°°°
Happy Reading°°°
Entahlah, Wendy mengulas senyum di bibirnya. Hari ini tidak ada penolakan dari Mark agar mereka pulang bersama dan—entah kenapa Wendy merasa senang. Tidak mungkinkan Wendy menyukai Mark dalam waktu singkat? Tapi, hanya Wendy lah yang tau perasaannya itu.
Wendy yang duduk di samping kanan Mark sesekali melirik lelaki itu. Tapi, ada yang janggal dipikirkan gadis itu. Ia menoleh ke samping kirinya, menarik nafas untuk bersuara.
"Hm..., kenapa kau tidak marah saat aku mengajakmu pulang bersama?" tanya Wendy. Ya, sedari tadi itulah yang menjanggal dipikirannya.
"Jadi, kau ingin aku marah? Baiklah turun," dengan ketus Mark merem mendadak. Lagi-lagi membuat kepala Wendy terbentur. "Aiiss..., kenapa kau selalu merem mendadak?!" geram Wendy mengelus kepalanya yang terbentur.
Mark menaikan bahunya tanda tidak tahu.
"Aku tidak akan turun dari mobil ini terkecuali aku sudah sampai rumah." Wendy meliat tangannya di dada acuh. "Terserah." Gumam Mark kembali melajukan mobilnya.
°°°
Wendy dibuat tercengang saat mereka berhenti tepat di depan rumah Wendy. Padahal Wendy tidak memberi tahu kepada Mark arah ke rumah nya. Hm..., ini mencurigakan.
"Turun," kata Mark tanpa ekspresi.
"Tunggu. Kenapa kau tahu rumah ku?" tanya Wendy menyipitkan matanya tanda curiga. Seketika Mark tampak kaku dan berusaha mencari alasan. "Apa urusannya denganmu?" Mark berusaha tidak tampak tercyduk oleh Wendy. Sejujurnya, pada saat Mark menurunkan Wendy di jalan, dia membuntuti Wendy karna khawatir.
"Tentu ada urusannya. Kau pernah membuntuti ku?"
"Membuang waktu saja." Decih Mark memalingkan wajahnya dari Wendy. "Baiklah, sepertinya kau tidak mau mengaku bahwa kau itu penguntit." Nada suara Wendy tampak meledek. Ia pun turun dari mobil Mark. Dan begitu pula dengan Mark segera pergi dari sana.
Wendy masuk ke rumah nya lalu membersihkan diri. Setelah itu keluarga mereka makan malam bersama. Tidak ada pembahasan yang menarik, hanya soal sekolah Wendy dan begitu pula dengan biaya sekolahnya.
Wendy hanya sedikit bercerita soal pensi yang akan diadakan sekolah untuk bulan depan. Tepatnya bulan Juli. Wendy meminta kedua orangtua nya untuk datang menyaksikan dirinya.
Di sibukkan dengan sekolah maka malam nya Wendy pun di sibukan dengan les tambahan yang seminggu tiga kali. Les tersebut di adakan oleh pihak sekolah, agar murid tidak perlu repot mencari-cari tempat les.
Tingnong...
Mendengar suara bel rumah yang berbunyi, Wendy pun berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi les. Wendy tahu betul siapa yang menjemputnya.
"Tepat waktu?" tanya Suga kepada Wendy. Wendy sedikit tertawa. "Tepat." Gadis itu mengacungkan jempolnya kepada Suga. Keduanya masuk ke mobil yang dibawa Suga.
Suga berbeda dari Mark. Jika bersama Mark, suasana mobil hening. Tidak boleh bernyanyi atau menghidupkan lagu. Bahkan mulut Wendy pernah di bungkan oleh Mark sebab tidak mau berhenti bernyanyi. Kadang Wendy juga curiga dengan sikap Mark yang sulit ditebak. Padahal, bernyanyilah menyenangkan.
Maka bersama Suga kebalikan dari Mark. Seperti sekarang ini, mereka duet menyanyikan lagu 'so far away' yang di bawakan oleh AgusD dan Suran. Begitu menghayati dan tanpa sadar mereka sudah sampai di sekolah.
Wendy turun dari mobil Suga dan begitu pula Suga. Dari jarak yang cukup jauh, Wendy melihat Mark yang juga menuju lantai atas. Wendy menarik pergelangan tangan Suga lalu membawanya berlari. Berlari menghampiri Mark.
"Dorr..." Wendy bahagia bisa mengejutkan Mark walaupun lelaki itu tidak terkejut sama sekali. "Hai my boy." Wendy melambaikan tangannya saat Mark menoleh kearahnya. Tangan Wendy masih memegang pergelangan tangan Suga. "Ku kira kau tidak akan datang untuk les," kata Wendy basa basi. Dan Mark hanya berdehem. Kini mereka bertiga jalan bersama menuju kelas.
"Tunggu!" seru Wendy membuat Mark dan Suga berhenti. "Kenapa?" tanya Suga. "Ini tidak adil, seharusnya aku di tengah." Kekeh Wendy lalu dia menyelipkan tubuhnya di sela Mark dan Suga. Suga menarik senyum di sudut bibirnya dan begitu pula dengan Mark.
°°°
"Karna ini sudah pertengahan bulan Juni, Saem meminta ijin kepada kepala sekolah untuk menggantikan waktu les dengan latihan pensi kita." Guru perempuan itu seperti biasa, tetap natural dan bijak.
"Jadi, kita akan latihan sekarang Saem? Bukannya kita latihan besok?" tanya Yeri. "Ya, tentu. Kita harus memperdalamkan karakter, untuk besok kita juga masih latihan."
Semua yang ada di ruangan berseru. Suga yang sebagai ketua hanya mengamati apa yang dilakukan anggotanya. Terutama Wendy. Entahlah, Wendy begitu menarik perhatiaanya.
Entah apa yang Wendy bicarakan, intinya setelah berbincang dengan temannya Irene, Seulgi, Joy, dan Yeri, Wendy langsung menghampiri Mark di sudut ruangan sedang membaca naskah Cinderella.
"Bibbidi-bobbidi-boo!" ucap Wendy menggerakan jari telunjuknya tepat di depan wajah Mark. Mark menaikan sebelah alisnya, lalu kembali fokus pada cerita Cinderella. Wendy mempoutkan bibirnya.
"Masih belum menyukaiku?" tanya Wendy sendu bibirnya masih mempout. Mark mendengus. Melirik Wendy dengan tatapan tajamnya. "Bagaimana denganmu?" tanya Mark. Wendy yang menunduk memainkan tangannya pun mendongak. "Ha? Aku?" tanyanya dan Mark hanya mendengus.
"Hm..., aku tentu menyukaimu."
"Ayo lah, ini hanya sebuah kalimat yang keluar dari mulutmu Wendy. Jangan sampai keluar dari hati." Batin Wendy menatap Mark.
Sudut bibir Mark naik, "maka aku juga menyukaimu." Berharap kalimat itu keluar dari mulut Mark nyatanya itu hanya batinnya.
Keduanya kembali hening. Wendy memikirkan sesuatu agar membuktikan bahwa dia menyukai Mark. Dan, ia pun kembali memutuskan untuk mengikuti saran dari ahjussi google. Kata ahjussi google, genggaman tangan bisa membuktikan bahwa seseorang menyukaimu. Maka dengan tiba-tiba Wendy menggenggam tangan Mark yang memegang naskan.
Tap...
Mata Mark membulat, terkejut atas perlakuan Wendy. Sedangkan Wendy mengigir tidak jelas. "Bagaimana? Apa aku bisa membuktikan bahwa aku menyukaimu?" tanya Wendy dengan polosnya. Mark membelalak.
Ia menarik tangannya yang di genggam oleh kedua tangan Wendy. "Menjijikan!" ketus Mark melempar naskahnya kehadapan Wendy. Perlakuan itu membuat Wendy ingin memaki.
"Huh, tahan Wendy. Ini semua demi misi mu. Kau tidak mau kalahkan di depan teman-temanmu kan?" batin Wendy merapikan rambutnya yang cukup berantakan sebab naskah yang di lempar tadi oleh Mark.
Mark sudah berada di ambang pintu. Moodnya cukup rusak karna Wendy. Ralat. Dia tidak tahan lama-lama berada di dekat Wendy, mungkin dia sudah menyukai Wendy?
Wendy berdiri dari duduk nya. Ia bersenandung menahan Mark dengan sebuah lagu. 'Sing for you' yang ditenarkan oleh EXO. Tentu langkah Mark tertahan. Suga yang memerhatikan Wendy yang berdiri tepat di depannya saat ini.
Wendy masih terus bernyanyi, Mark mengepalkan tangannya kuat sambil memejamkan matanya. Ia menghampiri Wendy. Entah apa yang akan ia lakukan.
TBC
Asiap aku telat up hiks :'(
Mian, harusnya habis isya tapi aku ketiduran ∪ˍ∪mwah kyososate
KAMU SEDANG MEMBACA
Sing For You || Markdy ✔
Fanfic"Maaf, tapi aku memilih untuk mengakhiri hubungan ini." Terlalu lama bersama, rasa suka pun mulai tumbuh. Bahkan rasa sakit ini datang saat dia pergi meninggalkan. [120619] [150919] #1 - wendy dari 3,94k cerita