Delapan

270 41 18
                                    

Deg.

Darimana pria ini mengetahuinya? Apa jangan-jangan dia memang memperhatikan wajah (Namakamu).

"Gawat. Duh, gue harus ngomong apa, nih?" batin (Namakamu) dalam kegelisahan.

"Iya, kan? Lu yang waktu itu dibawa Irene ke kelas?" ulangnya.

"Hah? Masa?" Rafto memperhatikan wajah (Namakamu). "Yang cewek itu?"

"Iya. Orang jelas mukanya, kok."

"Gue gak ngerti, deh. Gue aja tau kampus nya Rafto enggak. Salah orang kali, lo!" (Namakamu) bergidik kesal.

"Bener. Salah liat kali lo, Ray."

"Iya. Mata gue belum minus, kok."

"Udah, deh. Oh ya, kenalin ini temen aku. Uray. Ray, ini temen gue dari New York. (Namakamu).

Pria yang bernama Uray itu menjabat tangan (Namakamu).

(Namakamu) menghela nafas. Untung saja Rafto tak langsung mempercayainya.

Pada akhirnya juga, Rafto tak lagi menganggap (Namakamu) sebagai fans. Tetapi temannya.

"Asek! Akhirnya naik derajat! Dari dianggap fans jadi temen. Besok pacar, ya. Besoknya lagi istri, deh. Hehehe," batin (Namakamu) mulai berhalusinasi.

"Uray," ujarnya memperkenalkan diri.

"(Namakamu)."

"Temen lo? Dari New York? Serius?" ujar Uray meyakinkan.

"Masa gue bohong," jawab Rafto.

"Perlu gue tunjukin paspor gue?" (Namakamu) menaikkan sebelah alisnya.

"Paspor? Lo warga negara Amerika?" tanya Uray seperti tidak percaya.

"Lebay banget, lo. Udah sana," usir Rafto.

"Oh. Gue diusir? Pengen berdua, ya? Cie! Eh, guys ada pacar baru Rafto, nih!" Uray memanggil teman-temannya.

"Mana?"

"Mana? Serius?"

"Apaan sih lo! Gak danta!" ujar Rafto kesal.

"Cie. Salting! Hahahha!"

"Eh gila. Selangkah lagi jadian udah gue sama Rafto!" batin (Namakamu) yang kemudian tersenyum tipis.

"Lo cowok mulutnya ember banget si! Eh sorry, ya. Temen-temen aku suka gitu. Gak usah di tanggepin." Rafto tersenyum.

"Santai. Gapapa, kok. Bercanda ini." (Namakamu) membalas senyum.

"Cewek barunya Rafto orang Amerika, cuy! Entar nikahnya nyewa gedungnya Trump katanya!" lanjut Uray yang masih menggoda mereka berdua.

"Asek! Trump jadi apanya? Penghulunya?"

"HAHAHAHA!"

"Ray. Berisik, lo! Ck!"

"Eh. (Nam). Kalo sama Rafto tuh, lo harus toa buat bangunin dia. Rafto kalo tidur bikin panik, anjir! Gak ketahuan entar pas dia is dead, orang ngiranya tidur," ujar Uray kemudian diiringi tawa.

"Sialan lo!"

"Terus Rafto dimana nemu spot enak langsung terlelap. Nah, kalo lo misalnya lagi jalan berdua tiba-tiba dia tidur. Lo pura-pura gak kenal aja, ya. Gue juga gitu, kok!" lanjut Uray.

Rafto menatap tajam Uray. "Oke. Besok gak ada tuh yang namanya 'To, hostspot dong'."

"Ih. Najis. Ngancemnya gitu."

American TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang