Bab Tiga Puluh

280 38 3
                                    

Typo! Tolong ingatkan ya!!

Happy Reading guys!!

🍁🍁🍁

Bangtan sangat kaget, kala melihat Jimin yang pingsan. Sedangkan Taehyung senang akhirnya cengkraman dari tangan bantet Jimin telah lepas. Dia tidak menyadari bahwa Jimin pingsan.

"Bangsul emang, dia kira kagak sakit apa? Mana merah lagi ah!" Gerutu Taehyung yang masih tak sadar.

Hoseok langsung merengkuh Jimin, dan tangannya menepuk-nepuk pipi Jimin yang asalnya Chubby kini menjadi tirus.

"Jimin!"

"Hey! Park Jimin!!" Ucap Hosoek dengan nada khawatir. Tangannya bergerak pelan untuk menghapus darah Jimin.

"Bang Seok, ayo kita bawa Bang Jimin ke rumah sakit!" Suara Jungkook yang berhasil mengalihkan pandangan Taehyung. Bola mata Taehyung membulat seketika, "Yak!! JIMIN LO KENAPA?" Pekik Taehyung khawatir.

Namjoon mengangguk setuju, "Ayo, pake mobil gue aja. Bang Seokjin, mending lo kabarin keluarga Joy." Ucap Namjoon sambil menyuruh Seokjin mengabari keluarga Jimin.

Saat Seokjin akan mengambil ponselnya, terdengan suara yang menyuruhnya untuk tak mengabari siapapun. Dan membuat Seokjin tidak jadi untuk meraih ponselnya.

"Ja-ja-ngan..." ucap Jimin dengan terbata-bata.

Semua pandangan memandang kearah Jimin yang sedang menahan sakitnya. "Kenapa?" tanya Taehyung sedih.

Jimin menggeleng, "Gue gak mau, mereka lagi sibuk nyiapin pernikahan Bang Chanyeol."

Semua menunduk sedih, mereka tidak mengetahui apa yang diderita oleh sahabatnya ini. Yang mereka tahu bahwa Jimin mengidap penyakit kanker. Itu yang mereka tahu.

"Bang Jim, lo sakit apa sih sebenarnya?" Celetuk Jungkook yang membuat semua pandanganan memandang Jimin yang sedang terbaring lemah.

Jimin membuka matanya, "kanker" singkatnya.

"Penyakit kanker tuh banyak, bambang!" Sahut Yoongi yang sedari tadi hanya diam mencerna.

"Kanker Hati." Kata Jimin yang memejamkan matanya kembali.

"Kanker Hati!" Ucap mereka serempak tak percaya.

Taehyung menatap iba sahabatnya, dia baru melihat seorang Jimin lemah tak berdaya seperti sekarang.

"Bang Jin!" Panggil Jimin pelan. Seokjin lantas mendekati Jimin secara perlahan dan mendudukan bokongnya di lantai.

"Kenapa?" Tanya Seokjin lirih. Jimin memandang Seokjin lama, "Bang, jagain adik gue. Bikin dia bahagia sama lo," perintah Jimin dengan suara lemasnya.

Seokjin dan Bangtan hanya mampu terdiam, "Jim. Gue yakin, lo pasti sembuh!" Ucap Seokjin yang menguatkan Jimin.

Jimin menggeleng lemah dan tersenyum kecut, "bang, hidup gue tidak lama lagi. Gue udah melakukan segala cara untuk sembuh, tapi nyatanya malah memperburuk keadaan gue aja."

Taehyung mengenggam tangan Jimin, "gue bakalan cari cara buat lo sembuh, Jim."

Jimin tersenyum manis, "makasih sudah mau jadi sababat gue. Tapi percuma Tae, gue udah capek sama hidup gue sendiri. Gue ingin nyerah Tae, tubuh gue selalu sakit saat bahan kimia itu menembus kulit gue." Taehyung menundukkan kepalanya, dia langsung menghapus air matanya yang merembes keluar.

Mata Jimin memandang haru kearah sahabatnya, dapat ia lihat mereka sedang menahan sesuatu untuk tidak keluar, ia terkekeh kala melihat raut wajah Jungkook.

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang