Sing For You Extra Part

473 39 2
                                    

Dinginnya menusuk sampai ketulang. Dingin angin di pagi hari memang lah berdeda. Tapi, angin dingin itu tidak membuat suami dan istri ini patah semangat.

Di ranjang rumah sakit, Wendy menatap lurus ke luar jendela. Bahkan ia enggan untuk bicara. Mark yang melihatnya merasa iba. Kenapa, kenapa ini terjadi?

Mark menarik nafas untuk mengontrol dirinya. Jika sang istri terpuruk maka ia harus bisa menyemangati kembali istrinya.

Mark membawa bubur untuk sarapan Wendy. Ya, beberapa hari kedepan ia lebih baik makanan-makanan yang lunak.

"Wendy, apa yang kau lihat?" tanya Mark yang duduk di depan Wendy masih memegang bubur tersebut. Wendy tersentak, ia tersenyum tipis tapi pandangannya masih keluar. "Anak kita," kata Wendy.

Kalimat itu membuat Mark terkejut dan ingin menangis juga. "Kau harus sarapan." Mark mengaduk-aduk bubur tersebut lalu memberikan suapan pertama untuk Wendy. Akan tetapi, Wendy enggan untuk membuka mulut.

Ini kali pertamanya Mark melihat Wendy yang tidak sebenarnya. Wendy tidak akan putus asa dan terpuruk seperti ini. Wendy yang Mark kenal adalah sosok gadis yang ceria bahkan ketika saat mengandungpun ia begitu lihai dan tetap bahagia. Tapi sekarang, semua itu terbalik. Dan Mark tidak suka.

"Siapa yang aku beri makan lagi di dalam perut ini?" tanya Wendy. Dan ia pun menatap mata sendu Mark dengan lekat. Mark menutup matanya dalam-dalam membuang nafas.

"Ini untuk mu, untuk kesehatanmu."

"Biar saja, lagi pula tidak ada gunanya aku sehat."

"Wendy!" rahang Mark rasanya mengeras. Ia ingin marah tapi, ia tidak mau melukai hati Wendy. Wendy tersentak saat Mark memanggilnya dengan nada yang kuat.

"Kau ingin marah? Lakukan. Aku hanya ingin menyusul anak ku, apa itu salah? Pasti dia kesepian sendiri di sana." Wendy kembali memandang keluar jendela. "Kau salah, sangat salah. Dia tidak kan kesepian di sana sebab, surga tempat yang layak untuknya." Mark mengepal tangannya kuat-kuat. Ia juga ingin menangis.

Air mata Wendy mengalir. Pandangannya masih keluar jendela. Sesekali ia tersenyum pahit menerima kenyataan ini. "Wendy, pasti ada jalan keluar. Kita ... kita bisa melakukannya lagi untuk mendapatkannya." Mark menggenggam tangan Wendy yang dingin.

"Tapi, apa kita akan mendapatkan seorang putri lagi?"

"Dapat jika kita memintanya. Menunggu dan berjuang adalah jalannya."

Wendy kembali diam, entah apa yang ia renungkan. Kini air matanya tidak ingin berhenti untuk mengalir membasahi bantalnya. Mark masih menggenggam tangan Wendy menundukan kepalanya.

You with the sad eyes

Wendy tersentak saat lirik lagu itu di nyanyikan oleh Mark. Pasalnya, ini pertamakalinya Wendy mendengar Mark bernyanyi.

Don't be discouraged, oh I realize
It's hard to take courage
In a world full of people
You can lose sight of it all
The darkness inside you
Can make you feel so small

Mark mengangkat kepalanya menatap Wendy dalam dan begitu pula sebaliknya.

Show me a smile then
Don't be unhappy
Can't remember when

I last saw you laughing
This world makes you crazy
And you've taken all you

Can bear
Just, call me up
'Cause I will always be there

Wendy yang awalnya rebahan kini mengubah posisi nya menjadi duduk. Ia membalas genggaman Mark. Air matanya masih terus mengalir. Saat lagu sudah ingin memasuki reff. Wendy juga ikut bernyanyi.

And I see your true colors
Shining through
I see your true colors
And that's why I love you

Wendy tak kuasa, rasanya ia hanya ingin menangis. Ia memeluk Mark menenggelamkan wajahnya di dada bidang Mark. Tanpa sengaja Mark juga menangis tapi, dengan cepat Mark menghapus air matanya. Ia harus bisa menjadi penyemangat bagi Wendy walaupun ia rapuh.

"Anggap saja ini semua sebagai pelajaran," kata Mark mengelus punggung Wendy. Keduanya larut dalam kesenduan.

Ceklek...

"Eomma, Appa," pria kecil yang kini sudah berumur 5 tahun itu berlari girang menghampiri ayah dan ibunya. "Jio, kemarilah." Mark menggendong Jio lalu membawanya mendekati Wendy.

"Eomma, Jio merindukan Eomma." Jio mencibir lalu memeluk ibunya. Jio memang di larang untuk bertemu dengan Wendy.

Sebab, Wendy butuh waktu untuk menerima kegugurannya untuk anak keduanya yaitu seorang perempuan yang begitu ia impikan.

Wendy memeluk Jio dan Mark juga memeluk anak dan istrinya.

•••

Untuk apa kau marah kepada takdir yang merenggut kebahagiaanmu? Kau bisa mengambil pelajaran dari sana dan menataplah kedepan untuk takdir yang akan kau hadapi berikutnya. Tuhan memberi takdirmu masing-masing. Ini ujian hidup untuk bersabar dan menerima kenyataan.

Nyatanya, hidup itu tak semanis gulali ataupun permen.

_______________
________
___

Nah kelar syudah
Extra part yang aneh sih bagi aku :')  yah hm mian kalau kurang Bagus, intinya semoga kalian suka lah :')

Btw dengerin lagu yang aku letakin di playsit yah, bayangin aja itu suara Mark sama Wendy. Hahahah


mwah kyososate
See you :'*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sing For You || Markdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang