35

197 46 27
                                    

"Tahan sebentar."

Namun justru ia mengelak dari tangan kecil yang sedang mengusap ujung bibirnya dengan kasa lembut. Menyingkirkan tangan Athena dengan halus.

Tak memperdulikan luka-luka yang nyatanya memang tak seberapa baginya, ia bangkit dari ranjang pastel milik Athena untuk mendekati sofa. Mengambil sweatshirt miliknya, dan mulai mengenakannya.

And of course, Athena tidak akan tinggal diam. Ia segera merebut sweatshirt Jasper, tanpa memperdulikan setajam apa pria itu memandanginya saat ini.

Ia raih pergelangan tangan Jasper untuk ia bujuk. Memberi sedikit usapan kecil di sana. Menyalurkan perasaan bahwa ia benar-benar ingin mengobati luka-luka itu.

"Aku adalah penyebab semua luka di tubuhmu. Luka tembak itu, memar di wajah mu, juga luka akibat serpihan kaca di punggung mu. Jadi mengapa tidak kau biarkan aku untuk bertanggung jawab? Sekalipun aku tahu jika itu tak sepadan dengan semua luka mu."

Athena memandang dalam netra gelap Jasper. Tak ingin lebih lama lagi, ia kembali membaringkan tubuh Jasper di ranjang miliknya. Lalu mengambil beberapa kasa dan obat luka.

Perlakuan Athena semakin memunculkan tanda tanya dalam kepala Jasper. Terlebih bagaimana cara wanita ini berucap dan menatap dirinya.

Tangan Athena dengan perlahan mengusap luka di ujung bibir Jasper. Mencoba membersihkan bercak darah yang ia ketahui mulai mengering.

Hanya satu pukulan yang Ares beri, dan ujung bibir pria ini sobek? Bayangkan apa yang terjadi pada wajah ini jika ia tak segera menahan Ares tadi.

Pandangan Jasper tak lepas dari wajah yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Mengamati bagaimana seriusnya wajah itu. Dan menikmati bagaimana cantiknya paras Athena walau sedang tegang sekalipun.

"Athena,"

Sang empu hanya berdehem. Terlalu fokus pada luka-luka Jasper, sehingga bibirnya pun enggan mengeluarkan banyak kata.

"Aku juga membuat banyak luka. Di tubuh, bahkan hati mu. Dan aku yakin itu membekas, bahkan hingga saat ini. Tidak 'kah kau bersedia memberiku kesempatan untuk mengobatinya?"

Gerak tangan Athena terhenti. Pertanyaan spontan yang Jasper beri memberikan serangan langsung pada kerja jantungnnya. Mendadak kerja otaknya terhenti. Membuat tubuhnya serasa mati rasa.

Apakah ruangan ini kedap udara? Mengapa rasanya sulit sekali untuk paru-paru kecil Athena mendapatkan pasokan udara.

"Breath, Athena."

Bersyukurlah pria ini masih bermurah hati untuk mengingatkannya.

Athena segera mengalihkan pandangannya dari perangkap mata Jasper. Tak disangka jika sedari tadi ia terpaku pada netra gelap itu.

"Kau yang memaksa ku menerima tanggung jawab mu. Dan kenapa kau menyudahinya, bahkan ketika luka ini baru kau obati setengahnya?"

Athena tergagap. Gerakan tangannya yang mulai membereskan kotak obat terhenti akibat pertanyaan itu. Bahkan masih setengah luka di tubuh Jasper yang belum Athena obati. Ia merasa bernar-benar harus segera menjauh dari pria ini.

"Answer me, Ms. Andreas."

Athena menggeleng, "I haven't idea what are you talking about."

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang