23

160 45 24
                                    

Setelah perdebatan kecil kemarin, Jasper belum berbaikan dengan Junior. Bukan karena Jasper yang tidak mau, melainkan Junior yang berulang kali menghindarinya.

"Aku tidak melakukan apapun, dan dia seperti membenci ku setengah mati." gumam Jasper.

Brian yang berada di sampingnya memandang tak mengerti sang atasan. "Siapa yang kau maksud?"

Helaan nafas lelah Jasper sedikit menggelitik benak Brian. Sejak kapan manusia ini mulai manusiawi?

"Aku bahkan tidak menyentuh seujung kukupun dari ibunya. Tapi cara dia melihat ku seperti benar-benar ingin memakan ku."

Brian pun mengangguk faham. Ternyata atasannya tengah gundah akibat seorang bocah yang menjadi penghalang hubungannya. Memikirkannya membuat Brian tertawa geli.

"Dia hanya berusaha melindungi ibunya, Jas."

Wajah Jasper mendadak tidak terima dengan kata-kata Brian. "Kau mengatakan seakan-akan aku adalah orang yang berbahaya."

Brian meringis pelan, Nyatanya kau lebih dari kata berbahaya.

"Maksud ku," Brian mencoba menjelaskan secara perlahan, "Athena tidak pernah terlihat dekat dengan lelaki manapun. Kecuali Ares, dan Zhang Xiu. Jadi wajar, karena Jun adalah anak lelaki satu-satunya. Dia merasa harus menjaga sang ibu."

Jasper mengangguk mengamini. "Kau benar."

Tiba-tiba dirinya teringat dengan laki-laki yang masih menyadang status sebagai Papa Junior. Sepertinya ia harus segera melakukan sesuatu untuk melepas status itu.

"Terlebih, kau tidak terlalu dekat dengan Jun." lanjut Brian enteng. Tanpa berfikir perubahan raut seperti apa yang sekarang tercetak di wajah sang atasan.

Jasper menggeram pelan. Giginya mengetat saat memikirkannya.

"Batalkan jadwal hari ini!"

Mata minim Brian melotot tiba-tiba. "Tapi hari ini kita harus pergi ke gedung lokasi un—"

"Reschedule." tanpa menunggu Brian membuka bibirnya lagi, Jasper terlebih dulu melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerjanya.

"Damn!"

Mengabaikan umpatan Brian, Jasper tetap melangkahkan kakinya ke arah dapur untuk membasahi sedikit kerongkongannya yang kering.

Namun langkahnya seketika terhenti saat menemukan Junior tengah tersenyum kecil saat melihat sang ibu yang tengah memasak. Senyuman yang bahkan tak pernah Jasper lihat sejak awal bertemu bocah itu.

Sepertinya mereka sedang memiliki waktu yang cukup baik untuk saling berbagi tawa.

Setelah cukup lama berdiri mengamati keduanya, Jasper kembali melangkahkan kakinya memasuki area dapur. Ia mendekati lemari es dan membuka salah satu pintunya.

Ia mengetahui dengan jelas bahwa Junior tengah memperhatikan gerak-geriknya yang sedang meneguk sebotol cola melalui ekor matanya.

"Kunjungan lokasi dipindah ke lain hari."

Athena yang tengah memotong tomat isi dari croissant untuk sarapan mereka tersentak pelan. Akibat ulahnya, ia tak sengaja mengiris pelan telunjuk kirinya. Ringisan pelan yang keluar dari bibirnya tentu membuat kedua lelaki itu berjalan cepat ke arahnya.

Dengan sigap, Jasper membawa telunjuk kiri Athena kearah westafel. Ia mencucinya pelan dengan sesekali meniupnya.

"Bodoh! Jika kau tak bisa memasak, diam saja." cerca Jasper. Bibirnya tak berhenti meniup-niup pelan bekas luka sayatan itu. Luka yang cukup dalam menurut Jasper.

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang