Sing For You 1

1K 82 21
                                    

°°°
Happy Reading

°°°

"Baiklah, Wendy. Kau hanya perlu membuatnya menyukaimu dan kau tidak perlu menyukainya." Wendy bergumam memperhatikan lelaki yang tengah sibuk dengan buku pelajarannya. Entah apa yang ia kerjakan saat jam istirahat ini.

Wendy yang sedaritadi memerhatikan lelaki itu dari ambang pintu mulai melangkah masuk. Menghampiri lelaki yang duduk di bangku bagian ketiga. Lelaki itu sama sekali tidak mendongak saat Wendy tiba, tak acuh. Wendy berdehem.

"Jika kau ada perlu katakan." Nada bicara yang santai tapi menusuk. Wendy mengerjapkan matanya berkali-kali. "Ternyata, di lihat dari secara langsung dia sangat tampan. Rahannya yang gagah, hidungnya bagaikan perosotan TK, matanya sendu, bibirnya manis." Wendy hampir gagal dengan misinya pun membuang pikiran itu dengan cepat.

Mengelus dadanya agar tidak salah fokus dengan lelaki di depan nya. Wendy duduk di kursi yang di depan lelaki itu. "Kau menggangguku." Lagi, lelaki itu mulai berkata santai tapi menusuk hati. Matanya menyorot Wendy tidak suka.

"Maaf, tapi..."

Lelaki itu membuang nafas malas, ia menutup buku pelajarannya. "Jangan bertele-te—"

"Aku menyukaimu." Wendy memotong kalimat lelaki itu. Membuat lelaki itu bungkam dan bingung. Bahkan Wendy sendiri malu dengan kalimatnya barusan. "Bodoh." Decihnya lalu beranjak dari hadapan Wendy.

Sekitar lima langkah, Wendy berseru. "Aku menyukaimu, Mark!" untung saja hanya ada mereka berdua di kelas.  Tentu langkah Mark terhenti dan berbalik menghampiri Wendy. "Jika kau menyukaiku, buktikan jangan banyak omong." Balas Mark sambil menepuk tiga kali kepala Wendy. Hangat, itu lah yang di rasakan gadis itu.

"Ak—aku, akan membuktikannya." Kalimat Wendy terbata-bata karena rasa aneh yang ia rasakan ini. Tanpa ekspresi Mark pergi dari kelas.

Wendy hanya bisa memerhatikan tubuh kekar yang tinggi milik Mark. Ini sungguh misi yang cukup sulit bagi Wendy. Mark termasuk cowok populer dan cowok yang cukup pendiam. Bicaranya menusuk seperti tadi, jika tidak terbiasa akan membuat sakit hati. Lirikan nya juga tajam, rasanya ingin menyolok matanya.

Ini pertama kalinya, Wendy selama kelas 10 sampai 11 ini menghampiri Mark. Jika bukan karna misinya ini, untuk apa mendekati cowok aneh seperti Mark?

°°°

Akhirnya segala pelajaran berakhir dan ini adalah hal yang sangat di nanti-nantikan. Selama guru menerangkan tadi, Wendy tidak meperhatikannya dia lebih sibuk dengan materi di ponselnya. Materi tentang 'membuktikan rasa Cinta kepada seseorang' konyol, demi misi aneh ini Wendy rela melakukan hal itu.

"Wendy, bagaimana? Apa dia menyukaimu?" tanya Irene si ketua geng yang memberi ide untuk misi konyol ini. Joy, Yeri dan Seulgi pun memulai mengelilingi meja Wendy. "Mustahil dalam waktu 1 menit dia menyukaiku. Dia menyuruhku untuk membuktikan kalau aku menyukainya." Cibir Wendy menjelaskan kejadian tadi.

Yang lain malah terkekeh lucu. "Kau pasti bisa, Wen. Buktikan saja kalau kau menyukainya." Yeri mulai berbicara. "Tapi ingat, hanya dia yang boleh menyukai mu dan kau tidak boleh menyukainya." Timpal Seulgi mengingatkan Wendy.

"Kenapa aku tidak boleh menyukainya?"

"Karna ini misi penting untuk barang kesukaan mu, Wendy. Kami ingin membuat ini sulit untuk kau jalani."

"Dan jangan pikir, kami juga tidak susah payah membeli barang favoritmu."

Wendy terkekeh. Dari pada dia mengeluarkan uang berjuta-juta, lebih baik dia menerima misi konyol dari temannya. Dan Wendy berharap, ia bisa mengatasi misi ini.

"Wendy, kami mau kau teruslah mendekati Mark. Dari yang aku tau, jika terlalu lama bersama maka rasa suka pun mulai tumbuh. Sebaiknya kau selalu bersamanya saja tapi, jangan terlalu abaikan kami." Joy terkekeh dan begitu pula yang lainnya terkecuali Wendy. Sungguh teman-temannya gila. Tapi, mau tidak mau Wendy harus menurut.

"Baiklah." Wendy membuang nafas nya. Menyandang ranselnya lalu menyusul Mark yang sudah lebih dulu keluar kelas. Oh, iya, Mark dan Wendy satu kelas.

"Hai my boy." Wendy melambaikan tangan menyesuaikan langkahnya dan Mark. Kedatangan Wendy membuat Mark terusik. Di liriknya Wendy sedikit kebawah sebab gadis itu hanya setinggi bahu Mark.

"Hm."

"Boleh aku pulang bersama mu?" tanya Wendy tersenyum lebar. "Tidak." Mendengar jawaban itu, dengan cepat bibir ranum itu berubah menjadi kerucut. "Kenapa tidak? Aku kan ingin membuktikan kalau aku menyukaimu."

Mark memalingkan matanya kesal. Ini adalah salah satu hama yang di hindari Mark, 'wanita.' Entah lah, dia menganggap wanita itu menyebalkan, contohnya yang di depannya sekarang ini. Sungguh menyebalkan.

"Bisakan dengan cara lain? Jangan menyusahkan!" ketus Mark. Kini langkahnya sudah menuju parkiran mobil yang cukup ramai. Wendy sengaja berhenti memikirkan sesuatu. "Dengan cara lain? Apa aku harus melakukan yang di katakan ahjussi google? Sebaiknya ku coba, ini semua demi misi ku."

Cukup lama berpikir, dari kejuhan sekita limabelas langkah Wendy berlari sebisanya. Membinik seseorang yang akan dia mangsa. Dan...

Dep,

Wendy memeluk Mark dari belakang menghasilkan suara yang cukup kuat. Membuat pasang mata yang ada di parkiran tertuju pada mereka berdua. Mark membelalak ternyata. Tubuhnya di peluk oleh seorang gadis.

"Apa aku telah membuktikan bahwa aku menyukaimu?" tanya Wendy dengan nafas yang masih tergesa-gesa. Mark mengerutkan keningnya. Para netizen memilih diam dulu sambil memvidio adegan tersebut. Adegan langka.

Mark melepaskan tangan Wendy dari pinggangnya, mendorong gadis itu hingga terjatuh membuatnya meringis. Mark sedikit jongkok lalu berkata kepada Wendy. "Apa yang kau lakukan ini, sangat memalukan!" merasa tidak puas, Mark mendorong bahu Wendy sehingga membuat kepala gadis itu terbentur.

"Pura-pura pingsan Wendy." Batinnya.

"Wah, dia pingsan!"

"Mark apa yang kau lakukan Wendy pingsan!"

"Kau sungguh kejam!"

Mendengar teriakan netizen, Mark berbalik. Dan memang benar, Wendy berbaring lemah di bawah. Mark mengpal tangannya berdecih. Tanpa basa-basi dia menggendong tubuh kecil Wendy membawanya masuk ke mobil sport nya.

"Wah, wah, wah, bagaikan Pangeran dan Permaisuri." Iren dan yang lainnya gembira menyaksikan akting Wendy dari kejauhan. Mereka tau betul, bagaimana si Wendy. Selain jago nyanyi, Wendy juga ahli dalam berakting.

Di dalam mobil, Mark menyandarkan tubuh Wendy di bangku belakang. Sedari tadi Mark menggerutu tidak jelas. Kesal? Tentu saja.

Di sisi belakang mobil, Wendy membukan sedikit matanya mengecek situasi. "Yes, kemampuan terpendam ku berguna." Batinnya sambil terkekeh geli.

Merasa cukup untuk berakting,Wendy pura-pura batuk. Ternyata pura-pura pingsan juga melelahkan. "Aku di mana?" tanya Wendy memijat kepalanya. Dengan mendadak Mark merem mobilnya membuat Wendy tersungkur.

"Kya! Jangan rem mendadak! Kepala ku jadi terbentur!" ringis Wendy mengelus kepalanya. Mark menoleh kebelakang. "Turun." Kalimat pertama biasa saja, tidak ada pemaksaan. "Ha?" Wendy tercengang. "Aku katakan turun!" kini suara Mark sudah memenuhi seisi mobil bahkan suara itu membuat Wendy memejamkan matanya takut.

TBC

Hai!
Atas ke inginan seseorang aku menciptakan cerita Markdy. Uhuy misi ku nih wkwkwk.
Semoga kalian suka :')

Bantu Vote + Komen dong



mwah kyososate

Sing For You || Markdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang