Bab Dua Puluh Enam

250 37 5
                                    

Jimin menatap dirinya di cermin yang ada didepannya. Dia terkekeh saat mengingat kenyataan yang membuat hatinya merasakan sakit kembali. Perkataan itu masih terngiang-ngiang dibenaknya.

Jimin masih ingat perkataan Irene yang menyuruh Seulgi untuk berterus terang saja kepadanya.

"Ternyata selama ini kamu masih belum mencintaiku Seul?" Ucap pelan Jimin sambil memperhatikan wajah dirinya di cermin tersebut. "Dan selama ini juga, kamu jadiin aku pelampiasan dikala kamu belum melupakan mantanmu itu?" Lanjutnya.

Jimin menatap dirinya sendu, tak lama dari itu ia mendengar suara Taehyung yang menanggil dirinya.

"Jimin!" Terdengar suara Taehyung dari luar sana.

Jimin menatap sebentar dirinya di cermin, lalu berjalan menghampiri dimana Taehyung berada.

"Apa?" Ketus Jimin yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Taehyung mengernyitkan dahinya ia merasa sikap Jimin yang aneh, "Kenapa lo?" Bukannya menjawab, Taehyung malah bertanya balik Jimin.

Jimin masih menatap Taehyung dengan tatapan datar, tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Dan kenapa dia bersikap seperti itu? Jawabanya adalah ia merasa kecewa kepada dirinya sendiri, dia tidak bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang kasihan.

"Lo aneh hari ini Jim?" Celetuk Taehyung sambil menatap wajah sahabatnya.

Jimin menatap sekilas Taehyung, lalu melangkahkan pergi untuk mengisi perutnya yang demo meminta untuk diisi.

Di sepanjang langkahnya, Jimin terlihat menatap kosong kearah depan. Entah apa yang ada dipikirannya.

Taehyung semakin dibuat penasaran, apa yang membuat sahabatnya seperti ini? Ingatan Taehyung berpikir, apakah Jimin pernah seperti ini? Dan ia baru ingat, kalau Jimin pernah seperti ini karena dirinya dikhianati oleh Xiao.

Apa mungkin Seulgi mengecewakan Jimin?

Taehyung menggelengkan kepalanya, untuk mengusir isi pikirannya yang buruk.

Jimin masih saja seperti tadi, dia menghiaraukan Taehyung yang bersikap konyol kepadanya.

'Apa mungkin di sisa hidupku, aku akan seperti ini akan kembali mengalami pahitnya dalam hal asmara? Apakah aku tidak berhak untuk bahagia sebentar saja? Aku ingin merasakan apa yang namanya bahagia bersama orang yang aku sayangi dan cintai selain keluargaku. Oke mulai sekarang aku akan berpura-pura tidak mengetahui sesuatu, biarkan waktu yang membeberkan semua itu. Dan aku harap saat itu, aku telah pergi meninggalkan kalian semua yang aku sayangi dengan tenang.'

Jimin menghela napas pasrah. Dia pasrah dengan apa yang akan terjadi di depan nanti, ia akan mengikuti alur yang telah ditakdirkan. Ia akan berpura-pura bodoh dihadapan Seulgi, tapi saat di belakang ia akan menjadi Jimin yang rapuh dan berpenyakitan.

Jimin dan Taehyung memasuki sebuah Restaurant yang berada di hotel tersebut.

Ternyata selama mereka berjalan, ada seseorang yang mengikuti keduanya. Sesosok misterius terlihat mengeluarkan ponselnya yang ada di balik jaket yang ia pakai.

"Hallo? Bos, saya punya kabar bagus buat Bos." Ucap Sosok misterius tersebut sambil memperhatikan sekitarnya takut ada yang mendengar pembicaraannya.

"Saya punya kabar yang bisa buat Bos bahagia, saya mendengar kalau pria tersebut kini dalam tak baik-baik saja. Saya mendengarnya ketika pria itu berada dalam kamar mandinya yang telah saya sadap. Dia mengetahui bahwa kekasihnya hanya menjadikan pria itu sebagai pelampiasan saja, Bos." Lapornya kepada Bos yang berada di sebrang sana.

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang