Satu

697 62 3
                                    

"Gila! Kena omel dosen lagi bisa-bisa!" Gadis itu mengayuh sepedanya lebih cepat dari biasanya. Menelusuri kota New York yang selalu padat di pagi hari.

Tibalah ia di Park Avenue South yang beberapa meter lagi sampai di kampusnya setelah ia melewati Broadway Street yang bagaikan lautan mobil dan suara klakson bersahut-sahutan tak ada habisnya.

"Mampus! Macet lagi!" Gadis itu memukul keningnya. Ia tak mau harus tua di jalanan. Cukup Broadway Street yang membuatnya darah tinggi.

Tak ada pilihan lain. Ia turun dari sepeda lipatnya dan nekat mengangkat sepedanya diatas kepala sambil melewati jejeran mobil yang terjebak macet.

Mulailah terlihat gerbang New York University, kampus tercintanya.

Ia memarkirkan sepedanya di tempat khusus parkir sepeda dan berlari ke ke kelasnya.

"You late again, (Namakamu)," sapa seorang penjaga parkir menggelengkan kepalanya. Sudah langganan ia melihat habitat jelek gadis itu.

Gadis itu menyengir malu.

"Good morning Mister Wright!" sapanya ramah kemudian berlari ke kelas.

(Namakamu) Evelyn Scott Kress seorang mahasiswi New York University yang kesehari-hariannya terlambat datang kuliah dengan alasan "traffic jam".

(Namakamu) yang berdarah Indo-Amerika (Ibunya Indonesia dan Ayahnya Amerika) merupakan penggemar cowok Asia tingkat dewa.

Alasan ia memilih kampus ini pun karena banyak orang Asia yang belajar disini.

'Cuci mata sekalian kuliah,' katanya.

Tak ada tertariknya sama sekali dengan cowok bule, padahal teman-teman gadisnya yang  berasal dari Asia justru sangat terobsesi dengan cowok bule.

Jangan tertipu dengan perawakannya yang cuek dan mengira dirinya tak mudah berpacaran.

(Namakamu) telah mengencani lebih dari 10 cowok Asia dan mempunyai sederet mantan cowok Asia.

(Namakamu) menyukai cowok Asia dengan kriteria bermata sipit atau mempunyai kulit agak gelap. Menurutnya pria bermata sipit itu lucu dan menggemaskan. Sedangkan pria berkulit gelap itu seksi dan bergairah.

(Namakamu) memasuki kelas yang disambut tatapan tajam dosen yang sedang asyik menjelaskan materi.

"Sorry, Sir ."  (Namakamu) tesenyum kikuk.

"I'm not allowed you in my class before you change your bad habbit!" seru sang dosen dengan mata melotot.

(Namakamu) mengangguk pelan.

"Sit down!" pintanya.

(Namakamu) langsung berlari ke tempat duduknya yang disapa muka masam dari teman sebelahnya. Risa.

"Gara-gara macet pasti!" ujar Risa.

"Yoi." (Namakamu) menaikkan sebelah alisnya. "Idih. Telat kok bangga!" Risa terkekeh.

"Baguslah. Anti mainstream kan gue?"

Risa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya.

"Ya, whatever."

👀👀👀

(Namakamu) membuka laptop nya sambil menikmati hidangan dari kantin NY University. Ia membuka file yang berisi kumpulan drama Korea yang menjadi tontonan wajibnya di jam istirahat.

Ia tak menggubris Risa, Nawal, dan Ijah—teman kampusnya yang berasal dari Indonesia yang kini berada didekatnya.

"Kebiasaan kan!" celetuk Risa.

American TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang