#15

1.8K 207 22
                                    

Hubungan Jihoon dan Chanyeol semakin dekat. Jihoon yang berkunjung ke kediaman Chanyeol, atau sebaliknya. Hal hal tersebut sudah menjadi kebiasaan mereka akhir akhir ini.

Namun Jihoon masih enggan membuka hatinya lagi. Ia sudah cukup sakit dengan kelakuan Soonyoung. Ia benar benar tak ingin merasakan sakit seperti itu lagi.

Tetapi, tak ada salahnya Jihoon mencoba melupakan Soonyoung. Ya, dua hari yang lalu ia menerima tawaran Chanyeol untuk menjadi kekasihnya.

Sebenarnya sudah lama Chanyeol menyatakannya, mungkin sekitar setengah tahun yang lalu. Chanyeol memahami Jihoon, pasti ada sedikit trauma bersarang di diri Jihoon.

Chanyeol tak memaksa Jihoon untuk mencintainya. Hanya mengatakan "Jangan di paksa, Ji. Biarkan semua berjalan. Jika memang tidak bisa, kau boleh mengakhiri ini. Sungguh, aku tidak akan marah. Anggap saja saat itu aku membantumu menyembuhkan dan melupakan sedikit sakit hatimu."

Itu yang Jihoon suka dari Chanyeol. Chanyeol dewasa, tak pernah memaksa Jihoon tentang perasaannya.

Namun diam diam, jantung Jihoon berdetak kencang saat dekat dengan Chanyeol. Pipinya juga memanas. Ada perasaan hangat di hatinya. Jihoon pernah di perlakukan lembut oleh Soonyoung, bahkan sering. Tapi tidak seperti Chanyeol terhadap dirinya. Chanyeol tidak posesif, walaupun Soonyoung juga. Chanyeol memperlakukan Jihoon sangat baik. Intinya, Chanyeol kini mulai menggeser posisi Soonyoung.

_______

Kini Chanyeol dan Jihoon sedang menikmati cokelat panas. Di sebuah kursi tak jauh dari pusat perbelanjaan.

"Jihoon, panggil aku sayang." Chanyeol terkekeh.

"Itu permintaan apa candaan?" Jihoon cemberut.

"Permintaan, tapi aku sedang mentertawakan diriku sendiri. Ini lucu, aku seperti abg yang pertama kali jatuh cinta." Chanyeol tergelak.

"Berhenti tertawa setiap berbicara, pak tua!" Jihoon menjatuhkan kepalanya pada bahu Chanyeol.

"Sayang, kau lelah?" Chanyeol mengelus lembut kepala Jihoon.

"Sedikit, pekerjaanku akhir akhir ini menguras tenaga."

"Ayo pulang, istirahat di apartemen."

"Gendong aku, pak tua." Jihoon merentangkan tangannya, Chanyeol langsung berjongkok di depan Jihoon. Menggendong tubuh ringan Jihoon.

Letak apartemen Chanyeol tidak jauh dari pusat perbelanjaan tadi. Hanya butuh lima menit keduanya sudah sampai.

"Sayang, mau tidur dimana?"

"Boleh di sofa? Aku ingin menonton film."

"Baiklah tuan puteri." Chanyeol kembali masuk kekamar lalu keluar membawa bantal dan selimut.

Chanyeol itu sopan, ia tak pernah tiba tiba memeluk Jihoon. Hanya pernah tiba tiba dulu mencium Jihoon karena menjahili Jihoon. Chanyeol selalu bertanya, apa boleh ia memeluk Jihoon? Dilakukan saat pekerjaan di kantor sedang menumpuk. Menggenggam tangan saja terkadang Jihoon yang memulainya. Poin tambahan dari Chanyeol yang Jihoon suka.

Jihoon membaringkan tubuhnya di sofa, memakai bantal dan selimut yang Chanyeol berikan. Sementara Chanyeol berbaring di lantai, tepat di depan Jihoon. Karpet bulu mampu menghalau dinginnya lantai, jadi ia tak akan masuk angin. Ia tutupi badannya dengan selimut.

Keduanya terbahak, menonton film bergenre komedi adalah kesukaan mereka berdua. Setelah film berakhir, keduanya saling mengucapkan selamat malam.

______

Pagi hari, keduanya sudah selesai mandi. Rambut Chanyeol masih di buntal handuk. Sementara Jihoon sudah rapi, padahal hari ini hari minggu.

"Pak tua, kemarilah. Aku keringkan rambutmu, aku handal."

SOONHOON : HAPPY ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang