23

2.2K 187 10
                                    

Hari sabtu dan minggu adalah hari yang paling di tunggu Jihoon. Pasalnya Soonyoung akan full di rumah.

Jihoon dan Soonyoung sangat menghargai quality time. Sekalipun mungkin ada pekerjaan, Soonyoung lebih menyuruh Kim Mingyu untuk menyelesaikannya. Tak boleh ada yang mengganggu hari liburnya. Hari liburnya hanya untuk keluarganya.

Saat ini Soonyoung sedang menjemur pakaian yang baru Jihoon cuci. Sementara Jihoon sedang menyusui Jiyoung. Soonyoung sambil menjemur sesekali melihat ke arah anak istrinya. Dua orang yang menggemaskan menurut Soonyoung. Bagaimana tidak, istrinya itu mungil sekali di tambah sedang menimang putra mereka.

"Sayang, jangan lama lama menjemurnya. Matahari semakin naik. Kau bisa pusing nanti." Ucap Jihoon.

"Ini sudah hampir selesai, sayang." Soonyoung dengan cepat menjemur sisa baju. Lalu setelah selesai, ia ikut bergabung dengan anak dan istrinya.

"Anak daddy, minum terus hmm." Ia kecupi wajah putranya yang sedang menyusu pada Jihoon.

"Sayang, rambutku sudah panjang. Setelah Jiyoung tidur tolong rapikan ya."

"Oke, ambil dulu sana peralatannya. Aku suka disini, udaranya sejuk. Biar Jiyoung tidur disini juga."

"Oke, sayang." Soonyoung masuk ke dalam rumah. Mengambil peralatan cukur.

Jiyoung sudah tertidur pulas, Jihoon pindahkan ke sofa. Lalu sibuk merapikan rambut Soonyoung. Tak hanya rambut, ia juga mencukur kumis Soonyoung yang sudah mulai tumbuh.

"Sayang, tak belanja?"

"Belanja apa?"

"Ya belanja bulanan seperti biasanya."

"Tidak, masih ada semua. Masih banyak juga. Hanya sayuran segar saja yang sudah habis. Tapi bisa di beli di supermarket depan."

"Yaa sudah habis ini kita bersiap. Sekalian menunggu Jiyoung bangun. Aku ingin jalan jalan dengan anak dan istriku."

"Mau kemana memang?"

"Ya jalan jalan saja sayang."

"Baiklah..."

Jihoon merapikan rambut bekas cukuran, sementara Soonyoung merapikan peralatan cukur. Setelah selesai, Jihoon membawa Jiyoung ke kamar. Ngomong ngomong, mereka pindah rumah. Rumah yang dulu mereka jual dan membeli rumah yang satu lantai. Agar putranya nanti tak naik turun tangga.

Rumah tidak besar namun mewah ini Soonyoung pilih, karena Jihoon tak mau menggunakan jasa pembantu. Jadi, agar Jihoon tak capek membersihkan rumah.

Soonyoung dan Jihoon sedang mengganti pakaian di walk closet, bukannya segera berganti pakaian. Soonyoung malah menarik Jihoon ke ciuman panas saat keduanya tengah setengah telanjang.

"Sayang, sebentar saja." Soonyoung berbisik pada Jihoon. Sementara Jihoon hanya mengangguk.

*biarkan mereka melanjutkan*


____


"Anak mommy, sudah bangun hmmm?"

Jihoon kecupi wajah putranya. Sebagian air bekas mandi menetes ke wajah Jiyoung. Membuat bayi berumur delapan bulan itu terkekeh.

"Sayang, aku sudah selesai. Biar aku gantikan Jiyoung. Kau ganti lah baju dulu."

Jihoon menurut, ia serahkan Jiyoung ke pangkuan Soonyoung. Jiyoung selalu terkikik saat bercanda dengan Soonyoung. Bayi itu memamerkan giginya yang baru tumbuh seminggu ini. Gigi yang baru tumbuh belum ada setengahnya itu nampak menggemaskan. Membuat Soonyoung befikir "kenapa ada makhluk selucu ini"

Soonyoung dan Jihoon tengah dalam perjalanan menuju rumah nyonya Kwon. Sesekali keduanya menyanyikan lagu bersamaan. Membuat Jiyoung tertawa.

Keduanya sampai di rumah nyonya Kwon. Disambut hangat oleh kedua orang tua mereka. "Aigoo, cucuku tampan sekali hmm?"

"Tentu saja eomma, daddy nya kan tampan."

"Percaya diri sekali." Jihoon mencubit pinggang Soonyoung.

"Astaga, ngilu tahu!"

"Begitu saja sampai membentakku?" Jihoon memicingkan matanya.

"Sungguh sayang. Ini sakit."

"Tapi kan tidak harus membenta Jihoon, Soonyoung." Potong nyonya Kwon.

"Iya iya, maafkan aku. Tadi kan hanya reflek." Soonyoung memamerkan gigi hamsternya.

____

Hari ini Soonyoung bersikap aneh. Masalahnya pagi pagi sekali ia pamit berangkat kerja. Bukankah ini hari minggu? Sampai sampai tidak sarapan, padahal Jihoon sudah bangun dari pagi dan memasakkan sarapan untuknya.

Jihoon di buat kelimpungan. Tidak biasanya Soonyoung bersikap seperti itu. Bahkan dari semalam terlihat gelisah sambil memegangi handphone.

Ada apakah? Tak sudikah Soonyoung berbagi cerita? Tak sudikah ia berbagi beban? Jihoon istrinya bukan?

Jihoon segera mendial nomor sahabatnya, Wonwoo.

"Wonu.."

"Ya, Ji? Ada apa?"

"Bisakah kau ke rumahku sekarang? Aku ada perlu sebentar. Aku tak bisa menyetir jika ada Jiyoung."

"Oke, ini aku sedang di supermarket. Sedang antri membayar. Tunggu sebentar."

"Oke Won, terimakasih dan maaf merepotkanmu."

"Bicara apa huh! Sudahlah, aku tutup."

Jihoon bersyukur mempunyai sahabat yang selalu mau di repotkan. Rasa rasanya tak ada hal yang dapat membalas kebaikan sahabat sahabatnya.

"Soonyoung, kau sedang tak berulah lagi kan?"
Jihoon menatap anaknya yang sedang tidur pulan dan bergantian menatap foto pernikahannya dengan Soonyoung.

Ya Tuhan, jangan sampai ketakutan Jihoon menghasilkan sesuatu yang dapat menyakitinya (lagi). Sudah cukup, ia tak ingin merasakannya.

Wonwoo sudah sampai. Sementara Jihoon sedang bersiap, putranya sudah bangun dan sedang bermain dengan Wonwoo. Beruntung, Jiyoung bukan anak yang mudah rewel dan mudah ikut dengan orang yang sudah pernah ia lihat sebelumnya. Lebih lagi Wonwoo dan Seungkwan hampir setiap hari mampir ke rumah Jihoon.

Saat Jihoon sudah berangkat. Wonwoo menghubungi seseorang.

"Dia sudah berangkat."








PENDEK AJA, DI GANTUNG LAGI. SELAMAT MENUNGGU 😝

SEE YOU, SOON!

SOONHOON : HAPPY ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang