(Namakamu) tengah sibuk mengumpulkan berkas-berkas yang akan dia serahkan ke kampus untuk program pertukaran pelajarnya. Sambil tersenyum menatap foto Rafto yang ia cetak ala polaroid tadi siang.
"Kata fans-fans lo, aslinya lo jauh lebih ganteng daripada di foto," gumam (Namakamu).
Sejak kemarin, memang ia berinteraksi dengan fans Rafto yang ada di Indonesia— khususnya yang pernah bertemu Rafto secara langsung.
Ia meminta mereka untuk menceritakan pengalaman mereka ketika bertemu dengan Rafto.
"Makin gak sabar!"
Tiba-tiba terdengar pintu apartmen nya terbuka dan menunjukkan sosok pria paruh baya yang tersenyum ke arahnya.
"Daddy!" seru (Namakamu).
"Hi honey! What are you doing with that documents?" tanya Papa (Namakamu) mendekati (Namakamu).
"Hehe. Aku mau ikut student exchange. Dad, Did you allowed me?" tanya (Namakamu) dengan mata berbinar.
"Of course! Why not? Where is it?"
"Jakarta!"
"Oh, it's okay. You can visit your Mom there!" Papa (Namakamu) tersenyum.
"Thank you, Daddy! Oh ya, untuk biaya nanti Daddy transfer-in ya." (Namakamu) menyegir.
"Loh, biasanya memang begitu, kan? Padahal kamu sudah punya ATM sendiri." Papa (Namakamu) membelai kepala putri nya.
"Hehe. Malas mampir, Dad."
"It's okay. Take care yourself, ya! Jangan nyusahin Mommy disana," nasehat Papa (Namakamu).
"Pastinya. Malah aku jarang minta ini itu ke Mommy, dia yang tiba-tiba ngasih atau bahkan ngajak jalan-jalan," ujar (Namakamu).
"Kalau gak ke Monas ya ke Pekan Raya Jakarta. Demi makan kerak telor katanya," lanjut (Namakamu).
Papa (Namakamu) tersenyum. Tak dipungkiri, ia sangat merindukan mantan istrinya itu. Menurutnya, Mama (Namakamu) adalah wanita yang unik, tidak manja, dan sangat pengertian.
Dan dalam lubuk hati yang paling dalam, sebenarnya (Namakamu) sangat menginginkan kedua orang tua mereka bersatu lagi.
(Namakamu) masih yakinkan itu karena semenjak orang tua mereka bercerai, tak ada pertengkaran lagi diantara keduanya. Malah mereka berdua saling mendukung.
Tanpa (Namakamu) tahu, Mama (Namakamu) selalu menanyakan progres (Namakamu) ke Papa (Namakamu) dan dengan senang hati Papa (Namakamu) menceritakannya.
Tak hanya itu, hal yang membuat (Namakamu) masih berharap keluarganya utuh kembali adalah Mama (Namakamu) belum menemukan pengganti Papanya begitupula Papanya yang belum menemukan pengganti Mamanya.
"Ya, your Mommy memang senang sekali dengan makanan itu. Kalau Daddy ke Jakarta, pasti ia mengajakku membeli kerak telor di dekat Monas," ujar Papa (Namakamu).
"Kamu sudah beritahu Mommy-mu kalau kau akan ke Jakarta?"
"Sudah. Dia senang sekali."
"Oh ya, how long you stay at there?"
"Three until four weeks."
"Oh. Sekitar sebulan, ya?" (Namakamu) mengangguk.
"Okay. By the way, do you hungry?" tanya Papa (Namakamu) yang dibalas dengan anggukan dan senyum lebar dari (Namakamu). Ah, pasti Papanya akan mengajaknya makan di luar.
![](https://img.wattpad.com/cover/190559891-288-k125906.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
American Taste
Fanfic(Namakamu) Evelyn Scott Kress, gadis berdarah Indo-Amerika yang kini menjadi Warga Negara Amerika karena sebelumnya ia merupakan Bipatride (kewarganegaraan ganda). Menetap di salah satu kota terpadat dan terbesar di dunia bernama New York dan memili...