26

223 48 10
                                    

Kamar bernuansa cozzy tersebut begitu tenang. Sinar rembulan mengintip malu-malu melalui celah-celah gordyn putih tulang itu. Angin pantai berhembus pelan mengirim sensasi dingin yang menusuk tulang.

Di dalamnya terlihat seorang wanita tengah meringkuk di atas pelukan sebuah ranjang besar. Tak jauh darinya, terlihat seorang pria tengah duduk tenang dengan pandangan tak lepas dari hamparan pantai.

Racauan kecil dari bibir cherry sang wanita membuat konsentrasi pria tersebut terusik. Dengan langkah tenangnya, ia mendekati ranjang besar tersebut.

Entah mengapa ia merasa jantungnya melakukan tugasnya sedikit lebih cepat dari semestinya. Sedikit lebih cepat, catat itu.

"Hey, bangunlah." ia menepuk lembut pipi Athena. Mencoba membangunkan dari mimpi buruk yang terlihat begitu menyeramkan, nampaknya.

Merasa tidurnya terusik, manik ruby itu perlahan terbuka. Athena terdiam sesaat, ia mengamati pria di hadapannya. Tangannya terulur untuk menyentuh wajah rupawan tepat di hadapannya.

"Jasse,"

Jasper terdiam saat bibir Athena menyebut nama itu. Debaran itu muncul kembali. Hanya saja, mengingat persoalan Junior, rasa khawatirnya jauh lebih besar. Terlebih saat ini Athena tengah tidak baik-baik saja.

Tangan besarnya terulur untuk mengusap peluh di wajah Athena. Mimpi buruk seperti apa yang bisa membuat gaun pantai yang dikenakan wanita ini terlihat sangat basah?

Lihatlah, jika Jasper tidak melihat kondisi Athena secara langsung, sudah pasti ia akan mengira jika wanita ini sehabis berenang.

Tiba-tiba dirinya merasa seperti pria menyedihkan setelah melihat penampilan Athena selepas bangun tidur.

Sialan!

"Ganti gaunmu dengan sesuatu yang lain. Kau akan sakit jika terus mengenakan itu."

Athena menggeleng kuat. Air matanya masih saja keluar sekalipun ia telah terbangun dari mimpi buruknya. Entah mengapa gadis ini terlihat begitu cengeng malam ini.

Bahkan sebelum Jasper sadar akan penolakan Athena, tubuhnya terlebih dahulu diterjang oleh Athena. Yang ia rasakan saat ini hanya pelukan di tubuhnya, juga dadanya yang telah basah oleh air mata Athena.

"Jasse, kembalikan Junior ku. Kembalikan anak ku."

Athena terus meracau dalam pelukan tubuh Jasper yang tidak mengendur sedikit pun. Mendengarnya, Jasper hanya menggeleng pelan.

Ia merangkum kedua sisi kepala Athena. Mengikat pandangan satu sama lain. Mencoba mengatakan lewat tatapannya bahwa bukan hanya Athena yang khawatir akan kondisi Junior saat ini.

"Dengarkan aku. Lupakan segala hal, dan mulailah tidur. Abaikan mimpi-mimpi bodoh itu. Junior akan segera kita temukan. He will always be yours, Athena." tatapan Jasper begitu yakin saat mengucapkannya. "Aku bersumpah atas kehidupan ku."

Terlihat Athena mengangguk pelan. Jejak air matanya masih tercetak jelas di pipi mulusnya.

"Kembalilah tidur. Aku akan menjagamu dari sofa itu." Jasper menunjuk sofa yang sedari tadi ia duduki.

Mata Athena mengikuti arah tunjuk Jasper. Ia melihat kursi putih tulang yang tengah menghadap ke kaca besar. Disana dengan jelas menampilkan keindahan laut malam.

Ketika ujung matanya menangkap pergerakan Jasper yang hendak meninggalkannya, ia segera menahan sisi samping celana piyama satin milik Jasper.

"Tetap disini." pinta Athena memelas. Matanya masih menyiratkan gambaran ketakutan itu.

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang