Jihoon melajukan mobilnya ke kantor Soonyoung. Sepi, hanya pihak keamanan dan dua buah mobil milik Soonyoung dan satunya entah milik siapa.
Jihoon menekan tombol lift yang akan membawanya ke lantai di mana ruangan Soonyoung berada, pintu terbuka setengah. Obrolan pun terdengar dari luar.
"Soonyoung, a-aku hamil." Wanita yang kini tengah bersama Soonyoung mulai terisak.
"Jawab Soonyoung! Aku harus bagaimana?"
Soonyoung memijat pangkal hidungnya. Sungguh ini di luar dugaan Soonyoung.
"Jawab! Sialan! Ini anakmu hah!"
"Tenanglah. Aku akan bertanggung jawab. Maaf untuk malam itu. Aku mabuk."
"Lalu bagaimana dengan anak dan istrimu? Kau akan menceraikannya kan? Demi aku dan anak kita?"
Pertahanan Jihoon runtuh. Jadi selama ini suaminya punya hubungan dengan perempuan lain?
"Aku tidak tahu. Kepalaku pusing huh! Aku akan menikahimu segera. Sayang, baik baik di perut eomma."
"Kapan? Kau akan menikahiku saat perutku sudah besar? Oh, ayolah Soonyoung. Itu konyol. Nikahi aku segera, tak apa sementara aku menjadi istri kedua."
"Tapi, aku tidak ingin berbagi suami." Jihoon masuk dengan keadaan payah, air matanya tak berhenti.
"Ji-jihoon. Aku, aku bisa jelaskan." Soonyoung berlari menghampiri Jihoon. Merengkuh Jihoon ke dalam pelukan meskipun Jihoon terus memberontak dan memukuli dada Soonyoung.
"Ji, maaf."
"Jelaskan!"
"Jihoon, dia Aline. Rekan bisnisku, waktu itu kita sedang ada pekerjaan di Jepang. Aku, aku mabuk. Dan kita berakhir, ya begitu."
"Dan dia sekarang mengandung anakmu? Aku memberimu kesempatan bukan untuk kau sia siakan Soonyoung."
Jihoon melepaskan pelukannya. Menghampiri perempuan yang sedang menunduk.
"Aku dan kau, sama sama perempuan. Kenapa kau tega melakukan itu?"
"Unni, maaf. Waktu itu, waktu itu aku juga dalam keadaan mabuk."
"Baik, bukannya aku mudah menyerah. Aku tahu bagaimana berjuang sendiri saat mengandung putra pertamaku. Itu sulit, aku tidak ingin kau mengalami kesulitan yang sama denganku. Biar aku saja. Soonyoung, ayo kita akhiri. Tak apa, aku merelakanmu. Untuk masalah Jiyoung, bolehkah hak asuhnya ada padaku. Kau tetap bisa menemuinya nanti. Mungkin, aku akan kembali ke Busan. Ya, Busan." Air mata Jihoon kembali mengalir. Rumah tangga yang ia jaga berakhir seperti ini.
_____
"Appa... pria yang kau percaya menjagaku pada akhirnya juga berkhianat. Aku harus bagaimana? Sepertinya Soonyoung memang bukan jodohku. Berkali kali dan berakhir seperti ini." Jihoon bersimpuh di hadapan makam ayahnya. Ya, ia lari dari insiden di kantor Soonyoung tadi dan pergi ke Busan. Mengunjungi makam orang tuanya.
Dalam benak Jihoon, ia berfikir. Dosa apa yang telah di lakukan oleh orang tuanya dulu? Dosa apa yang telah Jihoon lakukan di kehidupan dulu?
Ini sudah hampir petang, dan Jihoon baru akan kembali ke Seoul. Jika ia tak ingat putranya, mungkin ia tidak kembali. Atau mungkin langsung menabrakkan mobilnya di jembatan Gwangalli dan terjun ke lautan dalam.
Untung Wonwoo sudah hafal jam makan Jiyoung, jadi Jihoon sedikit tak perlu khawatir.
Jihoon melajukan mobilnya, ia harus segera kembali ke Seoul dan segera menyelesaikan masalah ini dan mencari jalan keluar yang tepat.Tapi rasanya ia tak sanggup bertemu dengan Soonyoung. Harus bagaimana? Pikirnya.
_____
Mobil Wonwoo masih berada di halaman depan rumahnya. Juga mobil Soonyoung, yang artinya Soonyoung sudah pulang.
"Ji, kau sudah pulang?"
"Eum, maaf aku pergi terlalu lama. Wonwoo, bolehkah malam ini aku menginap di rumahmu?"
"Hei, ada apa?"
"Nanti saja aku ceritanya. Aku ambil pakaianku dan Jiyoung dulu. Apa Jiyoung ikut Soonyoung?"
"Ya, baru saja Soonyoung pulang. Mungkin lima menit sebelum kau datang."
Jihoon berjalan lunglai menuju kamarnya. Badannya terasa remuk, fikirannya kacau. Soonyong, benar benar tak terduga.
Jihoon menyiapkan hati sebelum masuk ke kamarnya. Jujur saja ia tak siap bertemu Soonyoung.
Namun bukan Soonyoung dan Jiyoung saja yang ia jumpai. Melainkan ada kedua mertuanya, teman temannya bahkan selingkuhan Soonyoung.
"Happy anniversary, sayang."
"Kau berkhianat tapi masih sempat memberikan ini semua? Kau sungguh konyol, Kwon Soonyoung."
"Hei, tadi aku hanya mengerjaimu. Aline bukan rekan kerjaku, dia keponakan eomma. Sepupu kita. Dia besar di Amsterdam ngomong ngomong."
"Aku membencimu!" Jihoon berteriak di depan Soonyong. Tetapi malah menabrakkan badannya ke Soonyoung. Menangis di pelukan suaminya.
"Sayang, happy anniversary. Semoga pernikahan kalian selalu di berkati." Nyonya Kwon mengelus sayang rambut Jihoon.
"Ngomong ngomong, Soonyoung sudah aku jewer, Jihoon. Dia terlalu bodoh. Hal konyol ini bisa saja mencelakaimu di jalan. Astaga." Papa Kwon mengerang frustasi.
"Dia sedari dulu memang bodoh, Appa."
_______
Setelah makan bersama, Jihoon masih marah. Tidur memunggungi Soonyoung.
"Ji.."
"Hoon.."
"Jihoon."
"Sayang?"
Soonyoung dibuat bingung. Ini idenya, tapi sekarang dia yang mencak mencak sendiri karena di abaikan istrinya. Okelah, dia mengaku bodoh.
"Hah, yasudahlah. Marah saja sana."
Soonyoung menyerah, membalikkan badannya. Jihoon yang merasakan pergerakan Soonyoung pun menolehkan kepalanya. "Bukankah yang pantas marah seharusnya aku? Tidurlah di kamar lain, kalau begitu."
"Aku tidak marah, hanya kesal kau abaikan. Kan aku sudah minta maaf, Ji."
"Iya iya aku maafkan! Diamlah Soonyoung, aku ingin tidur." Jihoon menjawab ucapan Soonyoung sekenanya. Tidak bohong, memang Jihoon sudah mengantuk.
"Selamat malam, sayang." Soonyoung memeluk Jihoon dari belakang.
________
"Jiyoung ganteng anak siapa?"
"Jiyoung pintar anak siapa?"
"Jiyoung lucu anak siapa?"
Karena weekend, Soonyoung pun hanya malas malasan. Tidak mandi, langsung sarapan dan lanjut bermain dengan putranya yang sudah mulai tumbuh gigi.
"Mandilah dulu." Titah Jihoon.
"Nanti saja, aku masih mau main dengan Jiyoung. Aauuu, anak appa tampan sekali hmmm. Wangi hmmm." Soonyoung masih sibuk menggoda putranya.
"Mandi atau tidak boleh menyentuh Jiyoung?!" Final Jihoon.
Soonyoung hanya memutar bola malas dan masuk ke kamar mandi. Memang sih, Soonyoung jika libur semakin malas. Bangun lebih siang dan malas mandi. Tapi maunya nempel terus dengan Jiyoung.
SEE YOU~
maaf ya nunggu lama banget :") pusing banget di keadaan kek gini malah males akunya :")
Stay safe temen2 semua. Jangan lupa makan makanan bergizi dan minum vitamin. Banyak minum air putih dan jangan lupa berjemur di jam 10 pagi cukup 10 menit saja. Jangan malas cuci tangan dan mohon banget plis jangan keluyuran. Di rumah aja, kita putuskan tali penularannya. Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan. Semoga dunia lekas membaik ❤❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SOONHOON : HAPPY ENDING
Fanfiction"Jangan menjanjikan apapun, jika kau tak bisa menepatinya, Soonyoung." -Lee Jihoon. "Jihoonie, aku minta maaf atas segala kecuranganku." -Kwon Soonyoung.