06

756 176 137
                                        

S E O L A H

T A K   A D A

Pembaca yang baik, jangan lupa vote, comment dan share biar teman kalian juga baca cerita ini❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pembaca yang baik, jangan lupa vote, comment dan share biar teman kalian juga baca cerita ini❤️

💌💌💌

"Kita ketemu lagi, sayang?" sapa gadis itu menyeringai.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Theo tanpa berniat membalas sapaan gadis di depannya.

"Wooow. Keren banget rumah ini, ada kaca berjalan."

"Kita kembar, bodoh!" Gadis itu terkekeh.

Theo geram melihat kembarannya yang menatap wajahnya takjub. Rasanya ingin sekali Theo memasukan gadis di depannya ini ke dalam karung. Theana Freya Dirgantara, gadis cantik yang sangat suka mencampuri segala urusan Theo.

Freya akan marah jika ada yang mengatakan mereka kembar, karna
Freya merasa risih setiap dirinya dibanding-bandingkan dengan Theo, entah itu wajah ataupun sifat. Tapi Freya sangat suka jika Theo yang mengatakannya. Rasanya ada kesenangan tersendiri saat menggoda kembarannya ini.

Freya mencengkeram erat rahang Theo. Menatap intens setiap inci wajah kembarannya. "Tapi dilihat dari segi manapun, tetap cakepan gue."

Theo menutup kembali pintu kamarnya, setelah sebelumnya Freya masuk tanpa permisi. Langsung membongkar apapun yang ada di kamar Theo. Mulai dari lemari, kasur, kamar mandi, sudah ia geledah.

Freya menggeleng pelan. Setelah tiga tahun, tidak ada yang berubah di dalam kamar Theo.

"Oh, iya, Yo. Ada salam dari oma, kangen katanya."

Theo berdehem sebagai jawaban. Sejak SMP Freya memang dibesarkan di Bandung, bersama nenek dan kakeknya.

Dulu, Kinal dan Aryan terlalu mencintai pekerjaannya masing-masing, sampai tidak mengetahui bahwa putrinya sedang dirawat di rumah sakit karna tenggelam. Akhirnya, nenek dan kakek mereka memutuskan untuk membawa paksa Freya bersama mereka.

Freya menghampiri kembarannya yang menatapnya dingin. "Lo kenapa sih? Sini-sini, Dek, cerita sama Kakak."

"Gue yang lahir duluan!"

"Gue!" sahut Freya tidak terima.

Theo mengembuskan napasnya pelan. Kembarannya ini selalu saja membuatnya kesal. "Gue."

"Tau dari mana kalau lo lahir duluan?" cecar Freya.

"Emak gue lah."

"Kata oma gue duluan."

"Terserah lo, tua aja bangga!" Akhir Theo dengan nada ketus.

Theo beranjak. Membuka pintu kamarnya, berniat mengambil makanan yang berada di dapur. Di dalam kamar, Freya kembali diam. Matanya menatap penuh arti langit-langit kamar Theo yang begitu banyak kenangan.

Jangan Datang Lagi, Cinta! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang