[13] kidnapped

4K 876 275
                                    

"junho, lo kenapa?!" wonjin seketika panik begitu mendengar suara junho di telepon yang terbata-bata dan terdengar seperti orang kesakitan.

"sakit, bang ...."

"lo di mana sekarang?!"

"di depan minimarket ...."

"oke tunggu, gue bakal ke sana sekarang!"

pip

tanpa pikir panjang wonjin bergegas keluar ruangan, namun tangannya ditahan oleh hyeongjun yang tengah menatapnya dengan raut wajah bingung.

"jun, gue tinggal dulu ya. bentar lagi bang yuvin ke sini kok."

"emang junho kenapa?" tanya hyeongjun tetapi wonjin telah lebih dulu berlari pergiㅡmembuat pemuda itu sedikit merengut karenanya.


















jihyun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin sambil membawa nampan berisi makanan. dari tadi ia mencari tempat yang kosong, namun nyatanya semua bangku telah terisi penuh.

"kak jihyun!"

gadis itu menoleh dan mendapati jinwoo yang sedang melambaikan tangan kepadanya. ada eunsang juga di sana.

"kok tumben kalian cuma berdua?" tanya jihyun setelah mendudukkan dirinya di bangku yang berhadapan dengan eunsang dan jinwoo.

"yang lain kan pada ke rumah sakit," sahut eunsang yang sedang menyesap es jeruk di hadapannya.

"udah pada kangen ngobrol sama hyeongjun tuh, terutama bang wonjin," jawab jinwoo tanpa melepaskan kegiatannya yang sedang mengunyah sepotong besar siomay hingga kedua pipinya menggembung.

"emang hyeongjun udah sadar?" tanya jihyun.

jinwoo menghentikan kunyahannya lalu menatap jihyun heran. "loh, kakak nggak dikasih tau?"

gadis itu pun menggelengkan kepalanya.

"aih, parah banget deh bang wonjin," ucap jinwoo sambil berdecak.

"mungkin dia lupa kali," jawab jihyun berpura-pura tidak peduli dan memilih untuk menyuapkan sesendok nasi gorengㅡyang sedari tadi belum ia sentuhㅡke dalam mulutnya.

drrtt drrtt

ponsel jihyun bergetar di dalam sakunya membuat gadis itu harus kembali menghentikan aktivitas makannya dan mengecek ponselnya.

ternyata ada sebuah email yang masuk.


|to : jihyunshin@gmail.com
|from : tomyworld18411@gmail.com
|subject :

message :

juliet putus dengan kekasihnya setelah tertangkap basah pergi ke hotel bersama temannya, charlie.


dahi jihyun berkerut usai membaca pesan yang terbilang random itu. ditambah nama pengirimnya yang tidak ia kenal.

'apaan dah. orang iseng?'

kenapa banyak sekali sih yang mengirim pesan anonim pada dirinya?

tunggu.

angka itu.

sepertinya jihyun kenal.

bukankah angka '18411' juga tertulis pada bagian bawah surat yang ada di laci mejanya beberapa waktu lalu?

"ㅡkak! kak jihyun!!"

"eh, iya kenapa?" lamunan jihyun buyar karena panggilan keras dari jinwoo.

"ngapain sih bengong aja? itu dimakan nasi gorengnya, bentar lagi bel loh!"

jihyun mengangguk sambil tersenyum kikuk lalu kembali menyantap nasi gorengnya yang tadi sempat tertunda.

sesekali matanya melirik ke arah eunsang. jujur saja ia sempat mengira pemuda itu yang mengirimkan surat tempo hariㅡdan juga email barusan.

namun, melihat eunsang yang sedari tadi hanya berkutat pada buku di hadapannya sambil meminum es jerukㅡsama sekali tidak memainkan ponselnyaㅡmembuktikan bahwa tebakan jihyun salah.


















wonjin berlari menuju lokasi yang udah disebutkan oleh junho sebelumnya, yaitu minimarket yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit umjigyeo.

alangkah terkejutnya wonjin begitu mendapati junho yang tengah terduduk lemah di aspal sambil memegangi bahunya yang mengeluarkan darah.

"junho! lo kenapa, astaga!" pekik wonjin cemas lalu segera memapah pemuda itu dan membawanya ke rumah sakit.

tim medis dengan sigap menangani dan menjahit luka junho sebelum tubuhnya kehilangan lebih banyak darah.

"siapa ...?" wonjin bertanya setelah luka junho selesai ditangani. "siapa yang ngelakuin ini ke lo?"

junho terdiam.

"jangan bilang ... minkyu?" tebak wonjin.

junho mengangguk lalu menghela napasnya pelan. "gue emang salah karena mukul dia duluan ...,"

"... tapi itu karena dia ngomongin hal buruk tentang hyeongjun."

wonjin mengernyitkan dahinya. "dia bilang apa?"

"dia bilang bakal lebih bagus kalo hyeongjun nggak bangun lagi."

"apa?!"

padahal beberapa waktu yang lalu minkyu terlihat paling peduli dengan berinisiatif membelikan hyeongjun camilan dan buah-buahan, tapi ternyata semua itu hanya bagian dari sandiwaranya?

"gue nggak tau alesan dia ngomong begitu kenapa, tapi wajar 'kan kalo gue marah? gue nggak nyangka dia bakal langsung nusuk gue begitu aja," ujar junho lirih.

"terus si minkyu ke mana sekarang?"

"nggak tau, dia langsung pergi."


"dOKTER KANG! PASIEN KAMAR 404 MENGHILANG!"

wonjin dan junho spontan menoleh karena mendengar teriakan salah seorang perawat yang sedang berlari di koridor rumah sakit.

"kamar 404? itu bukannya kamarnya ...." junho menggantungkan kalimatnya.

wonjin yang memikirkan hal serupa langsung berlari menuju kamar itu dan terdiam mematung setelah mendapati ranjang hyeongjun yang telah kosong.

ting!




siapahayo
|gue pinjem hyeongjun dulu ya :)



"sial!"

room no. 13 | pdx101 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang