebut, mereka tidak diperbolehkan bertemu. Chaeyoung dan Junhoe juga hampir saja tidak bisa debut.
Masalahnya lagi, mengapa foto-foto mereka tidak tersebar di internet? Kenapa hanya perusahaan dan Junhoe saja yang tahu.
"Kau tidak mau menghubunginya? Kalau begitu biar aku saja," ujar Jennie kesal melihat Chaeyoung yang terlalu lama berpikir.
Chaeyoung hanya menatap Jennie, menyetujui idenya tersebut. Lebih baik gadis galak yang penuh rasa ingin tahu saja yang menghubunginya.
Tidak lama, Junhoe langsung mengangkat panggilan Jennie.
"Coba kau jelaskan rinciannya, detailnya, nomornya, siapa yang mengirimkan foto itu?" tanya Jennie langsung tanpa basa-basi. Bagaimana bisa basa-basi? Gara-gara foto keparat itu, dia tidak bisa bebas mengobrol dan bermain dengan Team B.
"Tidak tahu," kata Junhoe singkat.
Jennie berdiri dari kursinya. "Masa kau tidak tahu? Kirimkan tangkapan layarnya, aku ingin tahu, siapa si pembuat onar ini."
"Eonnie, sabar," kata Chaeyoung di sebelahnya sambil menarik-narik kaos Jennie.
Namun gadis itu tidak mempedulikannya. "Cepat Jun, aku ingin tahu, kirim sekarang!"
Jennie kembali duduk, dia mengatur napasnya yang tak beraturan karena menahan emosi. Sementara Chaeyoung meringis melihat tingkah temannya ini.
"Tidak bisa dibiarkan, kita harus mencari tahu siapa!" ujar Jennie bersungut-sungut. Chaeyoung hanya mengangguk. Dia bingung sendiri, ini masalah Jennie atau dirinya sih? Mengapa jadi Jennie yang emosi?
Satu pesan dari Junhoe masuk ke ponsel Jennie. Laki-laki itu mengirimkan tangkapan layar pesan berupa foto-foto dirinya dan Chaeyoung saat di Lotte World.
Jennie melihat nomor si pengirim. Nampaknya tidak asing, dia seperti pernah melihat nomor yang sama. Namun entah di mana, entah punya siapa.
Gadis tersebut lalu memasukan nomor itu ke ponsel miliknya, berharap ada satu nama yang muncul. Tetapi ternyata dia juga tidak menyimpannya. Begitu juga Chaeyoung, dia pun tidak menyimpan nomor si pengirim.
Tiba-tiba, Hanbin menelepon dirinya. Tepat waktu! Pikir Jennie, dia memang telah berniat menelepon laki-laki ini.
"Kau sudah melihat pesan dari Junhoe?" tanya Hanbin.
"Sudah, kau tahu nomor siapa?" tanya Jennie tak sabar.
Hanbin diam sejenak, lalu mengatakan, "Itu nomor yang sama, yang mengirimkan pesan kepadaku waktu itu."
"Pesan yang mana?"
"Saat kau menangis."
Jennie terdiam. Berarti. "Berarti trainee Pink Punk?"
"Bisa jadi."
Jennie langsung merinding. Dia tidak menyangka, orang yang mengambil foto, ternyata orang yang sama yang memberitahu dirinya sedang menangis di ruang latihan.
"Kau tidak bercanda kan Kim Hanbin?"
"Untuk apa aku bercanda Jennie Kim!"
"Baiklah-baiklah."
"Sekarang bagaimana?"
"Bagaimana apa? Aku pun tidak tahu."
Hanbin terdengar menghela napas berat. "Coba kau telepon nomor tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, let's look at the sky sometimes
FanficKisah soal cinta bertepuk sebelah tangan. Soal cinta yang tak mereka rasakan. Soal keberadaan yang terlalu membuat nyaman. ----- Jennie Kim, gadis muda yang memilih untuk pulang ke Korea demi menjadi idola K-Pop. Ia pun menjadi trainee di YG Enterta...