11-Dear Starla-

376 100 13
                                    

Bagian Sebelas

****

"Aku mohon berhentilah seolah mendekat jika akhirnya kamu akan menjauh"

-

TIM medis pun langsung bergerak memeriksa Starla. Tak membutuhkan waktu lama, kondisi cewek itu mulai membaik, sehingga membuat teman - temannya sedikit lebih tenang.

"Bagaimana Dok, keadaan Starla?" tanya Mytha dengan wajah yang sedikit cemas.

Dokter menyunggingkan senyumnya."Syukurlah, anak ini sudah lebih baik. Pernapasannya juga sudah mulai stabil. Sebaiknya, kalian segera mengantar anak ini pulang ke rumah untuk beristirahat. Sepertinya anak ini masih syok."

"Baik Dok." ucap Mytha, Melody, dan Dion bersamaan.

"Duh, ini anak nyusahin banget dah." ceplos Dion membuat Mytha dan Melody menoleh ke arahnya

"Lo ini sahabat nggak sih, kok gak peduli sama keadaan Starla sekarang." Ketus Melody dengan mendorong pundak Dion.

Tiba-tiba ada suara yang memotong percecokan mereka di depan ruang medis.

"Eh, kalian kok di sini? Ada apa?" tanya cowok yang tingginya sekitar 188 cm itu.

"Aaaa, Kak Elang ganteng banget sih. Apalagi keringat yang masih menetes di dahi Kak Elang, boleh bantu ngusapin nggak?" ucap Melody dengan kedua matanya yang  refleks membulat membentuk lopelope didalamnya saat melihat kedatangan Elang Wang.

"Kok Kak Elang bisa disini?" tanya Mytha melihat kehadiran Elang di antara mereka

"Ini, gue abis jenguk Raka di samping. Terus liat kalian. Btw, Starla dimana kok ga bareng kalian?" tanya Elang heran, mengangkat satu alisnya

"Gini kak, Starla tadi pingsan. Kata dokter dia kekurung di kamar mandi rusak gjtu sekitar 20 menitan. Karena faktor kamar mandi yang sempit dan panas, Starla kekurangan oksigen kak," jelas Mytha runtut

"Lho, kok bisa kejadian kaya gitu sih!" Elang dengan spontan langsung membulatkan matanya. "Sekarang Starla dimana? Cepet anter gue ke sana." Perintahnya menarik lengan Dion

"Ikut gue kak." ucap Dion, kemudian Elang mengikutinya sampai ke ruangan tempat terbaringnya Starla.

***

"Bebi Raka!! I am so proud of you! Meski kamu sakit kaya gini, tapi kamu tetap pahlawan dihati queen, sayang! Berkat kamu juga, SMA kita menang! Selamat ya bebi, kamu keren bangettt😍." Pujian bertubi-tubi yang diucapkan Ajeng Callysta pun membuat ruang medis dalam sekejap berubah menjadi keramaian seperti pasar.

"Lo bisa diem g?" balas Raka dengan tatapan sinis

"Iihh, Bebi Raka! Aku disini tuh buat jenguk kamu dan nganter kamu pulang. Aku gamau kamu sakit." ujarnya dengan wajah yang sok polos

"Jangan panggil - panggil gue Beb lagi bisa? Gue jijik tau dengernya." ketus Raka dengan wajah yang dingin

"Tapi kan Beb-"

Kemudian kedua mata Raka pun menatap tajam bola mata Ajeng Callysta

"Lo yang pergi dari sini, atau gue yang pergi dari sini?"

Dear Starla✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang