Hari ini Seoul sedang diguyur hujan deras disertai kabut tebal dan juga angin kencang. Sudah dua hari ini sekolah juga diliburkan. Banyak pepohonan tumbang, bahkan beberapa menimpa kendaraan pengguna jalan. Untung saja tak ada korban jiwa.
Soonyoung dan Jihoon, ngomong-ngomong mereka sudah berada di tingkat akhir. Padahal sepertinya baru kemarin mereka mengikuti orientasi siswa baru.
Waktu berjalan begitu cepat. Banyak hal yang telah mereka lewati. Sudah hampir empat tahun juga, Jihoon bergabung bersama keluarga Soonyoung.
Sebulan sekali Jihoon usahakan pulang ke Busan, mengunjungi makam Ibunya. Ditemani Soonyoung dan juga supir pribadi keluarga Kwon.Jihoon tak pernah lama di Busan. Satu jam paling lama. Membawa bunga, lalu duduk disamping pusara sang Ibu. Menangis, dan tertawa. Itulah yang selalu Jihoon lakukan saat mengunjungi peristarahatan terakhir sang Ibu.
Menceritakan bagaimana ia dibuang oleh bibinya, menceritakan bagaimana ia bertemu dengan keluarga Soonyoung, menceritakan seluruh kebaikan keluarga Soonyoung. Dan terakhir ia selalu menyelipkan kata "eomma, Jihoon merindukan eomma."
------------------
Ujian kelulusan akan segera dilaksanakan minggu depan. Para siswa sudah menerima panduan belajar dari sekolah. Selagi libur, mereka bisa menggunakannya.
Oh! Dan jangan lupakan. Penghuni sekolah sudah tahu, kalau Jihoon bukan saudara kandung Soonyoung.
*flashback*
Saat itu mereka sedang berada di tingkat pertama. Soonyoung menggoda Jihoon di depan teman-temannya dengan berkata "Jihoonie, aku tak sabar ingin menikahimu nanti setelah kita lulus SMA"
Dari kejadian itu, banyak yang mengatakan Soonyoung akan menikahi saudaranya sendiri. Pada akhirnya Soonyoung menjelaskan, bahwa Jihoon adalah saudara angkat.
Dari kejadian tersebut, semakin banyak gadis yang menggoda Soonyoung. Jihoon terkadang dibuat kesal dengan para gadis yang tiba-tiba menyuruh Jihoon bergesar tempat duduk ketika makan siang di kantin. Tentu saja Jihoon menolak. Ngomong-ngomong, keluarga Kwon juga tahu kalo sifat asli Jihoon itu sedikit galak. Sst... Jangan bilang pada siapa-siapa, nanti Jihoon mendengar. Bisa-bisa kau di caci maki olehnya. Haha....
Ketika ada gadis yang ingin duduk di samping Soonyoung, Jihoon selalu berkata "Di sebelahku sini saja, aku sedang makan. Jangan banyak tingkah atau sendokku akan melayang di kepalamu. Kau juga sedang mendekati calon suamiku. Tak tahu malu sekali gadis ini."
Soonyoung akan terkekeh saat Jihoon sudah mulai marah. Rasanya ingin sekali meremas kedua pipi Jihoon.
Berakhirlah gadis-gadis itu ketakutan sendiri dengan Jihoon. Ngomong-ngomong, tuan Kwon selalu memantau Soonyoung dan Jihoon. Meskipun tuan Kwon sedang tidak ada disana. Memang, kuasa orang kaya tak bisa diremehkan. Tidak seperti aku dan kalian para sobat miskin.
Tak masalah jika adu mulut, wajar menurut tuan Kwon. Asal tak ada yang menyentuh mereka. Oh, lagian tak akan ada yang berani menyentuh mereka. Atau akan berakhir dikeluarkan dari sekolah.*flashback off*
Saat ini tuan dan nyonya Kwon sedang berada di Australia. Menghadiri rapat para petinggi perusahaan.
Sementara Soonyoung sedang pergi dengan teman-temannya. Entah kemana, padahal cuaca sedang tak bersahabat.
Jihoon tengah memainkan ponselnya, sambil menggulung dirinya dengan selimut.
Membuka akun instagramnya, Jihoon dibuat terkejut dengan postingan Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOONHOON : HAPPY ENDING
Fanfiction"Jangan menjanjikan apapun, jika kau tak bisa menepatinya, Soonyoung." -Lee Jihoon. "Jihoonie, aku minta maaf atas segala kecuranganku." -Kwon Soonyoung.