21

165 46 3
                                    

Aphrodite berlari kecil menuruni anak tangga ketika melihat Alec memasuki ruang tengah.

Melihat hal tersebut, Alec lebih memilih menyusulnya sebelum wanitanya sampai di anak tangga terakhir.

"Slowly baby, kau tidak ingin menyakitinya bukan?"

"Apa ada kabar tentang mereka?" Aphrodite lebih memilih mengacuhkan pertanyaan Alec.

Semenjak kejadian hilangnya Athena dan Junior, Aphrodite tidak berselera melakukan apapun. Bahkan makan dan meminum susu hamilnya, tidak akan berhasil jika Alec tidak memaksanya. Alec, dan juga Ares dibuat frustasi akan hal itu.

Pria tersebut lantas mengangguk pelan, tatapannya menelusuri pahatan indah di hadapannya. Perlahan matanya menangkap binar bahagia di wajah cantik itu. Ia usap pipi merah yang mulai gembul semenjak memasuki masa hamil. Alec mengakui, sejak kehamilannya Aphrodite benar-benar semakin mempesona di mata Alec.

"Sungguh? Katakan cepat di mana mereka!"

"Bersama Jasper."

Jasper?

"Ah, Benar! Aku lupa menanyakannya padamu. Siapa Jasper itu?" tiba-tiba Aphrodite mengingat jika ia tak mengetahui apapun dengan pria bernama Jasper itu. "Aku hanya mengetahui satu Jasper, dan itu adik mu. Sayangnya aku tidak mengetahui Jasper yang satu ini."

Alec terkekeh, ia menuntun Aphrodite manapaki anak tangga. Tak baik bagi ibu hamil ini jika bercakap-cakap di tengah-tengah anak tangga seperti itu. Hal tersebut juga akan menyebabkan kaki Aphrodite membengkak karena terlalu lama berdiri.

"Jasper adik ku, dengan Jasper itu adalah orang yang sama," ucap Alec tenang saat keduanya telah sampai di dalam kamar wanita itu. Dengan lembut ia usap punggung tangan Aphrodite, menyalurkan sengatan-sengatan hangat disana.

Mendengarnya, Aphrodite hanya mengangguk takzim, "Oh, jadi adik mu adalah Daddy Ju– WHAT THE HELL!"

"Language please, baby." Alec memotong cepat sebelum Aphrodite menyelesaikan umpatannya. Tangannya terulur menelusuri bibir ranum itu. Ia tertawa geli ketika Aphrodite baru menyadari akan keadaan yang sebenarnya ketika wanita tersebut hampir menyelesaikan kalimatnya.

Aphrodite mejauhkan tubuhnya dari Alec, kepalanya begitu penuh dengan berbagai pertanyaan. Ia bergerak sesuka hati dengan wajah yang sarat akan kegelisahan.

Mendadak raut wajah Alec berubah keruh karena tak menyukai situasi ini. Berjauhan dengan Aphrodite, ketika jelas-jelas wanita itu berada di hadapannya.

"Stay away!" seru Aphrodite ketika Alec bangkit dari ranjangnya untuk mendekat kearahnya.

Dan langkah Alec sontak berhenti akibat teriakan itu.

"What happen?" Alec mencoba mendekat ke arah wanitanya lagi. Namun urung ketika mendapat tatapan tajam itu. Ia sadar kali ini tidak akan mudah membujuk wanitanya.

"Jadi, daddy biologis Junior adalah Jasper Meraz bawahan mu itu?!" lagi-lagi tatapan tajam Aphrodite semakin membuat Alec berdiri tak nyaman.

Alec sadar, kondisi Aphrodite pada awal kehamilan memang tidak mudah. Terlebih dengan emosi yang selalu berubah-ubah dengan begitu cepat.

Alec mengangguk, lalu menggeleng pelan. "Benar untuk dia adalah Daddy biologis Jun, dan salah untuk dia adalah bawahan ku. Dia adik ku, honey."

"I dont fucking care about that!"

Mata Alec terpejam saat bibir gadis itu mengumpat. Ia dapat melihat jelas kemarahan di mata indah itu.

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang