Sing For You 19

303 39 0
                                    

°°°°

Happy Reading

°°°°

Mark menangis sejadi-jadinya. Ini sungguh menyiksa dirinya. Neneknya adalah orang yang paling berharga dan paling dia cintai.

Neneknya lah yang merawatnya hingga ia tidak merasakan kesepian. Tapi, siapa sangka ajal menjemput sang Nenek. Untuk sekian kalinya ia kehilangan orang terdekatnya.

"Halmeoni, maaf kan aku tidak menepati janji ku untuk menemuimu dengan kekasihku."

Mark menggenggam erat tangan Neneknya. Bersuara keras pun percuma saja. Sang Nenek juga tidak ada bangun.

°°°

Jasad sang Nenek kini telah di kuburkan. Lagi, Mark harus menerima takdir.

"Mark, bagaimana jika kau tinggal saja bersama kami di Amerika."

"Tidak perlu, Nuna."

"Tapi, bagaimana denganmu? Aku tidak akan membiarkanmu tinggal sendiri."

"Aku sudah biasa hidup sendiri walaupun begitu banyak orang di sisi ku."

"Jangan mulai keras kepala! Sekali ini saja kau ikut dan menurut dengan Nunamu. Aku akan mengurus surat pindah sekolahmu."

"Terserah."

°°°


Waktu memang berlalu begitu cepat. Bahkan kini Wendy dan yang lainnya sudah lulus dari sekolah nya. Mereka tengah disibukkan mencari Universitas untuk masuk sesuai jurusan atau impian mereka.

Niat Wendy ia ingin mengundur setahun untuk kuliahnya. Tapi, orang tuanya melarangnya. Wendy berusaha untuk masuk di Universitas Amerika. Bukan bermaksud ingin bertemu dengan Mark, tapi ia memang dari dulu mengagumi Negara itu.

Bahkan, bisa dikatakan Wendy sudah lupa dengan Mark. Seperti sudah mengubur kenangan bersama lelaki tersebut. Jadi, intinya niat dari Wendy hanyalah kuliah. Toh juga Amerika besar dan dia yakin ia tidak akan bertemu dengan Mark.

°°°

Mark POV

Sudah setahun aku tinggal di Amerika dan menemukan teman-teman baru lagi. Sebenarnya sulit untuk melupakan teman lama ku tapi, ini sudah jalan kehidupan yang diberikan kepadaku.

Mengubur masa lalu bukanlah hal yang mudah. Terkadang aku masih mengingatnya. Memang, semuanya butuh proses.

Kini aku akan kuliah di salah satu Universitas di Amerika. Nona sangat bersikerah ingin kuliahkanku. Karena merasa segan, aku memilih untuk menuruti keinginannya.

Satu orang yang selalu mengingatkan ku akan sesosok gadis periang. Dia ceria, ramah dan juga banyak bicara. Penyesalan mulai tumbuh di benak ini. Seharusnya dulu aku menyampaikan salam perpisahan ku kepadanya. Iya, dia, Son Wendy.

Gadis yang iseng membuatku menyukaian. Atau, gadis yang menjadikan ku bahan taruhan hanya karena sebuah gitar akustik kesukaannya (?)

Terkadang aku membalas rinduku akan Wendy hanya dengan menemui gadis itu. Namanya, Rose. Bagus, dia selalu mekar seperti layaknya bunga Mawar.

Sing For You || Markdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang