Lima Belas

303 38 4
                                    

Pria yang menghapiri (Namakamu) tampak gagah dengan balutan beskap berwarna cokelat muda sekaligus menambah kesan manis dari dirinya.

"Eh ... To ...." ujar (Namakamu) yang masih speechless--pertama kalinya ia melihat Rafto memakai beskap.

"Diundang Teteh, ya? Kok dia gak bilang aku, ya?" tanya Rafto.

"Hehe. Entah. Teteh bilangnya jangan kasih tau kamu," jawab (Namakamu).

"Kebayanya unik." Rafto tersenyum. (Namakamu) yang tersipu malu pun menundukkam kepalanya sambil tersenyum.

"Aku aneh gak sih? Udah kayak kartini-an gini."

"Enggak kok. Malah can ...."

"Eh, maksudnya .... keren," lanjut Rafto yang tampak salah tingkah. Kini keduanya terdiam dengan kepala sama-sama menunduk.

"BUSET DAH. COWOK MASIH AJA MUNA MAU BILANG GUE CANTIK! TINGGAL TAMBAHIN 'TIK' AJA KOK BERAT YA?" gerutu (Namakamu) dalam hati.

"Berarti Rafto udah agak tertarik sama gue, nih. Hehehe. Sabar (Nam) ... gak ada yang instant di dunia ini ...." lanjut (Namakamu) dalam hati.

"Oh ya ... kesini sama siapa?"

"Sama Mommy. Tapi dia lagi cari dessert."

"Guest star nya keren. Ada Maliq & D'Essentials sama Marcel. Rasa pensi, ah." (Namakamu) terkekeh.

"Iya. Ide Teteh semua ini. Teteh kan demen banget sama Maliq. Kalo Marcel mah Papaku kenal sama Papanya," jelas Rafto.

"Nanti pas aku nikah mau ngundang Billie Eilish, ah. Biar viral!" seru (Namakamu) tertawa.

"Waduh. Kalo dia yang diundang entar kawinanmu berubah jadi creepy." Rafto juga ikut tertawa.

"Gak papa. Anti-mainstream."

Keduanya pun terdiam lagi.

Rafto juga merasa heran pada dirinya. Biasanya ia orang yang banyak berbicara. Namun, mengapa ketika berada di samping (Namakamu) ia mendadak membisu?

"Eh Rafto sayang ...." sapa Mama (Namakamu) sambil membawa dua piring pudding.

"Halo Tante ...." Rafto tersenyum dan mencium tangan Mama (Namakamu).

"Uluh uluh .... gantengnya kamu. Pantesan pipi anak Tante jadi merah," sindir Mama (Namakamu) yang tambah membuat (Namakamu) salah tingkah.

"Apa sih, Mom!" (Namakamu) tak kuasa manahan semburat malu.

"Kan malu-malu gitu! Eh, selamat ya buat Kakaknya. Cantik banget ya Kakaknya!" seru Mama (Namakamu).

"Iya Tante. Makasih, ya."

"Aku mau siap-siap ke panggung dulu, ya. Mau nyanyi," ujar Rafto tampak terburu-buru. Ia pun menghilang dari kerumunan dan menuju ke sisi kanan panggung.

"Rame banget ya. Pasti Kak Milka orangnya baik. Makanya temennya banyak," gumam Mama (Namakamu).

"Iya. Aku iri loh, Mom. Aku entar nikahan bisa banjir undangan gini gak, ya? Soalnya emang bener-bener banyak banget. Bahkan sampe antri keluar, kan? Kayak pernikahan akbar banget," kagum (Namakamu).

"Iya ya. Eh. Masih semester 3 udah mikirin nikah aja!" Mama (Namakamu) mencubit pipi putrinya.

"Hahahaha. Kan boleh dong ber-angan."

"Yaudah, lah. Mommy mau nonton ke dekat panggung. Mau ikut gak? Mau video-in pacar Mommy!" seru Mama (Namakamu).

"Inget umur, Mom!"

American TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang