🏵🏵🏵
Hari minggu, Myungsoo tak juga menelepon atau mengabariku.
Kuputuskan untuk menemuinya di rumahnya. Kulihat ada sebuah mobil metalik terparkir di halaman. Suatu hal yang jarang terjadi. Myungsoo selalu nyaman mengendarai motor besar miliknya. Sepertinya sepupu Myungsoo sedang berada di rumah.
Aku menekan bel. Beberapa saat kemudian muncul-lah pria bernama Eun Woo. Pria berperawakan tinggi, dengan kulit putih bersih, seperti idol Korea. Astaga, benar - benar tampan.
Matanya tampak menerawang. Kemudian menghampiriku dengan raut bingung.
"Cari siapa?"
Aku tersenyum ramah.
"Myungsoo ada?"
Dia terlihat sangat terkejut. Mungkin dia berpikir wanita macam apa yang menemui adik sepupunya yang sakit itu.
"Ada. Sedang tidur."
Dia tak juga mempersilahkanku masuk.
"Aku cuma ingin mengeceknya saja. Myungsoo tidak meneleponku sedari kemarin. Padahal dia biasa mengajak kencan saat minggu." Ujarku sengaja. Sekadar trik agar dia mengerti bahwa aku bukanlah orang asing yang mungkin adalah fans Myungsoo atau bahkan wanita berkedok yang sedang ingin berjualan obat.
Dia lagi - lagi terlihat sangat terkejut. Mungkin dia baru tahu kalau aku adalah pacarnya.
"Eh, masuk, masuk." Dia segera membuka gerbang. Aku masuk, mengekorinya.
Eun Woo masuk ke kamar Myungsoo. Kudengar dia meneriaki Myungsoo agar segera bangun.
Aku duduk menunggu Myungsoo yang sedang bersiap - siap. Katanya mau mandi dulu sebelum menemuiku. Yah, memang mendadak. Motifku ke sini bukan karena ingin berkencan dengan Myungsoo. Lebih kepada, ingin mengorek informasi tentang Myungsoo. Pasti Eun Woo tahu banyak.
Aku duduk bersebrangan dengan Eun Woo. Sedari tadi dia memerhatikanku dari atas ke bawah. Apakah manusia macam diriku pantas menjadi pacar adik sepupunya yang nyaris sempurna.
Dia mengusap - ngusap dagunya. Ada sekilas senyum yang kulihat.
"Kau ini tipe Myungsoo sekali." Katanya ramah.
Aku hanya tersenyum menanggapinya. Meski kurasa dadaku sekarang meletup - letup tak karuan.
"Kau tahu artis Bae Suzy, kan?"
Aku menggeleng. Memangnya siapa dia? Mirip pula dengan namaku. Aku bukanlah penggemar K-pop. Aku lebih ke Hollywood ketimbang K-pop dan hal Asia lainnya. Bahkan aku sangat jarang menonton TV. Bagiku TV bukanlah alat yang mampu menghiburku.
"Nah, kau mirip dengannya. Myungsoo suka sekali dengan artis itu sejak main di Dream High."
Apa lagi Dream High itu?
Yang kulakukan hanya cengar - cengir, tersenyum kaku, tertawa tak kalah kaku. Hasrat untuk menggali informasi lebih banyak seperti menemui jalan buntu. Eun Woo tak memberikanku kesempatan berbicara. Mungkin dia sengaja bermain main denganku, as expected of psychologist.
"Eun Woo-ssi, Myungsoo cerita kalau dia sekarang tinggal dengan sepupunya. Itu Eun Woo-ssi?" Benar - benar sebuah basa - basi yang kelewat basi.
Eun Woo tertawa lepas. Ada jeda selama sepersekian detik sebelum dia menjawabnya.
"Ternyata Myungsoo bisa sedikit terbuka juga, ya. Kau benar - benar hebat." Dia mengangkat kedua jempolnya.
Wajahku memerah. Terasa panas kurasa. Tetapi kata 'sedikit' itu agak menggangguku.