Epilogue: A Painting

1.3K 147 21
                                    

💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💌

Bae.

Aku selalu memandanginya dari jarak itu. Dia si kutu buku. Selalu membongkar buku-buku tebal di sudut rak. Mengambil tempat
di sudut ruang. Selalu menyisakan seulas senyum memikat saat ia melakukan rutinitasnya itu.

Apa yang menarik dari sebuah buku usang yang dipenuhi kata?

Aku selalu percaya dengan kekuatan penglihatan. Bahwa apa yang kulihat saat ini, adalah, dia, gadis manis yang kelak tumbuh bak kupu-kupu.

Aku menantikannya.

Dia. Bae.

Selalu kuperhatikan dari jarak itu. Dia tak menyadarinya. Selalu kuabadikan dia dalam lukisanku. Selalu kutatap setiap malam sebelum tidur. Bahwa ada satu gadis yang selalu, selalu mengganggu isi kepalaku. Mencampur-adukkannya seperti tinta cat. Lalu menuangkannya ke dalam sebuah kanvas. Meleburkan imajinasiku bak maestro.

Bae.

Dia bak hujan.

Berwarna biru.

Menenangkan.

Membuatku ingin terjun ke dalam kolamnya.

Menumbuhkan keinginanku untuk mencampur biru itu dengan warna-warna lainnya.

Dia setidaknya tak boleh menjadi diriku. Si teratai yang kotor dan hina. Dia harus menjadi hujan yang membawa sukacita. Hujan yang dinanti-nantikan.

Hujan yang menyegarkan.

Hujan yang menyejukkan.

Hujan yang menyenangkan.

Lalu menciptakan sebuah pelangi setelahnya. Warna-warni menawan yang tak membosankan sepertiku.

Bae.

Senyumnya mengusik benakku. Membuat langkah-langkahku meringan. Membuat relungku berantakan. Mungkinkah karena dia adalah Bae yang lain? Atau karena dia adalah Bae Suzy?

Aku tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Aku tak mencintainya pada delapan detik pertama. Semuanya karena rasa penasaran. Dia adalah Bae. Dan aku ingin lebih mengenalinya.

Apa yang harus kulakukan untuk mendekatinya?

Dia tak terjangkau. Hanya pria itu yang selalu di dekatnya. Oh Sehyun? Atau apalah itu. Aku tak peduli. Hanya Bae. Hanya dia yang ingin kuketahui.

Aku tak bisa mendekatinya. Matanya selalu sinis setiap orang-orang mendekatinya. Tapi tidak untuk Sehyun dan buku. Atau Sehun? Ah, siapapun aku tak peduli. Nanti kutanyakan saja lagi saat ada kesempatan.

Tapi kapan saatnya itu?

Aku tak tahu.

Tapi yang jelas, aku berharap takdir mempertemukanku lagi dengan Bae. Saat SMA, mungkin? Haruskah kuikuti dia?

Yah, tentu saja harus.

Karena dia adalah Bae.

Bae Suzy.

Hujan yang menyegarkan.

Hujan yang menyejukkan.

Hujan yang menyenangkan.






🏵fin🏵

Bae & Her LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang