Bab Lima

583 66 4
                                    

Awal pertemuanku dengannya menyebabkan aku tidak bisa tidur, karena terus terbayang senyuman manisnya...

Sorry for typo...

Selamat membaca.....

🍁🍁🍁

Semua langsung mengalihkan pemandangannya kepada Jimin. Semua mahasiswi yang sedang mengisi perutnya, berteriak histeris saat mengetahui bahwa sang Cassanova dari kampus sebelah datang ke kampus mereka.

Yak! Itu Park Jimin, anggota Bangtan kan?

Yang mempunyai julukan Cassanova bukan?

Yaampun, ganteng banget sih kamu sayang!

Idiot kali ya tuh, mantan pacarnya. Masa orang secakep ini ditinggalin sih.

Nyesel dah, saat Jimin punya yang baru.

Apaan sih ganteng aja engga,

Lebih gantengan gue lah, dari pada tuh orang. Udah pendek, bantet lagi.

Enak aja lo, ngejelekin my prince gue. Guys ayo serang dia!!!

Seseorang yang telah mengejek Jimin, di depan para Fans nya langsung saja diserang.

Sedangkan Joy dan para sahabatnya, hanya melihat saja tanpa mau mengusik mereka. Seulgi hanya melihat sekilas, kemudian kembali memakan makanannya.

Ngapain sih, Kakak ke sini segala. Jadi ribet kek gini kan. Gumam Joy dalam hati.

"Enak ya, kakak tunggu di parkiran eh malah Lo enak-enakan di kantin." Ujar Jimin yang berdiri di samping Joy.

Joy mendongkakkan kepalanya kemudian memamerkan senyum kotaknya.

"Hehehe lupa kak, keasikan ngobrol sama mereka"

"Iya, baguss!" Kesal Jimin sambil meminum minuman yang berada di samping minuman milik Joy.

"Eh, itu punya gue!" Pekik Seulgi saat melihat minumannya dihabiskan oleh Jimin.

Jimin yang sedang enak-enakngya minum, terganggu oleh sebuah tangan yang merampas minumannya.

"Itu minuman punya gue. Kalau mau beli kek, jangan punya orang dong." Kesal Seulgi.

Jimin mengernyit,"Loh bukannya itu punya Joy yah? Joy ini punya Lo?" Tanyanya sambil menunjukkan sebuah gelas yang dipegang oleh Seulgi.

Joy mengelengkan kepalanya, "Bukan kak, bukan punya Joy. Yang Joy mah ini" sambil menunjuk gelas miliknya.

Jimin tersenyum malu kearah Seulgi yang sedang menatap tajam Jimin.

"Maaf ya, gue engga tahu kalau itu minuman punya Lo." Maaf Jimin sambil menggaruk kepala bagian belakang yang tak gatal.

"Mangkanya, kalau mau ngomong dulu jangan asal comot aja." Cibir Yeri

"Cih, si ember ngomong." Sahut Jimin.

Saat Yeri ingin membalas perkataan Jimin, ia urungkan karena mendengar ancaman dari Jimin.

Epiphany | Park Jimin ( Completed )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang