Tak terasa usia Jiyoung sudah enam bulan. Artinya ia sudah boleh naik pesawat. Rencananya besok mereka berlima termasuk tuan dan nyonya Kwon akan berangkat ke Paris. Mengunjungi Axelle sekaligus berlibur. Kesehatan nyonya Kwon membaik setelah kembalinya Jihoon, apalagi dengan kehadiran Jiyoung.
Jihoon sedang menyiapkan pakaian untuk dirinya sendiri, Soonyoung, dan Jiyoung. Membawa dua koper saja. Sementara Soonyoung sedang menggoda Jiyoung. Bayi enam bulan itu selalu terkekeh saat ada yang mengajaknya bercanda atau menggodanya.
Jihoon sudah beres dengan urusan menata baju. Ia menyusul anak dan suaminya di ranjang.
"Ji, dia sangat menggemaskan."
"Tentu saja, anakku."
"Aish, anakku juga. Dia ada karena aku."
"Sudah sudah, tak akan ada habisnya berdebat denganmu. Berkasnya sudah kau siapkan?" Tanya Jihoon sambil merapikan poni Soonyoung.
"Sudah semuanya."
___
Jiyoung terlihat senang. Membuat yang dewasa tak khawatir. Berceloteh bersama Soonyoung, dua makhluk beda umur namun berperilaku sama. Berakhir Jiyoung tertidur di pelukan Soonyoung.
Setelah berjam jam akhirnya mereka sampai di Eguisheim. Mereka menginap di rumah yang pernah Jihoon tinggali dulu. Masih sama, suasana kuning temaram yang hangat.
Tuan dan nyonya Kwon memilih istirahat. Sementara Soonyoung dan Jihoon mengajak Jiyoung untuk sekedar jalan jalan dan menikmati malam daerah Eguisheim. Benar benar tak punya rasa lelah.
"Padahal satu bulan aku kesini. Tapi tetap saja, aku selalu antusias." Ucap Soonyoung sembari menggendong Jiyoung.
"Terimakasih, sudah rutin menemui Axelle."
"Memang kewajibanku, sayang. Jangan mengucapkan terimakasih. Hanya aku yang boleh beterimakasih padamu. Terimakasih telah kembali padaku dan terimakasih sudah menerima segala baik burukku. Aku mencintaimu, Jihoon."
Jihoon langsung menghambur memeluk Soonyoung dan Jiyoung. "Aku juga mencintaimu, Soonyoung."
____
Sekitar pukul sembilan pagi. Mereka semua berjalan menuju pemakaman. Kali ini Jiyoung berada di gendongan sang Kakek. Bayi laki laki ini tak pernah menolak siapun yang menggendongnya.
Jihoon meletakkan segenggam bunga Carnation di pusara Axelle. "Sayang, mommy datang. Bagaimana kabar Axelle? Jangan marah karena mommy sudah lama tidak menemuimu. Maafkan mommy. Kami datang bersama. Apa kau senang?"
"Axelle ini daddy, sebulan yang lalu daddy berkata padamu akan datang bersama adikmu. Kau tak ingin menyapanya---" ucapan Soonyoung terputus karena Jiyoung yang tiba tiba tertawa, Soonyoung melanjutkan "nampaknya kau menyukai Jiyoung."
Setelah semua menyapa Axelle. Mereka pulang dan berjalan jalan sekitar Egusheim. Membeli beberapa olahan makanan penduduk lokal.
_______
Tak bisa lama lama meninggalkan pekerjaan. Mereka harus kembali ke Korea. Besoknya, Soonyoung harus bekerja lagi. Proyek baru membuat Soonyoung tak bisa bersantai sedikitpun.
Soonyoung selalu berangkat saat Jiyoung belum bangun dan pulang saat Jiyoung sudah tertidur. Ia merasa bersalah. Tak punya waktu untuk anak dan istrinya.
Seperti malam ini, Soonyoung pulang hampir tengah malam. Dan menemukan Jihoon tertidur di meja makan.
"Sayang, aku pulang." Ucap Soonyoung sambil mengelus kepala Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOONHOON : HAPPY ENDING
Fanfiction"Jangan menjanjikan apapun, jika kau tak bisa menepatinya, Soonyoung." -Lee Jihoon. "Jihoonie, aku minta maaf atas segala kecuranganku." -Kwon Soonyoung.