10

1.7K 285 33
                                    

— Doppelgänger —



10 : Resiko








Lee dan Jichu sempat terkejut dan menghentikan aktivitas mereka saat melihatku membuka pintu. Aku berlari keluar rumah dengan air mata yang sudah mengalir deras. Bisa ku dengar Lee yang memanggil namaku dari dalam kamar. Aku berpura-pura tidak mendengarnya, yang jelas aku hanya harus keluar dari rumah ini.



Namun langkahku terhenti ketika beberapa asisten yang berjaga di rumah Lee menahanku. Mereka menghalangiku dengan cara memblokade tempatku berdiri.



"Jisoo!" aku menengok ke belakang. Lee sudah berpakaian lagi. Dia baru saja keluar dari rumah untuk menghampiriku.



Semua asisten itu mempersilakan Lee untuk mendekat ke arahku. Aku tak mau memandangnya, jelas saja jika aku muak dengan wajahnya. Mengingat kejadian tadi membuatku kembali merasakan sakit hati. Siapa yang rela jika suaminya berselingkuh dengan orang lain?



Lee sudah menarik tanganku. Dia pun menyeretku untuk kembali ke dalam rumah. Aku beberapa kali memberontak karena ia tak kunjung melepas cengkeraman tangannya padaku. Dan setelah tiba di rumah, aku menghempaskan tangannya saat dia lengah.



"Jisoo..."



"Lo mau ngelak? Udah jelas-jelas tadi lo main api di belakang gue!"



Lee terkejut dengan kata-kataku. Dia hendak memegang tanganku lagi, namun aku menghindar. Dia seperti ingin berkata sesuatu, namun aku mendahuluinya.



"Gue mau pulang ke rumah ayah. Jangan larang gue." Lee terdiam. Aku meninggalkannya sendirian. Dan kini dia beserta para asisten penjaganya tidak menahanku lagi. Lee membiarkan aku pergi. Ku pikir bagus, artinya dia memang sudah tidak mencintaiku lagi. Aku memang tidak mengharapkan ini. Tetapi mau bagaimana lagi, dialah yang menghancurkan semuanya.











Esoknya, aku tiba di rumah ayah dan ibu. Ibu nampak terkejut dengan penampilanku, begitupun ayah. Beliau langsung merengkuhku. Aku sudah tidak bisa menangis lagi, karena emosiku kali ini sudah terkuras habis.



"Soo-ya, ayo ceritain sama ibu"



"Kamu diapain sama Lee?" ku lihat sorot mata ayah yang emosi. Ibu memegang tangan ayah, dan ayah kembali mereda.



Aku pun menceritakan kejadiannya. Ibu dan ayah terkejut. Mereka tentu tak menyangka jika Lee adalah orang yang seperti itu. Aku tak memberitahu mereka tentang Jichu, ku pikir dia tidak terlalu penting di sini. Mereka berniat untuk mendiskusikannya dengan Lee. Namun aku menolak. Aku memilih untuk menetap di sini selama beberapa hari. Ibu setuju dengan pilihanku, sementara ayah sepertinya ingin sekali membuat Lee merasakan penderitaan yang lebih dariku.



"Ya udah kamu istirahat aja ya, ibu anter ke rumah kamu sekarang" aku dan ibu melangkah menuju rumahku yang dulu ku tinggali bersamanya, letaknya tepat bersebelahan dengan rumah ibu dan ayah.



Saat aku sudah berbaring di ranjang, ibu tak kunjung pulang juga ke rumahnya. Dia masih duduk di sampingku dan mengelus rambutku.



"Jangan berlarut-larut, nanti kamu bisa stres" aku hanya terdiam memandang dinding kamarku yang kosong.



"Tidur, kamu pasti capek dateng jauh-jauh ke sini"



"Iya bu" ibu pun beranjak dari ranjang dan meninggalkanku sendirian di kamar.



DoppelgängerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang