[1] penghuni baru

7K 1.2K 499
                                    

dongpyo memegang dadanya yang seketika berdegup kencang. bukan karena jatuh cinta atau apa, melainkan karena terkejut dengan kedatangan seorang gadis asing yang muncul secara tiba-tiba di sampingnya.

"lo siapa? nongol tiba-tiba kayak setan." song yuvin yang barusan menyeletuk. pemuda yang satu ini kalau bicara memang suka kelewat ceplas ceplos.

gadis itu terkekeh. "maaf, gue ngagetin kalian ya?"

mereka mengangguk kompak.

"by the way, gue shin jihyun, penghuni baru di sini. salam kenal," ucap gadis itu lagi dengan raut wajah ceria yang menghiasi wajahnya. sepertinya ia orang yang humble.

"ohh ...." kelima pemuda itu langsung ber'oh' ria.

"hai! gue jinwoo, itu dongpyo, bang wonjin, hyeongjun, sama bang yuvin." jinwoo tersenyum ramah lalu mengenalkan dirinya dan teman-temannya dari kiri ke kanan secara berurutan.

jihyun mengangguk-anggukkan kepalanya. "gue boleh minta tolong nggak?"

"apa tuh?" tanya dongpyo.

"barang-barang gue berat banget. ada yang mau bantuin gue bawain ke atas ...?" tanya jihyun sambil mengusap belakang lehernyaㅡmerasa tidak enak hati karena sudah berani merepotkan orang-orang yang baru saja dikenalnya.

tapi mau bagaimana lagi, tenaganya sudah habis terkuras usai berjalan beberapa kilometer sambil menyeret barang bawaannya karena tidak ada taksi yang lewat.

"oh, boleh, boleh. kamar nomor berapa emang?" hyeongjun balik bertanya diikuti anggukan dari yang lainnya.


"tiga belas."

kelima pemuda itu seketika diam seribu bahasa sembari berpandangan satu sama lain.

"lo aja ya, jun. lo kan yang tadi nyetujuin." dongpyo menyenggol lengan hyeongjun.

"nggak jadi, ah. lo aja gih, bang. kan lo yang paling berani," bisik hyungjun ke yuvin, selaku yang tertua di antara mereka.

"dih, ngarang lo!" sahut yuvin tidak terima. "udah lo aja deh, jin."

wonjin melotot ke arah yuvin begitu pemuda itu melemparkan penawaran padanya. "lah, kenapa jadi guㅡ"

"bang wonjin katanya mau bantu, nih!" belom selesai wonjin melayangkan protesnya, dongpyo sudah lebih dulu bilang ke jihyun.

dengan suara yang kencang pula.

"sialan!" umpat wonjin pelan.















"maaf ya, ngerepotin," ujar jihyun di sela-sela perjalanan mereka menuju lantai 4.

wonjin hanya menjawab seadanya sambil mengulas senyumnya yang terlihat sedikit dipaksakan. "iya, santai aja."

dirinya masih kesal setelah 'dikorbankan' oleh teman-temannya tadi.

bagaimana tidak kesal? ia harus menjinjing dua tas besar di tangan kanan dan kirinya, ditambah harus naik tangga dari lantai dasar sampai lantai 4 karena lift apartemen yang sedang rusak.

room no. 13 | pdx101 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang