Bab Delapan Belas

311 47 2
                                    

Kamu tahu kan, kalau perasaan tidak bisa dipaksakan?. kalau tahu, izinkan aku untuk meneruskannya.

🍁🍁🍁

Hallo readers setiaku!!!

Akhirnya aku balik lagi yeay!! Ya, walaupun nyempetin balik hehehe.

Emang enggak enak ya Ujian Online, gini nih kalau lulus tapi enggak UN dulu. Mana ada virus lagi:(.

Stay safe ya semuanya!!

Happy readingggg!!!!

🍁🍁🍁

"Abang kenapa Jimin bisa masuk rumah sakit lagi?" Tanya Bunda Park setelah sampai di rumah sakit bersama Ayah.

Chanyeol menatap kedua orangtuanya, kemudian ia bangkit dari duduknya langsung saja memeluk erat sang Bunda. Chanyeol langsung menumpahkan air matanya menyesal.

"Bunda, maafin abang yang engga becus jaga Jimin. Padahal abang udah janji sama bunda, tapi abang ingkar bun, maafin abang." Sesal Chanyeol disertai tangisannya.

Bunda langsung saja memeluk anak pertamanya dengan erat, sedangkan Ayah hanya menatap keduanya haru.

"Terus sekarang bagaimana dengan keadaan Jimin bang?" Tanya Ayah sambil menatap anak keduanya dari luar kaca.

Hati Ayah Park sangat teriris melihat darah dagingnya terbaring lemah didalam sana. Ayah mana yang tak sakit melihatnya, bahkan beliau sempat mempunyai pemikiran untuk bertukar dengan anaknya.

"Ayah dan Bunda bisa tanyakan langsung kepada Dokter Arkha, abang tidak bisa menjelaskannya kepada kalian. Abang tidak sanggup," lirih Chanyeol pelan.

"Baik, biar Ayah saja yang tanyakan pada Dokter Arkha. Bunda diam disini sama Abang." Setelah mengatakan itu, Ayah langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Dokter Arkha berada.

Chanyeol menatap kembali sang bunda dengan tatapan penuh tanya, "Kenapa abang natap bunda kek gitu?" Bunda bingung karena Chanyeol menatapnya seperti itu.

"Abang mau nanya, apakah Jimin pernah minum?" Tanya Chanyeol pelan karena takut Bunda akan menamparnya.

"Minum?" Bunda bingung, bukannya manusia pada minum ya? Pikirnya.

"Minum air putih maksud abang?"

Chanyeol menggelengkan kepalanya, "bukan minum itu maksud abang."

"Terus apaan?"

"Apa Jimin pernah mabuk bun?" Tanya Chanyeol dengan jelas arah pembicaraannya.

Bunda menatap tajam kearah Chanyeol. Membuat dia mendadak mati kutu disana. Tak lama dari itu, raut wajah Bunda mendadak berubah menjadi sedih. Hal itu membuat bingung Chanyeol. "Bunda kenapa?" Tanya Chanyeol khawatir.

Bunda memejamkan matanya sebentar sebelum membalas pertanyaan chanyeol. "Iyah, Jimin pernah mabuk." Singkat Bunda.

Chanyeol terkejut kaget,"A-apa?" Ucapnya tak percaya.

Bunda mengangguk dan menghapus pelan air matanya,"Pernah sekali, waktu putus sama Xiao. Bunda mergoki dia lagi minum dikamar." Bunda menarik napas sebelum melanjutkan bicaranya "Hati bukan sakit liat dia seperti itu, Bunda hanya bisa menatap Jimin dari jauh. Bunda terlalu takut untuk mencegahnya, ini semuanya salah bunda yang membiarkan Jimin untuk minum minuman haram itu. Ini salah bunda." Jelas Bunda yang disertai dengan isakan - isakannya.

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang