A L A S A N
D I B A L I K
S E M U A N Y A.
Kasih gue vote dan komen, dong! Biar gue bahagia. Dapet pahala lo, lo pada :v
💌💌💌
"GEEEE." Suara bariton itu berhasil mengalihkan perhatian Gebby dari ponselnya. Dari balik pintu kelas, Zidan menghampiri Gebby.
Cowok itu mengatur napasnya sejenak. "Ge, T-Theo, Ge."
Mendengar nama Theo disebut, Gebby berdiri mendekati ketua kelasnya itu. "Theo kenapa?"
"Zidan, Theo kenapa?!"
"Itu, lagi berantem sam-" Zidan mengusap kasar wajahnya setelah sadar ternyata Gebby sudah tidak ada di depannya.
"LARI AJA SANA LO! EMANG LO TAU THEO BERANTEM DI MANA?! WOY!"
"Ayo!" Zidan terperangah ketika Gebby menarik tangannya paksa.
💌💌💌
Sesampainya di lapangan yang sudah dipadati oleh siswa-siswi yang terlihat antusias, seolah sedang menonton pertunjukan yang sangat disayangkan jika terlewatkan. Gebby berjalan pelan. Mencari celah untuk melihat Theo dari kejauhan, ia tidak mau sampai Theo melihat dirinya.
Dapat!
Gebby tidak percaya ini. Theo berkelahi dengan Devano?
Ia membuang pandangannya ke arah lain. Ke arah suara yang sejak tadi mengganggu pendengarannya. Gebby terkekeh, menatap Utari yang sedang menjadi suporter dadakan bersama keempat sahabatnya.
"BERANTEM, BERANTEM, BERANTEM. YEAYYY," teriak Utari kegirangan.
"KEPIIIN BUKA BAJUUU!"
Kevin, orang yang paling setia menjadi dayang-dayang Utari. Cowok berambut keriting itu mendongak, menatap Utari lalu mengangguk. Ia membuka seragam putihnya, menyisakan kaos hitam polos yang ia jadikan dalaman.
"PANOO, SEMANGAT PANOO!"
Utari melompat-lompat ala cheerleader di atas meja yang Gebby yakini pasti Kevin lah yang membawanya dari ruang kelas dua belas, karena memang kelas dua belas yang berada dilantai bawah, sedangkan kelas sepuluh dan sebelas berada dilantai atas. Tak lupa Utari memutar bebas seragam milik Kevin di udara.
"PANO PANO PANOO! HAJAR PANO! JANGAN SAMPAI KALAH!"
"KAK THEO JUGA HARUS MENANG! TAPI GAK BOLEH PUKUL PANO-NYA UTA!"
Gebby menggeleng pelan. Disaat yang lain bersusah payah memisahkan keduanya, cewek berponi itu justru mendukung perkelahian yang terjadi.
"Hussh."
Gebby terperangah saat seseorang menyenggol lengannya. Ia menoleh, mendapati Yoan berada disampingnya.
"Ciee masih peduli sama Theo," goda Yoan kepada Gebby.
"Iiih, apaan sih Yan. Emangnya salah kalau aku liat? Lagian banyak banget yang nonton, tapi kenapa cuma aku yang dikatain?" ujar Gebby kesal.
"Udah ngaku aja, gue tau kok lo gak akan bisa move on, hahaha."
Gebby memukul lengan Yoan gemas. Kemudian kembali menatap kedua insan yang masih sibuk mempertahankan egonya. "Kamu kenapa gak pisahin mereka?"
"Karna mereka berantem buat menyelesaikan masalah, kalau gue pisahin masalahnya gak bakal selesai," jawab Yoan.
![](https://img.wattpad.com/cover/190047924-288-k754713.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Datang Lagi, Cinta!
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA Theo Dirgantara. Kehilangan cinta pertamanya, perempuan yang dulu memberinya sebuah diary dan menghilang begitu saja membuat Theo menjadi cowok dingin, ketus, dan pemarah. Theo mengabaikan semua cewek yang mencoba mendekatiny...