— Doppelgänger —
16 : Kesempatan
Kini aku sedang berada di kamar Lee bersama Jichu. Tangisku sudah mereda setelah Jichu membawakanku segelas air putih. Sungguh, dia pribadi yang baik. Aku jadi merasa bersalah padanya. Selama ini semua pemikiran negatifku selalu tertuju padanya. Namun dia berhasil mematahkan semua itu dengan membuktikan keberadaan Taeyong.
Benar, dialah yang harus ku percayai, bukan lagi pada Lee. Aku dibuat merinding oleh semua tingkah palsunya. Jadi selama ini Lee bersembunyi di dalam bayang-bayang kebohongan. Semua perkiraanku mengenai dirinya ternyata benar. Dia memang iblis yang sesungguhnya.
Kami masih terdiam di sofa. Semua ini tentu sangat mengejutkan. Aku melihat Jichu yang seperti ingin berkata sesuatu.
"Aku bakal jelasin kenapa dia ada di sana. Kamu pasti bener-bener kaget sekarang. Kamu harus tenang..."
"Gimana aku gak kaget, Jichu. Aku selama ini nyari-nyari dia yang udah ngilang lama. Terus selama ini juga aku dibohongin sama Lee, kalau sebenernya dialah pelaku penculikan Taeyong. Belum lagi aku harus nyari jawaban atas semua masalahnya, sendirian pula. Jujur, aku pusing banget sama semua ini" aku sengaja tidak menjelaskan hal lain pada Jichu. Yaitu semua rasa kekecewaanku, termasuk dengan pernikahan Lee yang ke dua.
"Oke aku ngerti Jis, aku bakal jelasin semuanya. Dengerin aku dulu." Sesuai dengan apa yang dikatakan Jichu, aku mendengarkan semua penjelasannya.
Semua ini dimulai dari pertemuan Lee dengan roh Taeyong di kantin kantor. Lee yang marah besar karena tak sengaja melihat kehadiran roh Taeyong, kemudian berusaha memburu rohnya. Jichu tak menjelaskan mengapa Lee sangat ingin mendapatkan roh Taeyong.
Dan pada saat penggelaran pesta itu, Lee mendapatkan kesempatan emasnya. Aku yang saat itu ceroboh membawa Taeyong ke sana, sehingga rohnya dikunci oleh Lee ke dalam mawar biru yang ia simpan di ujung labirin.
Lee memang sengaja menyimpan mawar biru itu di sana agar Taeyong merasa semakin tersiksa. Namun sebaliknya, Lee mengambil tindakan yang salah. Dia yang mengenalkan labirin padaku, dia juga yang akan kehilangan mawar biru berisi roh Taeyong itu.
Dari sanalah Jichu bisa mengetahui bahwa ada sesuatu yang buruk terjadi pada Taeyong. Jichu belum menjelaskan padaku tentang bagaimana ia bisa kenal dengan Taeyong. Yang jelas, Jichu di sini hanya sebagai perantara untukku dan Taeyong. Dia berkata jika dia ingin membantu mempersatukan kami.
Setelah itu, Jichu berhasil mengembalikan roh Taeyong ke tubuhnya yang berada di paviliun dengan secepat kilat. Lee lagi-lagi dibuatnya terkecoh. Jichu mengatakan semua ini ada keterkaitannya dengan kedua orangtuaku. Dan suatu saat nanti ia berkata bahwa aku pasti bisa mengetahuinya. Lee yang berhasil mengetahui semua itu dari pak Sungjae, segera mencuri tubuh Taeyong di saat ibu sedang lengah. Ia melakukannya pada saat sebelum ia datang untuk menjemputku yang pergi dari rumahnya.
Hanya itu yang Jichu jelaskan padaku. Ekspresi wajahku tak dapat ku kendalikan. Aku berhasil mencerna semua yang ia katakan. Namun tetap saja, aku masih terkejut dengan semuanya. Terlebih ketika Jichu memberitahuku bahwa roh Taeyong berada dalam mawar biru itu.
Aku menyisir poniku yang semampai sembari menggigit bibir bawahku.
"Sebentar, apa maksud kamu buat bikin aku sama Taeyong bisa barengan lagi?"
"Jisoo, kamu itu udah ditakdirin sama Taeyong."
Sekali lagi, aku terkejut. Aku bersumpah, aku akan menandai hari ini sebagai hari yang penuh dengan kejutan. Di sisi lain, aku senang ketika Jichu berkata demikian. Namun aku juga memikirkan dampak lainnya ketika semua yang dikatakan Jichu itu benar. Aku selalu berpikir panjang, dan pemikiran itu diisi oleh kemungkinan-kemungkinan negatif.
![](https://img.wattpad.com/cover/189353811-288-k703830.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Doppelgänger
FanficKami serupa tapi kami tak sama. Start 19-12-2019 End 12-02-2020 © _gzbae_