18

186 44 14
                                    

Dengan cepat Ares turun dari mobilnya dan segera memasuki gedung tinggi tersebut. Ia masuk kedalam box baja persegi itu dan mulai naik menuju lantai yang dituju.

Dibelakangnya terlihat Zhang Xiu bersama dengan Alec yang berlari mencoba mengejarnya.

Tepat ketika pintu penthouse itu terbuka, Ares menerjang tubuh pria tersebut dan membuatnya limbung seketika. Ia beberapa kali melayangkan bogeman mentahnya tepat pada wajah tampan itu.

Zhang Xiu, dan juga Alec mencoba menahan Ares yang tetap bernafsu untuk memukuli Jasper. Sedang di sisi lain Jasper justru menerima segala pukulan tersebut tanpa perlawanan.

Jasper diam bukan berarti dirinya tak mampu melawan Ares. Jika ia mau, Ares bisa dipastikan mendapat apa yang Jasper terima berkali-kali lipat dari ini. Justru karna itu adalah Ares, ia memilih untuk tidak melawan.

"Nero, panggil Dean kemari." perintah Alec saat melihat kondisi Jasper yang terduduk lemah di atas sofa. Sudut bibirnya terlihat sedikit robek. Jejak darah yang masih mengalir tercetak jelas pada kening sebelah kanannya.

Diseberangnya, terlihat Ares tengah duduk dengan tangan yang menopang kepalanya. Terlihat sedikit memerah pada buku-buku jarinya, akibat berhantaman langsung dengan wajah tampan milik Jasper.

Kembali pada perintah Alec, Jasper mengeleng lemah mendengarnya, "Batalkan perintah." dan dengan berat hati Alec menurutinya.

Saat lagi-lagi pandangan keduanya bertemu, Jasper melihat kilatan amarah di mata Ares. Kobaran api yang teramat besar untuk pertama kalinya ia saksikan dalam diri Ares.

"Aku cukup beruntung bukan, tidak berakhir sebagai kelinci percobaan alat kejut jantung terbaru mu?" ucap Jasper dengan kekehan kecil. Ia merasakan cairan kental menyerupai rasa besi berkarat di sudut bibirnya.

Tangannya bergerak untuk mengusapnya. Dan sialnya pergerakan kecilnya membuat perut yang berulang kali dipukul oleh Ares kembali menegang.

Sedang Ares di sisi yang lain mencoba menahan geraman yang muncul ketika mendengarnya. Sungguh, ia menahan setengah mati niatnya untuk merealisasikan ucapan Jasper.

"Hentikan Jassper." Alec berdecak pelan, ia tak ingin ada pukulan lagi yang terarah pada pria itu. "Ares, jelaskan dengan cepat, dan aku yang akan mengurus sisanya."

Bak predator yang tengah mengintai hewan buruannya, pandangan Ares tak pernah lepas dari Jasper, "Jangan pernah kau berani mendekati Athena maupun Junior lagi setelah ini!"

Raut wajah Jasper mendadak berubah rileks, "Aku berfikir jika kita tidak akan bersinggungan lagi mengenai Athena ataupun bocah itu. Bisa kau beri aku alasan mengapa aku harus menuruti permintaan mu?"

Bibir Ares menipis, "Ini peringatan. Bukan permintaan!"

"Apakah aku terlihat perduli?" dengan senyum angkuhnya, Jasper menatap Ares dengan begitu berani.

Membuat Ares tak henti-hentinya menahan kepalan di kedua tangannya. Mendadak dirinya menjadi menyesal akan keputusannya yang bermain halus dengan pria ini. "Cukup jauhi mereka. Kau mengetahui betul seberapa cepat kinerja alat kejut jantung terbaru ku."

Mendengar ancaman secara tidak langsung yang berasal dari mulut Ares, Jasper merasa ingin tertawa sekencang-kencangnya. Sayangnya bukan ini yang Jasper mau. Ia tidak menginginkan jalan cerita seperti ini. Tidak untuk semudah ini.

Jasper hanya tersenyum tipis pada Ares, "Aku yakin kau masih mengingat letak pintu keluar berada di mana."

Tak ingin berlama-lama lagi, Ares juga Zhang Xiu segera berdiri dan berjalan menuju pintu keluar. Saat dirinya mencapai ambang pintu, Ares berbalik untuk menatap sekilas punggung sahabat baiknya itu, sebelum pintu itu benar-benar tertutup.

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang