_Seperti halnya pelangi datang dg sejuta keindahan, Pergi tanpa jejak_
****
5 bulan 19 hari, 8 jam, Tinggal menghitung hari Hukum Mati Swara akan di laksanakan, selama itu pula tidak ada yg menjenguk nya dalam penjara, hanya sesekali Ragini diam diam menjenguknya, membawakan bekal makanan dan mengatakan semua akan baik baik saja.
Sanskar, menjelma menjadi laki laki bejat, keluar malam pulang malam, berjudi,mabuk,emosional,pemarah,dan berubah menjadi laki laki dingin dan tertutup. Tidak ada yg berani membantah setiap kali dia berbicara.
Keluarga maheswari berupaya berpola tingkah seperti sedia kala, melupakan beban yg melilitnya. Hanya saja, Sekeras apapun mereka berusaha biasa saja, kenyataannya keluarga itu tak seharmonis dulu.
Swara menjalani harinya dg menyibukkan diri membantu setiap kegiatan di penjara, dia hanya tak ingin sisa waktu sebelum hukuman mati terbuang percuma, Dia ingin menjadi orang yg bermanfaat setidaknya sedikit dari kebaikannya di kenang.
Seperti hari ini Swara membantu para polisi wanita menyiapkan makanan untuk para tahanan, Lambat laun anggapan mereka tentang Swara Seorang pelenyap mulai memudar.
Inspektur Khanna, wanita Yg menjabat sebagai kepala kepolisian wanita itu Seakan tak terima jika swara harus di hukum mati, Berulang kali dia menjelaskan namun tetap tak di anggap. Wanita dg Usia 27 tahun itu terus mencari keadilan untuk swara, Inspektur Khanna, lengkapnya Aqyra Farkhanna Wanita single dan belum menikah. Lebih tepatnya baru kau menikah.
"Inspektur Zain, Anda seorang kepala kepolisian, bagaimana mungkin wanita yg jelas jelas berhati selembut sutra seperti swara ingin kau jatuhi hukuman mati"
Keluhnya Emosi,"Hukuman tetap hukuman Aqyra Mau kau bersikeras seperti apapun hukuman itu akan tetap terlaksana, Hakim sudah memberi waktu 6 bulan untuk mencari bukti, tapi kau lihat tidak ada satu pun dari keluarganya yg datang, bahkan pengacara pun dia tidak punya"
Papar Zain tanpa melihat Emosi wanita yg berdiri di depannya."Aku pengacaranya, dan aku juga keluarganya, Aku akan buktikan pada semua orang, bahwa swara tidak bersalah, Apapun yg terjadi ini tidak adil untuk Swara Zain"
"Aqyra, berhenti mengusut masalah ini, Kenapa kau begitu keukeh mencari keadilan untuk swara, sedangkan keluarga juga suaminya tidak perduli akan hal itu"
"Zain dengarkan aku, Aku tau seperti apa swara,dan bahkan Swara pernah hampir mati karena menolongku,Jadi aku akan melakukan apapun untuk membebaskannya".
"Kasus yg dialami Swara itu Berat aqyra, kau tau sendiri, tidak ada bukti, suaminya selalu emosi setiap kali mendengar nama swara, adiknya depresi, dan musuhnya pergi entah kemana, lalu pada siapa kau akan mencari bukti? Berhenti dan biarkan hukum yg berbicara"
Tukas Zain, membuat Aqyra membulatkan mata tak percaya."Omong kosong macam apa ini zain, Kau menyudutkan wanita tak bersalah, Ingat Zain tidak ada seorang ibu yg tega membunuh anaknya, Jika Swara mau kenapa tidak dia bunuh anaknya dulu waktu masih berupa segumpal darah"
Emosi Inspektur Khanna kembali tersulut, harapannya kekasih yg akan ia nikahi beberapa bulan ini akan mendukung nya, tapi ternyata harapannya kandas.."Aqyra Stop, Aku bukan menyudutkan swara, hanya saja Aku hanya menjalankan tugasku, dan lebih baik kau juga menjalankan tugasmu dg baik, Permasalahan yg menimpa para tahanan bukan urusan kita, kembali dan bekerjalah"
"Zain" (Panggilnya emosi)
"Dengarkan aku baik baik, Aku akan membawa bukti itu di depanmu,dan aku pastikan kau juga para hakim,termasuk Sanskar suami swara akan meminta maaf pada nya, Aku janji, Ini janji seorang Inspektur Khanna, Jika aku tak berhasil membebaskan swara dari hukuman mati, Aku tidak akan pernah Menikah dg mu Inspektur Zain, dengan atau tanpa dirimu"
Ucapan Aqyra seakan seperti sambaran petir, bagaimana mungkin dia mengorbankan cintanya hanya demi kasus serumit ini, Mengingat Pernikahan itu adalah impian terbesarnya dg aqyra, selama 3 tahun hanya jadi wacana, dan kini impian yg sebentar lagi terwujud harus jadi taruhannya."Apa, Tidak,Aku tidak setuju Aqyra,jangan korbankan mimpi kita, jangan jadi wanita bodoh hanya karna kasus ini"
"Aku tidak perduli zain, Jika kau tidak mau pernikahan ini batal, bantu aku, dukung aku, dan percaya aku akan temukan bukti"
Ucap Aqyra tandas, tanpa perduli dg persetujuan zain, Inspektur Khanna berlalu begitu saja, meninggalkan ruangan inspektur zain yg mendadak kekurangan oksigen.*****
Diruang keluarga maheswari, dimana saat itu semua orang tengah sibuk menyantap sarapannya, Sarsmista--ibu swara juga ragini ,tiba tiba datang tanpa memberi kabar, Semua orang terkejut,terlebih Sarsmita belum mendengar kabar bahwa swara di penjara,juga cucunya Syakira telah tiada.
"Maa" (Lirih ragini tak percaya ketika melihat Sarsmita menuruni tangga rumahnya,menuju ruang makan saat ini)
"Salam" (sapanya ramah)
"Sarsmita, kapan kau tiba di sini, Kenapa kau tidak bilang terlebih dahulu?"
Tanya annapurna mencoba mengendalikan suasana yg berubah tegang."Ha ma, Kenapa kau mendadak datang, harusnya aku menjemputmu di bandara"
Timpal ragini, bingung, bagaimana jika nanti ibunya bertanya soal swara atau syakira."Aku tiba tadi pagi jam 2, lalu aku pulang ke badhi, dan pagi ini aku kesini, Aku merindukan cucuku,"
Semua orang terdiam, wajahnya tegang,sedih,bingung,Semua seakan terlalu cepat."Dan dimana Swara,Sanskar,juga Syakira?"
Tanya nya ketika melihat, 3 bangku kosong disana.Seakan ada sesuatu yg melilit kerongkongan mereka, Semua diam, ragini bungkam, Laksya menggenggam jemari ragini,seakan menyalurkan energi positif. Sarsmita menatap satu persatu anggota keluarga maheswari, diam,tidak ada satuan tidak ada jawaban.
"Swara...Swara...Swara.. ini Ma sayang, kau dimana, Swara"
Teriaknya memanggil, Sanskar menuruni tangga rumahnya dg sempoyongan, Penampilannya awut awutan, cara bicaranya ngelantur, Dia mabuk."Swaraaaa..."
Panggil Sarsmita terhenti ketika melihat kondisi sanskar, dia menatap curiga sedangkan anggota keluarga yg lain hanya diam, seakan menyiapkan mental dg segala kemungkinan yg terjadi."Apa yg kau lakukan, sanskar kau mabuk?"
Tanya Sarsmita curiga, bahkan dia mencium bau alkohol."Mmm" erang Sanskar berjalan sempoyongan. Dia seakan lupa jika dia sedang berhadapan dg ibu mertuanya.
"Sanskar,dimana swara,dan kenapa dia membiarkan mu mabuk seperti ini"
Mendengar nama swara kembali di sebut, emosinya membubcah,dia bahkan melempar botol minumannya ke lantai, menciptakan suara kegaduhan yg semakin membuat suasana mencekam."Jangan pernah menyebut nama Pelenyap itu di depanku!!"
Kelakar Sanskar penuh emosi, Sarsmita terkejut mendengar nama Swara di sebut sebagai seorang pelenyap."Pelenyap? Siapa yg kau maksud seorang pelenyap?"
Tanya Sarsmita menaikan nada bicaranya. Ragini terdiam rasa bersalah itu kembali lagi, harusnya dia bisa menyelesaikan masalah ini sebelum ibunya datang berkunjung."PUTRIMU.... Putrimu seorang Pelenyap"
Jawab Sanskar berjalan sempoyongan, menunjuk arah Sarsmita."Kau lihat, Putrimu sudah membunuh Putriku"
Ucap Sanskar seraya menunjuk sebuah photo Syakira yg di beri kalung bunga, tanda telah tiada..Sarsmita tak percaya, Kenapa dia tidak melihat foto itu disana, hatinya sesak, dia melihat keluarga maheswari satu persatu, pandangannya jatuh pada ragini yg terdiam, tapi isaknya mulai terdengar."Tidak, itu tidak benar!! Putriku bukan seorang pelenyap,...!!"
Ucap Sarsmita bergetar, suaranya parah, airmata nya mulai mengalir."PUTRIMU PELENYAP"
Ucap Sanskar lantang, membuat mereka mendongak tak percaya, Amarah itu menguasai Sanskar. Bukan amarah lebih tepatnya akalnya sedang tidak berjalan.*****
Huhuhuhu...... Kembali lagi, maafkan daku, daku khilaaf , Ini udah buanyak yak aku nulisnya, 1150 kata loh, Kasih komentar kek, capek tau nulis ini mah, biar semangat, biar kasus swara juga cepet kelar.
Btw gue esmosi sama babang Sanskar marahnya keterlaluan, pengen gue tabok deh sumpah :')
Ini ceritanya menguras emosi doang yha dari part awal sampai akhir, jadi maaf kalau nggak ada romantisnya.Seeyou soon..
Tinggalkan jejak yes!!Loveyoumore.
"Vebryanie_Nur"

KAMU SEDANG MEMBACA
S E L A M A N Y A_Cinta (Complete)
De TodoJangankah masalah, Takdir pun akan aku Lawan. Ketika Cinta Swara dan sanskar kembali di uji, dengan Segala hal yang memilukan, Keterpurukan sanskar kian mendasar, Swara Harus rela menerima hukuman mati,atas kesalahan yg tidak sepenuhnya ia lakukan...