6

2.4K 347 50
                                    

— Doppelgänger —



06 : Bisikan








Acara pernikahan kami berjalan dengan sangat lancar. Ku pikir dia benar-benar serius untuk memulai hidup baru bersamaku. Pernikahan ini tidak digelar dengan meriah, hanya beberapa orang penting saja yang datang. Mengenai keluargaku, mereka sudah menyetujui kami. Dia yang meminta izin pada keduanya. Aku sangat terkejut dengan kehadiran orangtuaku yang sangat mendadak itu, mereka hadir saat hari pernikahan berlangsung. Begitulah, pernikahan ini bisa dikatakan biasa saja, karena aku merasa semua ini menjadi biasa. Perlahan namun pasti mungkin perasaanku akan mulai tumbuh untuknya.



Kini diriku sudah dihadapkan dengan cermin pada meja rias. Aku sudah membersihkan diri sejak pertama kali masuk ke kamar, hari ini cukup melelahkan. Sedangkan dia tadi pergi ke suatu tempat, sepertinya untuk mengantar kerabatnya yang lain. Aku tak mengenali mereka, dan aku juga tak ingin kenal, mereka semua terlihat aneh dan memiliki wajah yang pucat.



Saat aku menyisir rambutku, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka. Wajahnya menyembul dari sana, lalu dia terkekeh padaku.



Aku hanya melihat dia dari cermin. Ku kira dia akan lama. Jadi tadinya aku berpikir untuk tidur terlebih dahulu. Ku lihat dia berjalan ke arahku.



"Maaf ya agak lama" dia mengalungkan lengannya padaku, kemudian dagunya ia simpan di atas kepalaku. Aku pun mengangguk dan memegang tangannya.



"Gak apa-apa kok pak"



"Jangan panggil pak, kan tadi aku udah bilang ke kamu"



"Terus apa dong?"



"Sayang" ku lihat dia tertawa.



"Gak mau" dia terkekeh padaku.



"Lee aja"



"Oke" aku menganggukkan kepalaku. Aku kembali mengingat apa yang dikatakan Seongwoo. Sepertinya dia benar. Aku tak berani untuk bertanya, takutnya ia marah padaku.



"Aku mandi dulu ya" dia melepas pelukannya kemudian beralih dariku menuju kamar mandi.



Aku kini sudah berbaring di ranjang. Kembali mereka ulang semua kejadian yang menimpaku akhir-akhir ini, semua itu sempat terlupakan olehku. Aku sangat sedih ketika semua sahabatku tidak bisa datang ke acara pernikahanku. Karena mereka terkejut juga dengan pernikahanku yang mendadak ini. Jadi aku tak sempat untuk mengundang mereka. Bahkan sepertinya Lee tidak mengundang semua rekan kerjaku ke pernikahan kami.



"Lagi mikirin apa sih? Serius banget kayaknya" tiba-tiba saja lamunanku buyar karena suara barriton yang ku dengar itu. Aku pun menoleh ke samping dan melihatnya yang sudah memakai handuk kimono itu.



"Gak mikirin apa-apa" dia mengangguk dan mulai mengasak rambutnya yang basah dengan handuk.



"Eh Jisoo, kamu mau tidur?" aku pun mengangguk.



"Kenapa?" dia menatapku lamat, kemudian tertawa.



"Hmmm.... nggak kok, capek ya?" dia sudah duduk di ujung ranjang.



"Iya, Lee" aku tiba-tiba saja menguap. Kemudian tangannya mengelus kepalaku.



"Tidur aja, Jisoo" kemudian dia beranjak dari ranjang untuk memakai baju di ruang ganti.



DoppelgängerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang