Bab Delapan

449 58 4
                                    

Jika memiliki masa depan adalah mimpi, lantas mimpi apa yang kau inginkan?



Sorry for typo...
Selamat membaca :)......

🍁🍁🍁

Pagi ini merupakan hari kedua mereka berlibur di London. Mereka berencana akan pergi jalan-jalan di kota yang sangat itu. Satu persatu orang mulai turun untuk berkumpul di ruang tengah. Dan kini tinggal menunggu Jimin yang keluar dari kamarnya.

"Seul, tadi Jimin lagi ngapain?" Tanya Hoseok kepada Seulgi yang duduk di sofa yang tak jauh dimana ia duduk.

Seulgi mengangkat wajahnya, "Tadi sih lagi pakai baju, bentar lagi pasti turun."

Dan benar sekali dengan tebakannya. Setelah ia mengatakan hal tersebut, beberapa detik kemudian terlihat Jimin yang berjalan turun untuk bergabung dengan mereka.

"Sorry semuanya, gue telat." Maaf Jimin ketika telah berada di sana.

"Ayo, sekarang sudah lengkapkan? Kalau sudah, kita berangkat sekarang saja. Takut keburu turun salju." Ujar Namjoon

Semuanya terlihat mengangguk saja.

Kemudian mereka akhirnya pergi meninggalkan villa tersebut.

Mereka semua sangat menikmati keindahan Ibu Kota dari Negara Inggris ini. Mereka sangat bahagia bisa berlibur di Negara tersebut. Bahkan Yoongi melamar Wendy disana, karena menurutnya suasana di sana sangat mendukung dan tidak mau menunggu lama lagi akhirnya ia memberanikan diri untuk melamar sang kekasih. Tentu saja, Wendy sangat terkejut saat Yoongi mengutarakan niat baiknya. Ia menangis terharu, saat Yoongi mengucapkan kata ' Son Wendy Will You Marry Me?'

"Yes i will...." jawab wendy terharu.

Tanpa menunggu lagi, langsung saja Yoongi membawa wendg kedalam pelukannya. Semua yang disana terbawa perasaan oleh perlakuan Yoongi yang sangat romantis. Karena mereka selalu melihat sikap cuek Yoongi.

"Gila, liburan kali ini rekor terbanyak yang dilakukan oleh Yoongi hyung." Ucap Jungkook tak percaya.

Taehyung mengangguk setuju.

"Yoongi sangat romantis, jadi kepengen." Ujar Seokjin

"Yaampun, gue baper" pekik Yeri

Yoongi dan Wendy hanya tersenyum bahagia.

Dan ada sepasang mata yang menatap mereka iri, sedih, kecewa, dan marah menjadi satu rasa. Ia hanya berdiam saja tanpa mau mengeluarkan sepatah kata.

"Mungkin kalau dia tidak mengkhianatiku, dia sudah menjadi calonku. Gue memang sudah melupakannya walaupun sedikit demi sedikit, tapi entah kenapa rasa kecewa tersebut masih tinggal di relung hatiku? Tidak mau pergi? Ya, gue akui kalau dihubungan gue dengannya hanya akulah yang berjuang sendiri tidak dengannya. Kenapa kisah cinta pertamaku sangat buruk? Apakah aku tidak pantas untuk dicintai? Akupun ingin dicintai, bukan mencintai!" Gumam Jimin dalam hati yang melihat keberanian Yoongi yang melamar kekasihnya secara langsung didepan para sahabatnya baik dari Yoongi maupun Wendy. Sebenarnya Jimin sangat iri dengan mereka, terutama Yoongi. Ia sangat beruntung, karena memiliki kekasih yang sangat mencintainya. Dibandingkan dengannya? Jimin hanya tersenyum kecut saat menyadari kenyataannya.

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang