Sweet Battle

1.6K 235 31
                                    

Sluurrpp.

Terlambat.

Harry, Ron, dan Hermione pun sudah menghilang bersama Spencer satu detik tepat sebelum Voldemort tiba.

"Harry Potter!!" Voldemort berdesis marah. "Cepat ikuti mereka!" Teriaknya pada semua pengikutnya.

Bellatrix bersama yang lainnya pun mengangguk dan pergi meninggalkan manor.

Aqua dan Draco yang sedari tadi sedang berjingkat pelan keluar dari ruangan ini pun kaget saat sebuah kutukan menghancurkan jalan didepannya. "Ingin pergi kemana kalian?"

Glek....

"K-k-kami ha-hanya i-"

"Sshh!" Voldemort mengibaskan tangannya.

"Diam disini dan jangan kemana-mana." Setelah itupun ia pergi dengan meninggalkan asap hitam di belakangnya.

"Draco! Kita harus kembali ke Hogwarts sekarang. Ayo!" Aqua menarik tangan Draco supaya berjalan mengikutinya ke arah pintu depan.

"Tunggu, tidakkah kau dengan apa kata You-Know-Who bahwa kita harus tetap ada disini?"

Aqua berdecak. "Kau serius ingin mendengarkan nya?! Hogwarts akan hancur. Kita harus segera kembali ke Hogwarts. It's time, Draco." Aqua berjalan cepat di depan Draco.

"Dan, apakah mengikuti Voldemort benar keinginanmu?"

Draco mengusap wajahnya kasar. "Fine. Tapi jangan lewat sana, Voldemort pasti sudah menempatkan pelahap maut penjaga didepan." Draco menarik Aqua dan menuntunnya sampai di depan kantor Lucius.

Lorong manor sangat lenggang karena para pelahap maut sudah pergi mengikuti Voldemort keluar.

Draco membisikkan sesuatu di depan pintu itu dan Voila!

"Genggam ini," Draco memberikan bubuk hijau padanya.

"Bubuk floo?" Draco mengangguk. Setelah melihat Aqua mengambil dan menggenggam bubuk itu, Draco pun ikut mengambil bubuk itu untuk dirinya sendiri.

Aqua dan Draco saling berpandangan. "Siap?" Aqua mengangguk.

"Hogwarts!!" Draco dan Aqua pun menghilang.

---

Hogwarts masih tenang/aman, itu yang Aqua dan Draco dapat simpulkan saat mereka berjalan menyusuri lorong tepat setelah mereka keluar dari dalam perapian dapur Hogwarts.

"Sekarang kita kemana?" Draco  bertanya karena Aqua mulai menuntunnya ke arah asrama Gryffindor yang, which is bukan tempatnya.

Aqua membuat gestur seolah diam dan ikuti saja dia itu membuat Draco mengernyit tak setuju. "Oh ayolah luv, aku perlu mengetahui apa yang akan kita lakukan."

Aqua nyaris terselandung kala Draco menyebut kata luv dalam perkataannya. "Tak bisakah kau mempercayai ku?" Lanjut Draco yang sekarang berada di depan Aqua.

"Eh?" Aqua menggelengkan kepalanya akan pikiran sejenak tadi yang sempat hinggap di kepalanya.

"Kau barusan bilang apa?" Ulang Aqua yang sepertinya tidak mendengarkannya.

Draco mencoba maklum. Mungkin banyak sekali hal-hal dikepala Aqua saat ini sehingga membuat fokusnya terbelah dan tidak dapat memproses apa yang barusan ia katakan.

"Tak apa. Sekarang kita mau ke asrama Gryffindor kan? Mau apa kita kesana?" Ulang Draco berusaha bertanya lebih lembut.

Aqua terlihat bimbang. Draco memang baik. Tapi ia juga seorang Death Eaters, bukan dalam kemauannya, Aqua tahu itu tapi, tetap saja itu,

Draco melihat kebimbangan Aqua saat Draco menuntut, tidak, meminta penjelasan darinya. Draco menghela napasnya akan hal ini. "Baiklah kalau kau tidak ingin memberitahuku. Aku bisa mengerti."

Draco kemudian menarik Aqua supaya berjalan beriringan disampingnya. "Kau tadi bilang ini waktunya ya," Ucapnya lemah.

Aqua melihat Draco yang terlihat kacau disampingnya dan mengeratkan genggaman tangannya sebagai balasannya seolah mengatakan "Kita pasti bisa melalui ini."

"A, setelah perang ini, apakah kau akan kembali ke Hogwarts?" Tanya Draco yang kini menghentikan langkahnya dan menghadapkan dirinya pada Aqua.

Aqua terlihat berpikir. "Emm entalah Draco. Aku tak tahu. Mungkin iya, mungkin juga tidak. Aku tidak tahu bagaimana tanggapan dunia sihir saat mengetahui bahwa aku keponakannya Voldemort. Mungkin setelah ini selesai, aku akan menetap di dunia muggle atau bahkan lebih parahnya, Azkaban."

Muka Draco mengeras saat Aqua mengatakannya dengan kesedihan dalam suaranya. Draco pun langsung berbalik menarik lengan Aqua dan berjalan cepat menuju lorong lain dan tak mengindahkan rontaan Aqua di belakangnya.

"Draco! Apa yang kau lakukan? Kita tidak memiliki banyak waktu. Kau mau membawaku kemana?!" Aqua terus meronta, tetapi tetap berusaha agar tak berteriak agar tidak terdengar Filch dan prefek yang sedang bertugas.

Draco terus menarik Aqua cepat hingga sampai ditempat yang sangat tidak asing bagi dirinya dan Aqua.

"Draco?" Aqua memanggil Draco tak yakin.

Draco menghentikan langkahnya dan melihat Aqua. "Aku tahu ini bukanlah waktu yang tepat dan aku harus buru-buru melakukannya. Tapi,"

"Apa yang kau lakukan??" Aqua terperanjat melihat Draco yang tiba-tiba berlutut dan tersenyum ke arahnya.

"I Love You Aqua Granger. Will you marry me?" Kata itu. Draco akhirnya berhasil mengucapkannya.

Aqua menutup mulutnya kaget.

Draco tersenyum tulus. "Aku tahu. Kau mungkin meragukanku karena mengatakan hal ini di waktu dan tempat yang tidak tepat. Tak ada kata-kata romantis. Tak ada dekorasi cantik dan hal-hal lainnya yang cocok untuk saat ini. Tapi, satu hal yang pasti adalah hatiku. Aku mencintaimu. Aku belum melakukan dengan benar dari awal, kau pasti tahu, yahh jadi setidaknya, aku ingin melalukan ini, sebelum lelaki lain bisa mengikatmu, aku ingin kau menjadi milikku. Apakah kau mau menerimaku Aqua?"

Aqua terisak pelan menatap Draco yang masih setia berlutut didepannya.

"Ah benar." Draco teringat sesuatu dan merogoh saku celananya.
Sebuah kotak beludru hijau kecil dengan ukiran ular-ular perak di sepanjang sisinya terlihat keluar dari sakunya.

Draco membuka kotak itu dan terlihatlah sebuah cincin berwarna rose-gold dengan permata teal sapphire berbentuk pear sebagai intinya dan diapit oleh dua berlian bulat kecil itu membuat Aqua termangu.

Cantik.
Sangat-sangat cantik.

Draco yang melihat Aqua terdiam mengagumi cincin itu mau tak mau terkekeh geli melihatnya. Draco pun mengeluarkan cincin itu perlahan dari kotaknya dan dipakaikannya pada jari manis Aqua.

"Bukankah cincin itu sangat pas di jarimu? Aku tidak salah memilih tunangan kalau begitu hahahahha." Draco tertawa bahagia.

Aqua yang baru sadar dari terkejutannya menatap Draco dan cincin itu bergantian dan,

"Thank you." Aqua memeluk Draco erat.

"I Love you Draco."

"I Love you too my luv."

Mereka berdua pun saling bertatapan lama sebelum Draco mulai menyatukan bibirnya pada Aqua dan

Happily Ever After yeayy!! 🎉


























































































































Not yet sih sayangnya :3

Hiyakk stay tuned buat perang yang sesungguhnya yak wkwkwkwk~

Hufflepuff's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang