[17] berkorban atau mengorbankan?

3.8K 840 266
                                    

"valentine? apa maksudnya? perasaan gue nggak pernah nulis begini."

dahi jihyun berkerut.

setelah beberapa saat, barulah otaknya mengingat suatu hal.

gadis itu buru-buru mengambil kertas berisi pesan aneh yang ia dapatkan di meja kelasnya tempo hari dan mencocokkan tulisan tangan di kedua kertas itu.

sama persis.

"berarti ini dari si '18411' lagi? siapa sih dia?" gumam jihyun dengan nada frustasi.

ternyata bukan hanya kertas itu saja yang menyangkut di vacum cleaner-nya. ada benda kecil lain yang selama ini tergeletak di kolong tempat tidurnya.

sebuah alat perekam suara.

pip

jihyun pun menekan tombol play pada alat perekam suara tersebut dan setelahnya terdengar suara kusut di sana.

sepertinya alat itu sudah lama tidak terpakai.


"halo, halo? tes, tes! yak, jadi gue udah sampe nih di apartemen. hh! baru hari pertama tapi gue udah kangen bercanda sama lo, jihyunㅡ"

pip

jihyun mematikan alat itu karena tidak bisa mengendalikan emosi yang tiba-tiba membuncah di dalam dadanya.

air mata sekonyong-konyong menggenang di pelupuk matanya begitu mendengar suara yang sangat familiar di telinganya itu.

suara yang sangat dia rindukan.

suara kakaknya.



















"g-gimana bisa gue ngelakuin itu ...," ucap hyeongjun lirih.

orang itu mendengus. "kenapa? katanya lo mau bebas?"

"tapi kenapa harus ngelibatin bang wonjin?!"

"begini ya, di dunia ini nggak ada hal yang gratis, song hyeongjun." pemuda itu berjalan mendekati hyeongjun lalu menangkup dagunya kasar. "kalo lo mau permintaan lo terkabul, jelas harus ada sesuatu yang lo korbanin, bodoh."

hyeongjun menggigit bibirnya dengan keras guna menahan tangisannya. ia tidak ingin terlihat lemah di depan pemuda itu.

"jangan digigit begitu, kasian bibir lo nanti berdarah," ujarnya sambil tersenyum miring, entah untuk yang keberapa kalinya.

"ㅡsekarang keputusan di tangan lo. mau bebas dari tempat ini atau ...,"

pupil mata hyeongjun mulai bergetar menunggu kelanjutan kalimat dari sosok di hadapannya.

"... bermain dengan pisau kesayangan gue ini," bisiknya seraya mengeluarkan benda tajam itu dari saku jaketnya dan mendekatkannya ke pipi mulus milik hyeongjun.

hyeongjun tersentak. tubuhnya semakin bergetar karena takut.

"gue hitung sampe lima ya."

orang itu mengangkat kelima jarinya kemudian memulai hitungannya.


room no. 13 | pdx101 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang