[8] tersangka

4K 956 397
                                    

"ada apaan malem-malem gini manggil gue keluar?" tanya seorang pemuda bertubuh mungil pada pemuda lain yang lebih tinggi darinya.

"... dan lagi, kenapa lo minta ketemuannya di sini sih?" pemuda mungil itu bergidik kala melihat suasana di sekelilingnya yang gelap gulita.

pemuda yang lebih tinggi hanya diam.

"woy, kenapa diem aja?" tanya si mungil sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah si tinggi. "apa yang mau lo bicarain?"

sret!

mata pemuda mungil itu membulat. dengan sedikit bergetar, tangannya terulur meraba perutnya yang kini telah mengeluarkan darah segar.

"loㅡ"

sret! sret!

"akh!"

dengan lihai, pemuda berjaket hitam itu mengayunkan pisaunyaㅡmenyayat tubuh si mungil seakan hal itu adalah hal yang biasa ia lakukanㅡhingga temannya itu tergeletak tak berdaya di lantai.

"lo ... lo juga ... yang bunuh bang jungmo?" tanya si mungil dengan susah payah karena mulutnya yang sudah penuh dengan darah.

yang ditanya hanya menjawab dengan santai sembari mengukir smirk-nya. "kalo iya emang kenapa?"

dengan sisa-sisa tenaganya, pemuda mungil itu menggerakkan tangannya dan mencengkeram erat kaki sang lawan. "kenapa ... kenapa lo bisa setega ini ...?"

"hmm ... kenapa ya? karena ini menyenangkan mungkin?" sahutnya sambil terkekeh, sebelum kemudian menendang keras tubuh temannya itu hingga cengkeraman tangannya terlepas.

satu sayatan terakhir membuat si mungil tidak mampu bergerak lagi.

psikopat gila itu lalu mengukir angka '67' di belakang leher temannya sambil berbisik,







"makanya jangan sok jadi jagoan, bocah."




















"liat eunsang nggak?" tanya junho pada jihyun.

"tadi sih di minimarket," jawab gadis itu.

junho mengernyit. "terus lo nggak balik bareng dia?"

"ah, itu ...."

"kenapa nyari gue?" tanya eunsang tiba-tiba, membuat jihyun terkejut untuk yang kedua kalinya.

kenapa pemuda itu hobi sekali muncul tiba-tiba tanpa menimbulkan suara sih?




















"bang, bangun deh!" jinwoo mengguncang pelan badan wonjin yang masih tertidur lelap di sofa. suaranya terdengar sedikit panik.

wonjin melirik sekilas ke arah jam dinding lalu kembali memejamkan matanya setelah melihat jarum jam yang baru menunjukkan pukul 5.30 pagi. "lima menit lagi, dek. ini masih pagi kok."

"bukan masalah itu, bang!" sahut jinwoo resah.

"kenapa, jinwoo?" minkyu terbangun karena mendengar suara ribut-ribut.

"dongpyo nggak ada, bang!" seru jinwoo dengan raut wajah khawatir.

"udah berangkat kali," jawab wonjin asal.

jinwoo berdecak. "nggak mungkin! biasanya dia selalu nungguin gue sama bang minkyu."

minkyu mengangguk membenarkan. "emang semalem dia ke mana?"

"dia nggak bilang. cuma bilang mau ketemu orang ganteng."

minkyu terdiam.

wonjin yang merasakan adanya kejanggalan akhirnya bangun juga. "jadi maksud lo dia belom pulang dari semalem?"

















"loh, jepitan gue kok nggak ada?" dahi jihyun mengernyit heran kala mendapati jepitan kecil berwarna peach yang biasa ia pakai tidak ada di lacinya.

"terakhir gue pake ... dua hari yang lalu ya," gumam jihyun.

sekitar 30 menit jihyun mengobrak-abrik seisi kamarnya tapi jepitan itu tak kunjung ia temukan. gadis itu melirik jam tangannya dan sontak membulatkan mata. "aish, udah jem segini!"

jihyun buru-buru mengambil tasnya lalu keluar dengan membanting pintu.

"loh, ada apaan ini rame-rame?"

sesampainya di depan gerbang sekolah, gadis itu langsung disambut dengan pemandangan para siswa yang berkerumun beberapa meter di hadapannya.

mereka terlihat sedang mengelilingi sesuatu sembari berbisik-bisik.

jihyun pun berjalan mendekati kerumunan itu sambil berjinjit dan ia kembali dibuat bingung kala mendapati petugas kepolisian juga ada di sana.

matanya kemudian menangkap sosok jinwoo dan yang lainnya sedang menangis sambil meneriakkan nama seseorang.

"kak, ini ada apa ...?" tanya jihyun pada yohan saat ia udah berhasil menerobos kerumunan itu.

"itu ... dongpyo ...." yohan menatap jihyun dengan mata berkaca-kaca.

"dongpyo kenapaㅡ" kalimat jihyun tertahan begitu netranya menangkap sosok seorang petugas yang sedang mengangkat tandu dengan kain putih di atasnya

dirinya langsung mengerti ketika melihat kain putih itu menyelimuti seluruh bagian tubuh orang yang diangkat itu.

"nona shin jihyun?" minhyun dengan seragam kepolisiannya datang menghampiri jihyun.

jihyun menolehkan kepalanya ke arah pemuda itu.

"anda harus ikut dengan kami."

dahi jihyun mengernyit. begitu juga dengan yohan dan yang lainnya.

"saya? kenapa, pak?"



















"anda ditangkap sebagai tersangka pembunuhan saudara koo jungmo dan son dongpyo."

room no. 13 | pdx101 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang