13

187 46 1
                                    

Kota besar dengan berbagai macam hiburan yang disuguhkan. Dimulai dari pagi hari hingga tengah malam, rasanya kota ini tak pernah sepi oleh kesibukan.

Waktu menunjukkan hampir tengah malam ketika sebuah keributan timbul di salah satu night club. Keributan yang berasal dari sisi kanan ruangan membuat atensi beberapa pengunjung teralihkan. Memilih memanjakan mata dengan keributan yang cukup mengundang decak kagum.

Bagaimana tidak? Seorang pria yang setengah mabuk, melawan tiga pria botak bertubuh liat. Dan tentu saja pria setengah mabuk itu cukup mampu dikatakan gesit untuk waktu setengah jam tanpa tertangkap oleh ketiganya.

"Ada keributan apa lagi?" ucap pria yang baru saja memasuki club.

Beberapa minggu terakhir dirinya telah absen memeriksa bisnis kecilnya ini. Dan ketika ia berada di sana untuk sekedar membuang penat, lagi-lagi ia dibuat lelah dengan sebuah keonaran.

"Akan saya cek, Sir." ucap salah satu pegawai yang memang ia tugaskan menjaga clubnya ini.

Tidak butuh waktu lama untuk sang anak buah kembali dan membawa laporan yang ia inginkan.

"Salah satu tamu VVIP membuat keributan lagi. Apa harus saya amankan, Sir?"

Pria tersebut memperhatikan sejenak keributan yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia melihat seorang pria dengan pakaian casualnya menghantam pipi beberapa orang di sana.

Ia terkekeh sejenak saat mengetahui siapa tamu VVIP yang membuat keributan kali ini.

"Hentikan kerusuhan ini, bawa dia ke ruangan ku. Aku yang akan mengurusnya." Setelah mengatakannya, sang pemilik club tersebut berjalan pelan untuk menuju ruangannya.

Sepuluh menit, tamu VVIP yang mengacau di tempat bisnisnya telah duduk tenang di hadapannya.

Cukup mengesankan. Lolos dengan hanya luka robek di ujung bibir, dan meninggalkan dance floor dengan beberapa orang yang memar dan patah di beberapa ruas tulang.

Sang pemilik club tersebut berdehem pelan, "Aku tahu kau tidak sepenuhnya mabuk."

Tamu VVIP yang sedari tadi tertunduk mengangkat sedikit kepalanya untuk memandang siapa yang sedang mengajaknya berbicara. Hanya dua detik, tatapannya beralih tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Sang pemilik club menyesap sedikit vodka di hadapannya, "C'mon Jas, kita selesaikan dengan cepat permasalahan ini."

Jasper terkekeh pelan, "Kau yang memiliki masalah, bukan aku."

"Dengar, tiga hari kau berkunjung kemari dan membuat keributan secara terus menerus. Kau sebut itu dengan tidak memiliki masalah?"

Jasper mencebik sebal, "Sudahlah, bahkan kau cukup handal untuk mengatasinya."

Sebelum Jasper mampu mengelak, sebuah tangan mendaratkan pukulan kerasnya pada pipi kanannya. Manambah lebar luka robek yang ia derita.

"Think before speak, dude! Kau fikir aku hanya mengurusi masalahmu saja?!"

Ditatap dengan tatapan tajam tidak membuat seorang Jasper merasa gentar, "Kau fikir aku perduli?"

Pria pemilik club yang baru saja Jasper buat kacau hanya menggeleng lelah kepalanya, "Kekesalan mu selama tiga hari ini sepertinya banyak menguras emosi mu, kau butuh lawan yang imbang. Ingin mencoba suatu hal yang baru?"

"Kau tentunya mengetahui selera ku dengan baik," ucap Jasper dengan menyalakan sepuntung rokok di sudut bibirnya.

"Ku pastikan kau akan menyukainya."

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang