FOLLOW SEBELUM MEMBACA
Theo Dirgantara. Kehilangan cinta pertamanya, perempuan yang dulu memberinya sebuah diary dan menghilang begitu saja membuat Theo menjadi cowok dingin, ketus, dan pemarah.
Theo mengabaikan semua cewek yang mencoba mendekatiny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote, komen, dan share gaes❤
💌💌💌
Setelah sampai di rumah sakit Chika berlari tergesa-gesa, jantungnya berdetak tak karuan semenjak Theo menghubunginya tadi. Chika berhenti sejenak saat ponselnya terus bergetar menandakan rentetan telepon dan pesan yang ternyata dari Theo.
TheoDgntr. Bougenville, 94.
Chika langsung bergegas menuju tempat Gebby dirawat sekarang, gadis itu mengintip dari kaca kecil yang ada di pintu ruangan, di sana Gebby terkulai lemah. Kemudian gadis itu memutar handle pintu pelan-pelan.
"Bangun woy! Lo udah ngancurin acara makan gue! Kesel gue sama lo!"
"Lo juga harus tanggung jawab karna udah buat gue hampir serangan jantung mendadak tadi!" ujar Chika menumpahkan segala kekesalannya kepada Gebby.
Melihat wajah Gebby yang semakin pucat dan tidak ada jawaban dari sahabatnya nada bicara Chika sontak melirih, "Bangun dong, kalau lo bangun gue jajanin deh."
Chika masih meracau di hadapan Gebby yang masih menutup matanya, berharap sahabatnya cepat tersadar.
"Jangan bohong ya?"
"Iya," jawab Chika cepat.
Beberapa detik kemudian Chika membelalakkan matanya saat tersadar suara itu berasal dari orang yang sejak tadi ia salah-salahkan.
Chika menoleh menatap Gebby tak percaya. "Lo udah bangun dari tadi?!"
Gebby menggigit bibirnya kuat-kuat agar tawanya tidak pecah sekarang juga di depan Chika. Gadis itu mengangguk. "Ooh, jadi kamu lagi kesel nih sama aku?"
"Iya gue kesel sama lo! Lo itu keras kepala!"
Gebby menatap Chika tak percaya. Kenapa sahabatnya ini terlalu jujur? Tidak bisa kah Chika membuat alibi sedikit agar Gebby tidak merasa down?
"Kalau kepala aku lembek namanya squishy," Gebby terkekeh renyah.
"Tau amat. Gak peduli gue!" ujar Chika dengan nada kesal. Chika melangkah pergi meninggalkan Gebby. Terserah Gebby mau apa, yang jelas ia sangat lapar sekarang.
Sepeninggal Chika, Gebby kembali terdiam. Ia merasa mati kutu jika tidak ada sahabatnya, tadi dirinya hanya merasa lelah maka dari itu ia memutuskan untuk istirahat sejenak tapi belum sampai ke alam mimpi Gebby merasakan ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.
Saat Gebby mencium parfum aroma moka yang sangat familiar di indra penciumannya ia langsung tahu siapa yang datang. Niat Gebby ingin membuka matanya terkurung saat mendengar umpatan-umpatan kasar yang dilontarkan oleh sahabatnya, begitu mendengar bahwa acara makan gadis itu terganggu Gebby merasa tergelitik, ia sangat tahu Chika tidak suka diganggu saat gadis itu sedang makan, bahkan jika ada gempa gempa sekali pun mungkin gadis iti tidak akan peduli lalu kembali melanjutkan mengisi perutnya. Dan hari ini Gebby berhasil mengacaukan acaranya.