Tujuh

262 40 17
                                    

Rajendra meminta (Namakamu) untuk menemaninya makan  di salah satu restoran di Plaza Festival. Entah, mengapa Rajendra menjadi ingin dekat terus dengan (Namakamu).

Hal itu justru menghalangi (Namakamu) agar dekat dengan Rafto.

"Lo kapan balik ke New York?" tanya Rajendra sambil mengaduk-aduk ramen nya dengan sumpit.

"Akhir bulan kayaknya," jawab (Namakamu) singkat.

"Kalo gue kesana, gue boleh ketemu lo lagi?" tanya Rajendra.

(Namakamu) terdiam sejenak. Tidak. Ia tidak mau bertemu Rajendra di New York. Ia sudah cukup penat dengan Rajendra di Jakarta.

"Hm ..."

"Gimana?" Rajendra memandangi wajah (Namakamu) serius.

"Bo ... leh aja, sih. Cuma gue nya takut gak ada waktu. Lagi sibuk-sibuknya mau riset soalnya," jelas (Namakamu) beralibi.

"Masa sibuk terus gitu? Emang lo tinggal dimana selama di New York?"

"Ish! Ngapain sih pake nanya gue tinggal dimana! Ngeselin banget! Jawab apa nih, gue?" batin (Namakamu).

"(Nam)?"

"Eh ... sorry. Gu ... e di apartmen."

"Iya. Apartmen apa? Kali aja gue tau," tegasnya.

"Beatrice Apartment."

"Oh disitu. Temen nyokap gue banyak yang disitu. Tiap ke New York pasti kesitu, gue! Lo di lantai berapa?" tanyanya.

"Idih! Kepo banget, sih! Ogah ya kalo lo sampe nyamperin gue disana!" gerutu (Namakamu) dalam hati.

Ia merasa risih jika ada orang yang belum ia kenal dekat menanyakan tempat tinggalnya.

"Hm ...."

Tiba-tiba ponsel (Namakamu) berdering menunjukkan telepon masuk.

"Yow! What's up?"

....

"Okay. I'm coming back."

....

"Hm ..."

(Namakamu) menutup telepon tersebut. Lisa meneleponnya dan meminta (Namakamu) untuk segera kembali ke home stay karena sudah larut malam.

"Eh. Gue balik, ya? Udah dicariin."

"Cepet banget, deh. Gue masih mau disini," ujar Rajendra.

"It's okay. Gue balik sendiri aja kalau gitu. Soalnya udah ditanyain sama house mother. Gak enak," ujar (Namakamu) datar.

"Eh. Yaudah gue anter."

"Gakpapa kalo lo masih mau sama temen-temen lo. Tapi, gue gak bisa."

"Enggak-enggak. Gue yang bawa lo kesini, ya artinya gue harus bawa lo balik juga, dong." Rajendra segera mengeluarkan dompet dan memanggil pelayan untuk meminta bill.

"Haha. Santai. Gue bisa pake mobil online."

"Enggak, ya. Tunggu bentar. Gue mau bayar."

"Ck. Lebay banget, sih! Kalau Rafto yang nganter walaupun naik gerobak gue juga dengan senang hati mau!" batin (Namakamu) memutar bola mata.

"Udah, yok." Rajendra menggandeng (Namakamu) tiba tiba yang membuat  (Namakamu)  reflek langsung melepaskannya dan menjauhkan tangannya.

"Eh. Kenapa?"

"Pakai nanya! Ihhh ... bikin kesel aja ini makhluk!" batin (Namakamu) sudah naik darah. Ia harus agak tegas terjadap Rajendra sekarang.

"Sorry. Gue gak biasa di gandeng. Jadi agak risih. Maaf, ya."

American TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang