Sing For You 12

243 44 4
                                    

°°°
Happy Reading

°°°

Jika hati Wendy dilema, hal yang ia lakukan adalah bernyanyi. Seperti sekarang ini, sudah lama rasanya ia tidak mengunjungi ruangan musik sekolah untuk bernyanyi. Wendy mulai memetik gitarnya, menyanyikan beberapa lagu yang ia kuasai. Entah itu hanya reff nya entah pun seluruhnya. Intinya, ia ingin menengkan hati nya yang dilema.

Pintu ruangan terbuka sedikit. Wendy melihat siapa yang datang, tenyata seseorang yang sedari tadi ia tunggu. Siapa lagi kalau bukan Mark. Lelaki itu mengerutkan keningnya bingung, kenapa bisa Wendy mengajaknya kesini?

Mark menghampiri Wendy.

"Kenapa?" tanya Mark. "Aku punya satu permintaan untukmu," kata Wendy tanpa basa-basi. Mungkin ini adalah pilihan tepatnya. "Apa?"

"Aku ingin kau bernyanyi."

"Kenapa?"

"Karena, aku ingin. Aku akan memainkan gitarnya, kau akan bernyanyi. Sebab, hati ku sedang tidak enak." Jelas Wendy mengerucutkan bibirnya. Mark menaikan sebelah alisnya. "Tidak."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak mau."

"Tapi, aku hanya menyuruhmu bernyanyi dan semua orang bisa bernyanyikan? "

"Tidak denganku."

"Kau bohong, pasti kau bisa. Ayo, lah Mark." Wendy sedikit memaksa Mark dan perlakuan itu membuat Mark risi. "Tidak." Tolak Mark lagi. "Tapi, ini hanya bernyanyi."

"Kau tidak paham!" bentak Mark. Saat lelaki itu ingin pergi dengan cepat Wendy menarik tangan Mark. "Apa yang tidak aku pahami? Tolong jelaskan." Mark melepaskan tangan Wendy dari pergelangan tanganya. "Aku kira, kita serasi tapi ternyata tidak." Suara berat itu tampak penuh amarah. "Maksudmu?"

"Maaf, tapi aku memilih mengakhiri hubungan ini." Kalimat itu berhasil membuat Wendy mematung. Mark pergi dengan langkah ringannya. Wendy kini menegang, matanya memerah dan hatinya sakit.

Ia terjatuh, membiarkan air matanya mengalir. "Kenapa? Kenapa ini sangat menyakitkan?"

°°°

Ternyata, secepat itu Mark melupakan kejadian tadi. Buktinya, ia kini bisa leluasa bermain kesana-kemari tanpa beban. Sedangkan Wendy, di jam olahraga ini mood nya semakin menghilang. Ia hanya duduk mematung memerhatian para lelaki bermain basket di lapangan. Tatapannya kosong.

"Dor..." Irene datang, mengejutkannya. "Sedang apa?" tanya Irene ikut duduk di sampingnya. "Melihat mereka bermain basket." Jawab Wendy. "Jadi, kau berhasil?" tanya Irene melirik Wendy yang kosong. "Aku gagal."

"Maksudmu?"

"Aku tidak bisa. Tapi, aku akan mencobanya lagi." Wendy tidak menceritakan bahwa ia sudah tidak memiliki hubungan dengan Mark. Ia ingin merahasiakan semua ini. "Tapi, apa boleh aku meminta gitarnya saat aku belum bisa membuatnya bernyanyi?" tanya Wendy. Irene sedikit berfikir. Dan, "tentu saja. Lagi pula, gitar itu sudah berabu di rumah ku." Kata Irene. Wendy tidak percaya ternyata Irene dan teman-temannya benar-benar membeli kannya gitar Akustik kesukaannya.

"Kau bisa mengambilnya sepulang sekolah. Tapi, aku memberimu waktu satu minggu untuk melunasi janjimu membuat Mark bernyanyi, oke?" Wendy mengangguk mantap. Setidaknya ia bisa memeluk gitar modis itu.

Irene tidak lama duduk bersamanya, saat permainan selesai ia memutuskan untuk beranjak kekelas. Mark berjalan begitu saja melewati Wendy tanpa sepatah kata. Bahkan menatapnya juga tidak. Wendy ingin menyapa tapi, Suga sudah lebih dulu menghampirinya.

Sing For You || Markdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang