Sing For You 17

255 40 0
                                    

°°°°

Happy Reading

°°°°

Ya, hari ini adalah hari terakhir Wendy berlatih. Besok ia akan mempertunjukkan bakatnya kepada semua orang. Sebenarnya, acara di sekolah pun Wendy selalu tampil untuk bernyanyi. Tapi, kali ini berbeda.

Wendy melewati koridor menuju ruangan musik di sekolah. Jam olahraga nya disempatkan untuk berlatih bernyanyi dan bermain gitar.

Ia masih juga belum melihat Mark dari pagi. Rindu? Tentu saja. Wendy merasakan seperti ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.

Tapi,  ia tetap berfikir positif dan tidak menoleh kebelakang. Koridor memang cukup sunyi sebab masih banyak yang belajar. Semakin cepat langkah Wendy maka semakin cepat pula langkah yang mengikutinya.

Wendy berhenti dan berbalik kebelakang.

Dup

Kepalanya menabrak tubuh perfect dan tinggi darinya. Ia meringis, untung saja tidak jatuh.

"Ehem."

Wendy mengangkat kepalanya.

"Mark?" kaget, itulah yang Wendy rasakan. Ada rasa bahagia juga. Mark tersenyum tipis, mengelus kepala Wendy yang menabrak dada bidangnya.

"Kau senang?" tanya Mark sebab Wendy tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. "Tentu. Kau kemana saja?" tanya Wendy mengerucutkan bibirnya.

"Halmeoni sakit, jadi aku yang menemaninya."

"Kenapa tidak bilang. Aku belum menjenguk, halmeoni. "

"Tidak perlu, dia sudah lebih baik sekarang."

Wendy hanya bergumam. Tapi, tetap saja rasanya ia ingin menemui Nenek Mark.

"Kau ingin ke ruangan musik?" tanya Mark. "Iya, kau ikut?" jawab Wendy. Mark mengangguk dan Wendy lebih dulu berjalan. Mark yang masih diam di tempat memerhatikan Wendy.

Dan, sebuah jari jemari menyatu dengan jari Wendy membuat jantung gadis itu tak terkontrol. Ini adalah awal di mana Mark menggenggam tangannya.

Mark tersenyum tipis saat Wendy menatapnya bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark tersenyum tipis saat Wendy menatapnya bingung. Pada akhirnya mereka sampai di ruangan musik. Mark juga tidak melepas genggamannya. Seperti sibuk sendiri.

Wendy berdehem, "ehem." Mark menaikan kedua alisnya bertanya kenapa. "Tidak bisa dilepaskan?" tanya Wendy melirik tangannya yang di genggam Mark. Senyum tipis itu membuat Wendy pangling.

"Kalau begini, aku bisa latihan."

Wendy mengambil gitarnya yang memang dari sampai sekolah ia letakan di ruangan musik.

Sing For You || Markdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang