5

2.5K 374 50
                                    

— Doppelgänger —



05 : Keraguan








Mataku terbuka perlahan, tak terasa jika aku tertidur semalaman di sofa. Ku lihat pakaianku yang masih sama seperti kemarin. Aku masih ingat dengan pesta akhir tahun itu, dan aku kembali merasa sedih. Aku memang sengaja melewatkannya, bahkan acara yang sangat penting seperti penghitungan mundur untuk menuju ke tahun baru. Ku pikir itu tak terlalu penting dibandingkan dengan aku yang kehilangan sosok Taeyong. Ah iya, aku semalam sudah mencarinya ke mana-mana. Namun nihil, dia tidak ada di manapun.



Aku ingin sekali bisa menemukannya, namun aku tak tahu caranya. Mengingat aku yang masih terbilang baru dalam hal-hal seperti ini. Haruskah aku bertanya pada seseorang yang lebih memahami semua kerumitan ini?



Saat aku akan mengganti bajuku, tak sengaja ku lihat sebuah cincin yang terpasang di jari manisku. Tentu saja aku masih ingat dengan lamaran pak direktur yang spontan dan disertai ancaman itu. Tetapi jika ku ingat lagi, aku tidak menggunakan cincin ini karena permintaanku untuk mengulur jawaban atas lamaran yang diajukan pak direktur kepadaku.



Aku pun mencoba melepas cincin ini. Awalnya perlahan, kemudian aku mencoba melepasnya secara paksa. Namun cincin ini tak kunjung lepas juga. Cincin ini seolah sudah melekat pada diriku. Aku menyisir rambutku, semua ini sangat membuatku frustrasi.



Aku akan beraktivitas seperti biasanya. Hari ini aku tidak bekerja, karena kebijakan hari libur dari perusahaan. Aku meraih laptopku dari meja, teringat dengan tujuan utamaku untuk mencari tahu semuanya.



Ku lihat layar laptop yang masih gelap. Hanya memantulkan wajahku di dalamnya.



Tiba-tiba saja aku melihat wajah Taeyong di belakang wajahku. Aku terkesiap dan menengok ke arah belakangku, kemudian melihat layar laptopku lagi. Mungkin itu hanya halusinasiku saja. Aku masih belum bisa menerima semua kekosongan ini. Taeyong menghilang tanpa jejak. Aku harus mencarinya walaupun aku tidak tahu bagaimana cara menemukannya.



Niatku ini memang sedikit gila. Aku nekat untuk mencari seseorang yang sangat ahli dalam hal seperti ini. Melalui forum diskusi beberapa orang, aku akhirnya menemukan orang yang ku maksud. Namun, dia tidak bisa sembarangan dalam menangani beberapa kasus. Ku rasa dia orang yang sangat penting. Karena ku lihat dia tidak merespon beberapa permintaan penanganan kasus itu.



Di saat aku sedang hanyut dalam kegiatanku sendiri, tiba-tiba bel apartemenku berbunyi. Siapa yang hendak bertamu di pagi hari seperti ini?



Aku tak sempat untuk melihat siapa yang berdiri di depan pintu apartemen. Akibatnya saat aku membukanya, aku terkejut.



Pak direktur berdiri tegap di sana. Dia tersenyum padaku. Sementara aku hanya menatapnya datar. Dari mana dia tahu keberadaanku?



"Ikut saya" dia hendak memegang tanganku. Namun aku menepisnya.



"Ada perlu apa bapak ke sini?"



"Saya mau ngajak calon istri saya ke pertemuan penting"



"Maaf pak, saya sibuk." Saat aku akan menutup pintu, dia sudah menahannya dengan cepat.



Dia lalu masuk ke dalam apartemenku, aku terpaksa mundur karenanya. Dia menyudutkanku pada dinding apartemen.



Dapat ku lihat dengan jelas ketika tatapan itu mulai menusuk inderaku. Tangannya sudah meraih daguku. Selama beberapa detik dia menelusuri area wajahku. Kemudian dia melumat bibirku, aku tidak sempat menghindar karena cengkeramannya yang begitu kuat pada tengkukku.



DoppelgängerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang