[21] rahasia baru yang terungkap

3.4K 794 209
                                    

"boleh, kamarnya di sebelah sana," kata mamanya hyeongjun sambil tersenyum hangat.

yohan berjalan menuju kamar yang ditunjuk oleh mamanya hyeongjun lalu membuka kenop pintu dengan perlahan.

di dalam, pemuda itu mendapati hyeongjun yang sedang terduduk di ranjangnya sambil memandang ke luar jendela dengan tatapan kosong.

"jun, ini gue, yohan."

hyeongjun tidak bergeming.

yohan akhirnya mengambil inisiatif untuk berjalan mendekat ke ranjang pemuda mungil itu lalu bertanya dengan raut wajah sendu, "jun, lo kenapa, hm?"

masih tidak ada jawaban dari hyeongjun.

atensi yohan teralih pada sepiring makanan di nakas sebelah ranjang pemuda itu yang terlihat belum tersentuh sama sekali.

"jun, lo pasti belom makan 'kan? makan dulu yuk," ujar yohan sembari mengambil piring itu lalu duduk di pinggir kasur.

ia menyendokkan sesuap nasi goreng di piring itu. "mau gue suapinㅡ"


pRANG!!!

"suara apa ituㅡ astaga!" mamanya hyeongjun langsung menghampiri kamar anaknya dengan panik usai mendengar suara nyaring tersebut.

sedangkan yohan masih tertegun melihat tindakan hyeongjun barusan.

tadi, ketika ia hendak menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulut hyeongjun, pemuda itu malah menepisnya dengan kasar hingga piring yang ia pegang terlempar begitu saja dan pecah berkeping-keping seperti sekarang.






















"nggak salah lagi. hyeongjun yang nolongin jinwoo," ucap yuvin yakin.

"tapi kita sama sekali nggak ngeliat dia di rumah sakit kemaren. berarti dia langsung pergi setelah nganterin jinwoo?" tanya junho.

"oiya, kok aneh ya? harusnya dia tetep di sini dong, nungguin jinwoo siuman?" sahut yuvin yang tumben banget otaknya jalan.

"bang, gue mau ke apartemen, kali aja hyeongjun ada di sana. lo coba cari dia di sekolah ya."

yuvin mengangguk tanda setuju.

"ah iya, bang." junho kembali membuka suara membuat yuvin menghentikan langkahnya.


"ㅡsekalian cari bang wonjin juga. dia juga nggak ada 'kan dari semalem?"

yuvin terdiam.



















"yohan, kamu nggak apa-apa, nak?" tanya mamanya hyeongjun saat mereka berdua sudah keluar dari kamar hyeongjun.

"ah, iya nggak apa-apa, tante. cuma kaget sedikit," jawab yohan sambil tersenyum kaku.

"duduk sini yuk. ada yang mau tante omongin." mamanya hyeongjun mengajak yohan duduk di sofa ruang tamu.

"kamu tau nggak, apa yang terjadi sama hyeongjun?"

yohan mengernyitkan dahinya. "maksud tante?"

"kemarin malam, hyeongjun tiba-tiba pulang dengan baju penuh darah. tante sampai kaget ngeliatnya."

netra yohan membesar mendengar penuturan mamanya hyeongjun barusan.

"... dari situ sikapnya juga aneh. dia nggak mau makan minum dan nggak mau ngomong apa pun sama tante. dia cuma menangis tanpa henti sambil berusaha nyakitin dirinya sendiri."

mamanya hyeongjun memberi jeda dalam ceritanya sambil sesekali menyeka air matanya.

"tante cuma denger samar-samar dia nyebut nama seseorang."

"siapa, tan?"

"kalo nggak salah, wonjin ...?" mamanya hyeongjun terlihat berusaha mengingat perkataan sang anak sebelumnya. "dia teman dekatnya hyeongjun juga ya?"

"oh ... iya. dia juga sekamar sama hyeongjun," jawab yohan.

"kalo gitu, bisa nggak kamu minta dia ke sini?" tanya mamanya hyeongjun lagi dengan nada memohon.

yohan terdiam sejenak. sejujurnya ia juga masih terkejut dengan semua cerita ini.

tapi kemudian ia menyanggupi permintaan wanita paruh baya itu karena tidak tega melihatnya yang begitu mengkhawatirkan kondisi hyeongjun. "aku akan bawa dia ke sini, tante."

"terima kasih banyak, nak yohan."

yohan pun pamit pada mamanya hyeongjun lalu beranjak keluar dari rumah itu.

di luar, ia menghela napasnya panjang dengan raut wajah yang terlihat putus asa sebelum kemudian dikagetkan oleh sosok seorang pemuda yang sudah berdiri di depan pagar.

"han, kok lo bisa ada di sini?"

yohan menatap orang itu dengan tatapan yang sulit diartikan. "bukannya harusnya gue yang nanya begitu ya, song yuvin?"


"ㅡkenapa selama ini lo nggak ngomong kalo hyeongjun adek tiri lo?"

yuvin membulatkan matanyaㅡkaget bagaimana yohan bisa mengetahui hal ituㅡsebelum kemudian tersenyum remeh. "emang lo siapa, sampe semua rahasia harus gue kasih tau ke lo?"

yohan mengernyitkan dahinya heran. "rahasia? kenapa itu jadi suatu hal yang rahasiㅡ"

"karena gue ogah ngakuin kalo dia saudara gue," sahut yuvin enteng.

yohan tercengang mendengar jawaban yang dilontarkan oleh teman sekamarnya itu. dari yang ia lihat, hubungan yuvin dan hyeongjun baik-baik saja selama ini.

"jadi selama ini lo cuma pura-pura baik? padahal lo benci sama dia?" tanya yohan.

"exactly!" jawab yuvin mantap sambil tersenyum miring.

aura kebencian yang memancar lewat sorot matanya membuat yohan sedikit bergidik.


"ㅡkalo bisa sih dia musnah aja."

room no. 13 | pdx101 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang