Suasana kelas menjadi hening seketika ketika dosen sudah masuk dengan bunyi sepatu pantopel nya yang khas.
Tak hanya itu, pandangan mereka tertuju pada seorang gadis yang berada di belakang Irene.
(Namakamu) menundukkan kepalanya yang tertutup topi supaya tak ketahuan jika ia bukan mahasiswa disini.
Namun, ada beberapa mahasiswa yang peka akan kehadiran (Namakamu) yang menurut mereka asing.
"Eh, itu yang sama Irene mahasiswa baru?"
"Iya kali. Gak meratiin gue."
"Kok pake topi, ya? Penasaran sama mukanya."
"Anjir! Mukanya bule, sih. Cantik juga."
"Iya. Siapa ya, namanya?"
Begitulah celotehan dari para mahasiswa yang terdengar di telinga (Namakamu). Ia kini menjadi pusat perhatian.
Tak terkecuali. Rafto pun berusaha melihat ke arah (Namakamu) yang berada di paling belakang. Namun, ia tak dapat mendeteksi wajah (Namakamu) karena tertutup topi.
"Kayak pernah lihat," gumamnya.
"Kenapa, Bro? Dia siapa, sih? Gak pernah liat dia di sekitaran kampus," sahut teman sebangkunya. Faisal.
Rafto mengangguk pelan. "Ah, paling dari prodi lain. Trisakti kan banyak mahasiswa nya."
"Iya, emang banyak. Tapi gue gak pernah lihat dia se-matkul sama kita sekalipun. Apa benar dia orang baru? Jadi penasaran," celoteh Faisal.
"Gak jelas mukanya," lanjutnya.
"Udah-udah. Emang mahasiswa baru, kali." Rafto berusaha tak mengindahkan (Namakamu) yang sudah setengah mati perasaannya tidak karuan.
"(Nam), topi nya buka," bisik Irene.
"Gak ah! Entar ketahuan!"
"Kagak. Percaya sama gue. Daripada lo ditegur dosen? Lagian kan, lo ketutupan gue. Dia juga bukan tipe yang kepo-an. Tuh, lihat dia lagi fokus meratiin."
(Namakamu) membuka perlahan topi yang ia pakai dan duduk agak membungkuk.
👀👀👀
"Gila lu ya, pakai ngajak gue ke kelas lo!" celetuk (Namakamu).
"Tapi lo seneng, kan?"
"Hehehe. Iya. Jadi pengen kuliah disini," ujar (Namakamu).
"Yaudah! Gue setuju banget!"
"Tapi ... gak ah. Udah nyaman di NYU. Cowok-cowok Asia nya juga ganteng dan seksi-seksi!"
"Yeh! Disini juga cowoknya orang Asia semua! Kecuali di kelas internasional. Baru ada bule nya," ujar Irene.
"Gak ah. Gak tertarik sama orang yang ada disini. Kecuali si R," (Namakamu) tertawa.
"Udah boleh nyebut nama aslinya, kok." Irene terkekeh.
"Eh, tadi gak boleh?"
"Kan, udah bukan di lingkungan anak Manajemen. Lagian ya, Rafto itu tekenalnya di lingkup FEB khususnya Manajemen doang," jelas Irene.
"Coba aja link kampus gue sama kampus ini. Bisa tiap hari liat my baby Rafto!" ujar (Namakamu) dengan ekspresi gemasnya.
"Eh! Jangan salah! Di UI banyak cogan juga ...."
"Bodo, ah! Gue lagi gak tertarik sama cogan manapun selain Rafto!" potong (Namakamu).
"Iya deh iya. Cinta memang membutakan segalanya." Irene terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
American Taste
Fanfiction(Namakamu) Evelyn Scott Kress, gadis berdarah Indo-Amerika yang kini menjadi Warga Negara Amerika karena sebelumnya ia merupakan Bipatride (kewarganegaraan ganda). Menetap di salah satu kota terpadat dan terbesar di dunia bernama New York dan memili...