New York University. Kampus megah yang sudah sebulan ini tak (Namakamu) lihat. Tak ada perubahan secara mendetail dari kampus ini.
Setelah memarkirkan sepedanya, (Namakamu) melangkah masuk menuju koridor kampus. Ia sudah tiba sebelum jam kuliah dimulai. Tidak terlambat seperti biasanya dengan alasan macet.
Koridor tampak ramai dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiswa yang rajin atau mereka yang sekedar hanya menampang diri atau menggoda orang-orang.
Di pojok koridor, tampak sekumpulan gadis yang terkenal tukang gosip di kampus menatap remeh (Namakamu). Sebenarnya (Namakamu) tak ingin bertemu mereka dan jika masih ada kesempatan ia ingin memutar arah.
Namun terlambat. Mereka sudah melihat (Namakamu) sejak tadi ia masuk ke koridor.
"Hey! (Namakamu)! Who's the boy that you meet in Indonesia?" tanya Emily, yang paling menonjol di perkumpulan itu.
"Does she? OH MY GOD! She didn't really study correctly there?" sahut Nat.
"Her new stash, maybe?"
Demi apapun, (Namakamu) sudah gemas. Rasanya ingin meninju mereka satu persatu.
"Hei, (Namakamu)! HAS HE TAKEN YOUR VIRGINITY?" tanya Emily yang membuat satu koridor berhenti melakukan aktifitas mereka.
"OH MY GOD! How bitc*h she is? HAHAHA!"
(Namakamu) membelalakan matanya dan mengepalkan kedua tangannya dengan penuh emosi. Siapa yang tahan dibicarakan kelewat batas seperti itu, apalagi sampai membahas hal yang sensitif? Padahal Rafto sendiri tak pernah 'menyentuhnya' sama sekali. Begitupula (Namakamu) yang sama sekali tak agresif di depan Rafto.
(Namakamu) menghela nafas. Mencoba untuk tidak emosi. Namun, ia sedang mencari cara untuk mempermalukan balik mereka.
(Namakamu) sebenarnya tahu aib satu genk ini.
"Owh ... so, you talk about virginity, hm?" (Namakamu) melangkah maju sambil menatap remeh mereka.
"You wanna angry? Hm?" Emily balas menatap (Namakamu).
"You're envy with me because you lost YOUR VIRGIN last month, isn't?"
Emily mengernyitkan dahi dan menatap tajam (Namakamu). "How dare you say that?!"
"I saw you and your boyfriend in the hotel. Ben. Is he? I've been date with him. He's the one of my fuckin' admirer. You just as an outlet for his lust." (Namakamu) menaikkan sebelah alisnya karena merasa puas telah meng-click bait Emily yang kini tengah menahan emosi.
"How feels? Have sex with a man who doesn't love you?"
"BEN LOVES ME!" bentak Emily. Kini merrka berdua menjadi sorotan orang-orang di koridor.
"HOW BIT*CH YOU'RE!"
(Namakamu) tersenyum smirk penuh kemenanagan. "Yes. I'm a bit*ch, maybe. But I still have my virgin."
Emily mendorong (Namakamu) kasar kemudian menjambaknya. Begitupula (Namakamu) yang tak mau kalah juga balik menjambak Emily.
Bukannya memisahkan mereka, orang-orang tampak bersorak—mendukung mereka bertengkar. Ada yang menyorakkan nama (Namakamu) maupun Emily.
Tak lama muncullah sesosok gadis yang tak asing lagi bagi (Namakamu). Ia berhasil menghentikan perkelahian dan menarik kasar (Namakamu) untuk menjauh dari kerumunan.
"LO GILA YA, (NAM)?!!" bentak Risa. Ternyata Risa-lah yang melerainya.
"Dia duluan, Ris!"
"Lo cari masalah sama Emily?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
American Taste
Hayran Kurgu(Namakamu) Evelyn Scott Kress, gadis berdarah Indo-Amerika yang kini menjadi Warga Negara Amerika karena sebelumnya ia merupakan Bipatride (kewarganegaraan ganda). Menetap di salah satu kota terpadat dan terbesar di dunia bernama New York dan memili...